Mohon tunggu...
Deassy M Destiani
Deassy M Destiani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, Penulis, Pebisnis Rumahan

Seorang Ibu dua anak yang suka berbagi cerita lewat tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Membaca Buku Akankah Menjadi Gaya Hidup??

28 Februari 2015   04:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425059220478419639

17,66%

91,67%

Membaca data dari BPS itu saya sangat prihatin. Sebagai orang yang sangat menyukai buku, ingin selalu menebarkan virus membaca, ingin mengajak orang lain untuk ikut menghadirkan buku-buku bergizi di setiap keluarga ternyata tugas saya masih sangat panjang. Kontribusi untuk menaikkan indeks minat baca di kalangan keluarga di Indonesia masih belum berhasil. Apalagi saat ini godaan semakin berat. Serbuan gadget murah meriah dengan aneka games, tidak adanya kewajiban setiap siswa membaca buku, perpustakaan hanya jadi hiasan, orangtua tidak punya waktu membacakan buku dan alasan lain untuk tidak menjadikan buku sebagai sebuah benda berharga yang patut dimiliki. Membaca buku itu tidak keren, tidak trendy tapi kalau pegang gadget terkini barulah menaikkan gengsi. Mungkin itu yang ada di pikiran kebanyakan orang Indonesia saat ini.

Saya ingin mengajak setiap orang untuk membuat gerakan membaca satu bulan satu buku saja. Jika Amerika bisa membaca 32 buku,maka kita bisa melakukan itu juga. Mulai dari satu bulan satu buku saja. Pastinya tidak terlalu berat ya. Jadwalkan dalam satu bulan itu buku apa yang akan dibaca dan buatlah resume nya setelah buku dibaca.

Pak Hernowo penulis buku “Mengikat Makna” dan “Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza” pernah bilang, bahwa jika kita menuliskan kembali apa yang dibaca dari sebuah buku maka itu akan mengikat makna di otak kita sampai kapanpun. Jika data itu dibutuhkan maka akan muncul dengan sendirinya. Saya sudah membuktikannya sih. Salah satunya adalah buku saya “BUKAN UNTUK DIBACA”, itu adalah hasil dari mengikat makna dari setiap hal yang saya baca, rasakan dan alami sendiri. Semuanya saya kumpulkan dalam “BUKAN UNTUK DIBACA”, yang awalnya sebagai pengingat bahwa saya pernah membaca kisah-kisah itu dari berbagai sumber sebagai sebuah koleksi pribadi.

Maukah anda menjadi bagian dalam meningkatkan minat baca di Indonesia? Ayo kita tebarkan virus membaca... jadikan diri sendiri sebagai pelaku dan teladan bagi keluarga. Sediakan buku-buku bermutu di rumah anda, buatlah jadwal minimal sebulan sekali untuk membaca buku. Insya Allah indeks minat baca di Indonesia tahun ini bisa naik dari tiga tahun yang lalu. Sehingga nanti siapapun yang baca buku itu itu akan terlihat keren, bergengsi, cerdas dan trendy dong!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun