Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Selling is Helping: Bisnis Distro Baju Renang dari Rumah

12 Agustus 2021   20:18 Diperbarui: 12 Agustus 2021   20:33 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode Jadi Ibu Rumah Tangga Setelah 8 Tahun Jadi Ibu Bekerja

Sejak memutuskan tidak lagi kerja kantoran dengan alasan anak-anak membutuhkan lebih banyak pengawasan dan perhatian,   aku mencoba mencari peluang bisnis yang bisa dikerjakan dari rumah.  Saat melamun itu, aku kepikiran ingin berenang. Sudah lama sekali aku gak berenang apalagi karena pakai hijab susah cari pakaian renang yang nyaman. 

Ternyata nyari baju renang  yang modelnya syari berhijab susah banget di Yogya.  Setelah browsing di medsos, Alhamdulillah aku menemukan seorang teman di FB yang produksi baju renang. Setelah japrian dan tanya-tanya kok aku tertarik untuk jadi distributor wilayah Yogya. Pikirku kenapa gak sekalian saja sih jualan. Bukankah memang di Yogya ini yang butuh baju renang model hijab sepertiku banyak? Gak ada salahnya aku menolong perempuan lain yang mencari baju renang berhijab agar lebih mudah ditemukan di Yogya. Selling is Helping! Begitu aku pernah belajar saat aku  menjadi Manajer sebuah perusahaan buku di Yogya.  

Aku ingat, modal pertama saat itu 8 juta. Aku beli beberapa pilihan warna dan ukuran. Awalnya suami sempat bilang, "Mah apa laku jualan baju renang? Kan orang kalau sudah punya baju renang paling beli sekali aja abis itu gak beli lagi."

Aku sempat berpikir iya juga sih, tapi aku jawab begini, " Gak apa-apa Pah..namanya juga ikhtiar selama masih ada orang yang suka berenang sepertinya laku kok." Begitu feelingku mengatakan.

Akhirnya dengan modal seadanya dan niat untuk punya usaha sendiri  maka pada bulan Februari tahun 2016 aku membuka  toko baju renang online dengan nama DANISHA DISTRO. Danisha itu singkatan dari kedua nama anakku yaitu Daniswari dan Hannania. Digabung menjadi DANISHA. Kalau Distro menurut Wikipedia adalah singkatan dari distribution store atau distribution outlet.  Jadi Distro itu adalah toko yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri.  Nah itu kan sesuai dengan toko baju renang aku. Bukan buatan sendiri tapi jadi distributor sebuah produk. Insya Allah kalau ada rejeki sih inginnya produksi sendiri juga.

Pemasarannya saat itu murni hanya lewat IG, FB dan WA. Adminku adalah ART di rumah yang aku latih untuk posting foto di IG, FB dan membalas pesanan via chat whatsap. Alhamdulillah ada saja yang beli meski sebulan itu hanya terjual 5 atau 7 setel. Lumayan deh bisa nambah uang jajan ART.

Agar penjualan makin meningkat, aku coba tawarkan ke toko-toko fashion muslimah di Yogya. Ada beberapa yang menerima konsinyasi. Awalnya aku senang banget dengan skema ini, namun kenyataannya pahit yah. Misalnya baju renang terjual di toko mereka itu tagihannya  Rp.5 juta. Aku diminta datang ke kantornya 1-2 bulan kemudian. Itupun bayarnya dicici beberapa kali bayar. Bukannya uang terkumpul malah berceceran jadinya. Mau belanja lagi belum cukup modal. Barang padahal sudah habis. Hmmm jadi ini siapa yang diuntungkan yah? Masa pengusaha kecil seperti aku modalin pengusaha besar seperti mereka? Mulailah jiwa bisnisku meronta-ronta.

Tahun 2017 aku pindah rumah ke kota Yogya. Sebelumnya rumahku di daerah Bantul.   Kepindahan ini juga membawa berkah, sebab suami sudah dikembalikan untuk bertugas di Yogya setelah sebelumnya 3,5 tahun ditugaskan di Jakarta. Nah saat pindah rumah ini aku berpikir untuk lebih serius membuka toko baju renang.

