Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merasakan Kehadiran Tuhan dalam Life of Pi

4 Desember 2012   07:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Life of Pi (2012) Date of watching: 3 December 2012 Cinema: Setiabudi One 21 Duration: 127 minutes Screenplay by: David Magee Music by: Mychael Danna Cinematography: Claudio Miranda Directed by: Ang Lee Starring by: Suraj Sharma, Irrfan Khan, Tabu, Adil Hussain

Intisari: Piscine Molitor Patel (Pi) dan kakaknya, Ravi, lahir dan dibesarkan di sebuah rumah megah dengan kebun binatang di dalamnya. Ayah ibunya menganggap diri mereka sebagai kaum India baru yang tidak merasa agama sebagai bagian penting dalam hidup mereka. Meski demikian, mereka membebaskan Pi untuk menentukan pilihan atas agama yang diminatinya. Ketika Pi berusia 16 tahun, ayahnya memutuskan untuk menutup kebun binatang dan menjual semua hewan di dalamnya agar mereka sekeluarga bisa melanjutkan hidup di Kanada. Namun badai menyerang kapal yang mereka tumpangi dan memaksa Pi berpisah dari keluarganya. Di tengah kehilangan yang dialaminya itu, Pi harus belajar bertahan hidup di tengah samudera yang luas bersama Richard Parker…..seekor macan Bengal yang buas. Berapa lama Pi sanggup bertahan hidup? Akankah dia selamat dan kembali hidup normal seperti sebelumnya?

1354604085755752142
1354604085755752142
###

Life of Pi (2012) is one of the very few movies that make you think about the meaning of your life. There must be something, but what is it?

Dimanjakan dengan tata visual yang keren dan musik latar yang membuat hati berdesir, Life of Pi adalah salah satu film terindah di sepanjang tahun 2012, bahkan mungkin untuk beberapa tahun ke depan. Yang bikin film ini lebih keren lagi adalah ketika keindahan visual itu berpadu dengan jalan cerita yang memikat. Emosi saya dimainkan dengan sangat lihai oleh Ang Lee di sini. Saya tertawa saat Pi melakukan hal-hal serius namun menggelitik nalar. Saya pun ikut nangis saat Pi merasa putus asa mencoba bertahan hidup di atas sekoci di tengah lautan luas.

Salut banget dengan semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film ini. Terutama animal trainernya. Keren banget bisa ngarahin para aktor hewan, bukan hanya agar bertingkah sesuai dengan jalan cerita, tapi juga menghadirkan jiwa dan emosi mereka dengan sangat hidup. Pandangan mata orangutan bernama Orange Juice saat kehilangan anaknya dalam kecelakaan kapal berbicara jauh lebih banyak, bahkan tanpa bantuan narasi atau dialog dari Pi.

Nggak banyak film yang bisa membuat penontonnya belajar banyak hal tentang hidup dalam durasi dua jam. Life of Pi adalah salah satu dari sangat sedikit film seperti itu. Dan film hasil adaptasi novel ini membuat saya ingin membaca buku karangan Yann Martel yang juga berjudul sama itu.

1354604615932875462
1354604615932875462
Nonton Life of Pi mengingatkan kita bahwa keyakinan manusia akan Tuhan sangat personal sifatnya, terlepas dari apapun agama yang dianutnya. Tuhan hanya satu. Cara-Nya hadir saja yang berbeda-beda agar manusia, dalam segala perbedaan dan keterbatasannya, bisa menyambut-Nya dengan baik. Dan di tengah ketidakpastian hidup yang kita alami, Tuhan selalu beserta kita, meskipun kadang kita menjauh atau bahkan berusaha meninggalkan-Nya.

Pi yang menjalani tiga agama sekaligus, Hindu, Kristen, dan Islam menunjukkan bahwa ketiga agama tersebut membuatnya memahami kebesaran Tuhan. Sangat menarik saat melihat Pi remaja berterima kasih pada Dewa Wisnu karena sudah mengenalkannya pada Yesus. Begitu juga waktu dia menunaikan shalat lalu keesokan harinya meminta pada ayahnya agar boleh dibaptis.

Selama perjalanan Pi di kapal pun sangat terasa bahwa kebesaran Tuhan justru terlihat di masa-masa sulit dan ketika dia merasa sendirian. Terutama ketika Pi ‘menyerahkan’ dirinya kepada Sang Pencipta. It was so deep and peaceful.

Suraj Sharma, pemeran Pi muda, berhasil memerankan Pi dengan sangat baik. Meskipun perannya ini merupakan debut pertamanya di layar lebar, aktingnya bener-bener memukau. Pi terlihat begitu hidup, bersemangat, dan juga berani berkat Suraj. Dalam mengekspresikan ketakutan dan kesedihan pun, dia berhasil menggiring gue untuk ikut merasakan apa yang dia rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun