Kalimat itu seolah menamparku. Seakan Dewi tahu kondisiku. Padahal aku tak pernah bercerita pada siapapun masalah hidupku. Â Air mata tertahan di pelupuk mataku. Aku tak ingin orang lain tahu kesedihanku. Namun benar kata Dewi, Aku harus berterimakasih pada diriku sendiri yang sudah begitu hebat melalui semua ujian dari Allah SWT berupa masalah dalam keluargaku ini. Â Jalanku masih panjang, aku harus membuktikan pada Ibuku bahwa aku akan menjadi perempuan sukses yang bisa membawa nama baik keluargaku dan membuat Ayahku menyesal telah melukai hati kami.
Aku juga berjanji tak akan pernah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain. Sebab sesakit itu rasanya Ayahku dirampas oleh orang tak dikenal dalam hidupku. Semoga aku bisa menjadi kebanggaan keluargaku dan membiayai adik-adikku hingga usai sekolahnya nanti. Terimakasih Dewi.. Kamulah sahabatku yang sesungguhnya. Sahabat yang dirkim Tuhan untuk menguatkanku disaat aku tengah rapuh dan tak berdaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H