Suatu ketika aku ikut pelatihan Google Bisnis. Aku praktekkan semua cara yang diajarkan coachnya. Ternyata tanpa aku sadari Google Bisnis inilah yang membuka jalan menuju perkembangan Danisha Distro melesat cepat. Kenapa bisa begitu? Coba pikir deh zaman sekarang orang kalau mencari sesuatu pasti buka google. Nah kalau mencari baju renang pasti google memberikan referensi toko terdekat dari konsumen yang mencari. Kebetulan tahun 2017 itu belum banyak yang menggunakan Google Bisnis apalagi untuk kategori baju renang. 

Setelah mendapat konfirmasi dari Google bahwa  bisnis aku mendapat verifikasi dengan kode yang dikirim via pos, esoknya customer mulai berdatangan padahal tidak aku promosikan secara serius.

Jangan salah yah, lewat google bisnis ini orang akan langsung menuju rumah kita atau lokasi yang kita buat sebagai toko kita. Aku sampai kaget saat ada tamu di pagi hari bertanya, "Benar ini dengan toko baju renang Danisha Distro?" Kebayang gak sih aku masih dasteran muka belum mandi udah ada tamu yang datang. Mulai sejak itu aku jadi rajin mandi sebelum toko buka. Di google bisnis kita bisa setting toko buka dan tutup jam berapa. Bahkan aku juga setting toko off dulu saat aku harus jemput anak sekolah karena gak ada orang lain yang jagain toko. Apalagi saat itu ART ku resign karena mau menikah.

Orang yang datang makin lama makin banyak. Padahal aku belum pasang papan nama, spanduk atau menyiapkan tempat untuk jualan. Akhirnya ruang tamu aku rubah menjadi toko. Lemari buku aku sulap menjadi lemari display. Bukunya aku simpan di kardus. Nama toko aku print pakai kertas hvs dan di tempel pada dinding rumah yang terlihat orang. Benar-benar apa adanya. Seadanya.

       

Alhamdulillah meski tokonya sederhana, setiap hari ada saja satu atau dua orang tamu yang datang. Bahkan beberapa diantaranya ada yang telpon jam 10 malam minta dikirimkan baju renang ke hotel tempat mereka menginap. Waktu itu sih senang banget dapat konsumen jam berapa saja dilayani, kalau sekarang gak deh soalnya kita juga harus konsisten dengan jam buka dan tutup toko.

Nah suatu kali ada customer yang menunggu lama karena aku masih jemput anak sekolah. Kebetulan anakku keluarnya agak lama. Jadilah si customer ini kecewa dan chat kalau dia  sudah menunggu lama tapi tokonya belum buka. Sejak itu aku berpikir harus ada admin yang jaga toko. Maka akupun buka lowongan admin dan mulailah Danisha Distro punya satu karyawan.

Sejak ada karyawan penjualan makin meningkat. Sebelum ada karyawan omset hanya 2 sampai 3 juta saja per bulan. Setelah ada karyawan langsung melesat menjadi 5 sampai 10 juta per bulan. Setahun buka toko di rumah yaitu tahun 2018,  penjualan Danisha Distro rata-rata mencapai omset 15 sd 20 juta per bulan. 

Awal tahun 2019,  aku punya target bisa dapat omset 50 juta per bulan. Alhamdulillah tercapai pada bulan Agustus 2019. Setelah melihat pengunjung makin banyak, barulah aku minta ijin sama suami mau buka toko di teras rumah. Kebetulan masih ada teras yang tadinya dipakai buat parkiran motor,  sepertinya bisa  digunakan untuk membangun toko. Ukurannya kurang lebih  4 x 5 meter. Aku undang seorang desain interior dan berkonsultasi untuk membuat sebuah toko mini di rumah lengkap dengan rak displaynya.

Maka jadilah toko kecil dari rumah dimana aku menyebutnya "Home is Where Our Story Begins."  Disinilah kisah usaha kecil aku dimulai. Sebuah toko baju renang sederhana yang menggunakan teras rumah. Alhamdulillah omset setiap tahun terus meningkat dan sekarang sudah ada dua orang admin yang mengelola. Aku membaginya menjadi admin siang dan admin malam sesuai shift masuk kerjanya. Beginilah penampakkan toko Danisha Distro setelah direnovasi.

