Episode Korona Datang
Hingga Maret 2020 usahaku terus mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Pesanan datang bukan hanya perorangan tapi dari sekolah atau kantor yang ingin membuat seragam renang. Namun kemudian ujian datang lewat wabah korona. Tak ada yang mau berenang saat wabah seperti itu. Kolam renangnya saja tutup. Bulan April 2020 penjualan baju renang turun drastis hingga omset tinggal 5 jutaan dari awalnya bisa mencapai 10 sampai 15 kali lipatnya.
 Meski sempat sedih namun aku gak mau menyerah. Apalagi ada karyawan yang harus aku gaji. Maka akupun beralih jualan masker, face shield, alat kesehatan dan mainan anak. Ternyata rejeki itu memang ada saja bagi mereka yang mau berusaha. Alhamdulillah toko aku tetap ada yang belanja produk kesehatan dan mainan anak meskipun tidak selaris sebelum korona datang. Perlahan omsetnya sudah mulai menunjukkan kenaikan lagi setelah drop hingga 70 persen.
Aku sadar sih bahwa Allah pasti tidak mau aku berada di zona nyaman. Allah pasti menginginkan aku untuk terus melewati tantangan dan ujian agar bisa terus naik kelas. Jadi lewat pandemi ini aku diajak berpikir bagaimana membuat bisnisku tetap bertahan dan terus melayani pelanggan. Untungnya aku sudah punya data base pelanggan yang cukup banyak. Aku memang minta ke adminku bahwa setiap chat yang masuk disimpan sebagai database. Yang sudah beli dikasih label nomor dan nama pelanggan sementara yang baru tanya dikasih label dengan kode "Tanya."
Setiap bulan aku membuat dua kali promo yang disiarkan ke semua kontak Danisha Distro. Ada sekitar 5000-an nomor yang disimpan sebagai pelanggan dan calon pelanggan. Â Aku selalu bilang sama admin, "Mereka yang sudah tanya tapi belum beli artinya mereka sudah tertarik. Jadi nomornya harus disimpan. Suatu saat ketika kita buat promo pasti mereka akan beli baju renangnya."
Danisha Distro juga membuat program Loyality Member. Jadi setiap orang yang belanja diminta mengumpulkan notanya. Jika pelanggan belanja sudah mencapai Rp.500.000 maka pelanggan tersebut akan mendapatkan member card. Pelanggan yang punya member card mendapatkan diskon 10% setiap kali dia membeli ke toko.Â
Buatku pelanggan adalah asset. Sebagai pedagang jangan hanya memikirkan keuntungan saat barangnya terjual saja tapi juga harus memberikan after sales service. Misalnya di toko Danisha Distro pelanggan boleh tukar baju renang jika kebesaran atau kekecilan dalam 2x24 jam. Begitu juga dengan produk lain seperti jas hujan modis yang aku garansi jika terjadi kebocoran.
Penjualan saat korona mewabah memang turun, namun InsyaAllah aku  tetap semangat.  Untungnya jualan di rumah itu tak perlu sewa tempat. Aku tak perlu memikirkan biaya listrik, telpon dan internet karena sudah dibayar sama suami. Aku juga gak perlu keluar biaya transport menuju kantor karena kantornya tinggal jalan kaki ke teras depan. Bajunya bebas. Mau pakai daster boleh kok asal pas ada yang beli langsung ganti gamis  dan pakai jilbab. Mau masak dulu juga gak dilarang. Asal jangan sampai gosong, diitinggal bahaya dong bisa kebakaran. Anak-anak juga bisa aku dampingi dan perhatikan karena aku lebih banyak di rumah.
Enak yah usaha di rumah sendiri. Beda banget sama zaman ngantor dulu. Jam 8 pagi sudah harus absen dan jam 5 sore baru pulang. Aku pernah merasakan bekerja di kantor  dan sekarang kerja di toko sendiri. Intinya mau jadi wanita karir atau ibu rumah tangga, tetaplah bekerja dan produktif.  Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat orang lain? Hingga saat ini aku masih aktif mengajar Paud, menulis, siaran di radio  dan menjual baju renang.  Semuanya aku niatkan untuk membantu orang lain.Â
Mimpi aku sih inginnya Danisha Distro ini punya cabang di berbagai daerah di Indonesia. Siapa tahu ada pembaca kisah ini yang yang tertarik menduplikasi? Â Boleh kirim email ke danishadistro@gmail.com.