Gbr 2. Penampakkan Toko Setelah Renovasi (dokpri)
Gbr 2. Penampakkan Toko Setelah Renovasi (dokpri)

Ada kisah lucu saat pelanggan datang ke toko. Komentar ini bisa dibilang sebuah pujian sekaligus hinaan tergantung dari sudut mana memandangnya sih. Reaksi pelanggan saat datang ke toko aku biasanya :

"Oh kirain tokonya besar ternyata cuman di rumah yah"

"Aduh saya nyari-nyari di pinggir jalan ternyata tokonya di perumahan yah?"

"Mba saya tuh dibikin nyasar sama google masa saya masuk ke jalan buntu harus nyebrang sungai. Mbok bikin toko di jalan raya gitu loh mba"

"Wah hebat ya di rumah saja punya usaha sendiri. Modalnya berapa nih mba?"

"Udah lama mba bikin usaha di rumah begini? Saya juga ingin istri saya punya usaha dari rumah gak usah kerja di kantor lagi."

"Enak ya tokonya bisa disambi kerjaan di rumah dan ngurus anak. Hebat nih mbaknya kok bisa kepikiran bikin toko baju renang."

Begitulah komentar dan reaksi orang saat melihat toko aku. Ada yang mencemooh ada juga yang memuji. Namun semua komentar itu aku tanggapi dengan senyuman. Sebab baik itu kritik maupun pujian semuanya sama baiknya untukku.  Jika ada yang mengkritik pastinya itu untuk membuatku bangkit. Jika ada yang memuji pastinya aku diingatkan untuk tak boleh tinggi hati.

Aku tak merasa malu meski tokoku hanya di rumah saja, kecil pula. Kenapa harus malu, kan Selling Is Helping. Aku jualan niatnya membantu orang lain yang butuh baju renang. Justru orang harusnya terbantu dengan adanya toko aku. Kalau di mall atau di toko lain harganya mahal dan barangnya tidak sekomplit toko aku.  Jadi gak ada alasan harus gengsi dan malu karena tokonya belum layak disebut toko. Kalau teman-teman ke Yogya, coba deh cek di goole map ketik key word toko baju renang pasti masuknya ke toko baju renang Danisha Distro.

Ikhtiar dan tak lelah buat terus belajar adalah prinsip hidupku. Aku selalu mencoba menantang diri sendiri agar omset dan pelayanan tiap tahun terus meningkat. Selain ke customer langsung, aku juga membuka kesempatan pelangganku untuk menjadi resseler Danisha Distro. Rata-rata yang menjadi resseler adalah pelanggan yang puas. Hingga saat ini ada sekitar 55 orang resseler. Skema resseler ini aku bagi menjadi 3 bagian seperti yang terdapat di gambar 4 berikut ini :

Gbr 3. Skema Resseler Danisha Distro (dokpri)
Gbr 3. Skema Resseler Danisha Distro (dokpri)

Sebagai bentuk kepedulian lingkungan, toko Danisha Distro juga tidak menggunakan plastik keresek untuk pelanggan membawa baju renang. Aku menggunakan kemasan berbahan dasar singkong atau biasa dikenal dengan nama Telo Bag. Aku mengedukasi pelanggan yang datang bahwa bungkusnya ini bisa dijadikan pupuk organik jika sudah tidak dipakai lagi. Aku pasang brosur edukasinya di toko sehingga terlihat oleh pelanggan yang datang. Reaksi pelanggan sangat senang dengan diberikannya kemasan telo bag ini. Meski harganya relative lebih mahal tapi aku senang bisa menjadi bagian menyelamatkan bumi.

Gbr 4. Edukasi Limbah Plastik (Dokpri)
Gbr 4. Edukasi Limbah Plastik (Dokpri)

Episode Korona Datang

Hingga Maret 2020 usahaku terus mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Pesanan datang bukan hanya perorangan tapi dari sekolah atau kantor yang ingin membuat seragam renang. Namun kemudian ujian datang lewat wabah korona. Tak ada yang mau berenang saat wabah seperti itu. Kolam renangnya saja tutup. Bulan April 2020 penjualan baju renang turun drastis hingga omset tinggal 5 jutaan dari awalnya bisa mencapai 10 sampai 15 kali lipatnya.

 Meski sempat sedih namun aku gak mau menyerah. Apalagi ada karyawan yang harus aku gaji. Maka akupun beralih jualan masker, face shield, alat kesehatan dan mainan anak. Ternyata rejeki itu memang ada saja bagi mereka yang mau berusaha. Alhamdulillah toko aku tetap ada yang belanja produk kesehatan dan mainan anak meskipun tidak selaris sebelum korona datang. Perlahan omsetnya sudah mulai menunjukkan kenaikan lagi setelah drop hingga 70 persen.

Aku sadar sih bahwa Allah pasti tidak mau aku berada di zona nyaman. Allah pasti menginginkan aku untuk terus melewati tantangan dan ujian agar bisa terus naik kelas. Jadi lewat pandemi ini aku diajak berpikir bagaimana membuat bisnisku tetap bertahan dan terus melayani pelanggan. Untungnya aku sudah punya data base pelanggan yang cukup banyak. Aku memang minta ke adminku bahwa setiap chat yang masuk disimpan sebagai database. Yang sudah beli dikasih label nomor dan nama pelanggan sementara yang baru tanya dikasih label dengan kode "Tanya."

Setiap bulan aku membuat dua kali promo yang disiarkan ke semua kontak Danisha Distro. Ada sekitar 5000-an nomor yang disimpan sebagai pelanggan dan calon pelanggan.   Aku selalu bilang sama admin, "Mereka yang sudah tanya tapi belum beli artinya mereka sudah tertarik. Jadi nomornya harus disimpan. Suatu saat ketika kita buat promo pasti mereka akan beli baju renangnya."

Danisha Distro juga membuat program Loyality Member. Jadi setiap orang yang belanja diminta mengumpulkan notanya. Jika pelanggan belanja sudah mencapai Rp.500.000 maka pelanggan tersebut akan mendapatkan member card. Pelanggan yang punya member card mendapatkan diskon 10% setiap kali dia membeli ke toko. 

Buatku pelanggan adalah asset. Sebagai pedagang jangan hanya memikirkan keuntungan saat barangnya terjual saja tapi juga harus memberikan after sales service. Misalnya di toko Danisha Distro pelanggan boleh tukar baju renang jika kebesaran atau kekecilan dalam 2x24 jam. Begitu juga dengan produk lain seperti jas hujan modis yang aku garansi jika terjadi kebocoran.

Penjualan saat korona mewabah memang turun, namun InsyaAllah aku  tetap semangat.  Untungnya jualan di rumah itu tak perlu sewa tempat. Aku tak perlu memikirkan biaya listrik, telpon dan internet karena sudah dibayar sama suami. Aku juga gak perlu keluar biaya transport menuju kantor karena kantornya tinggal jalan kaki ke teras depan. Bajunya bebas. Mau pakai daster boleh kok asal pas ada yang beli langsung ganti gamis  dan pakai jilbab. Mau masak dulu juga gak dilarang. Asal jangan sampai gosong, diitinggal bahaya dong bisa kebakaran. Anak-anak juga bisa aku dampingi dan perhatikan karena aku lebih banyak di rumah.

Enak yah usaha di rumah sendiri. Beda banget sama zaman ngantor dulu. Jam 8 pagi sudah harus absen dan jam 5 sore baru pulang. Aku pernah merasakan bekerja di kantor  dan sekarang kerja di toko sendiri. Intinya mau jadi wanita karir atau ibu rumah tangga, tetaplah bekerja dan produktif.  Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat orang lain? Hingga saat ini aku masih aktif mengajar Paud, menulis, siaran di radio  dan menjual baju renang.  Semuanya aku niatkan untuk membantu orang lain. 

Mimpi aku sih inginnya Danisha Distro ini punya cabang di berbagai daerah di Indonesia. Siapa tahu ada pembaca kisah ini yang yang tertarik menduplikasi?  Boleh kirim email ke danishadistro@gmail.com.

Tips untuk yang mau berbisnis ala emak-emak entrepreneur berdaster seperti aku : 

"Mulailah bisnis dari hal-hal yang kita senangi. Sebab mengerjakan apa yang kita senangi seakan-akan Anda sedang tidak bekerja. Jadilah yang berbeda, miliki value yang unik dan jadilah satu-satunya. Mulailah sekarang dan jangan ditunda. Niatkan bisnis untuk membantu sesama, sebab Selling is Helping." --

  

Deassy M Destiani, Owner Danisha Distro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun