[caption id="attachment_212769" align="aligncenter" width="560" caption="sumber foto: submitlist.info"][/caption]
Saya sedikit terlambat saat menonton acara Debat Cagub DKI Jakarta di Metro TV malam ini yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB. Namun, saat menonton acara tersebut, betapa kagetnya saya ketika menyaksikan lelucon tak lucu yang dilontarkan Nara kepada Ahok, rivalnya dalam merebut posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Haiyah, Ahok, haiyaaahhhh..." ujar Nara, sebelum membuka opininya, kalau saya tidak salah tentang manajemen transportasi (MRT dan Transjakarta).
Wajah Ahok terlihat terkejut, namun dia berhasil tetap tenang menghadapi candaan Nara. Purnawirawan yang juga Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta itu pun melanjutkan dengan nada bercanda, "kita kan sodala ya, sodala..".
Betapa herannya saya dengan lelucon yang dilontarkan oleh Nara itu. Entah apa tujuannya. Apakah memang sekadar bercanda? Atau memang sengaja dituturkan untuk menyudutkan ke-China-an Ahok di mata publik? Lupakah Nara bahwa warga Jakarta terdiri dari beragam etnis? Atau bila memang pemilih prioritas mereka adalah warga Betawi, apakah Nara terlalu naif dan tidak menyadari bahwa warga Betawi pun memiliki sejarah dan garis keturunan yang sangat dekat dengan etnis China?
Masih segar dalam ingatan saya tentang berita hari ini yang mengabarkan kunjungan Foke ke Klenteng Dharma Bhakti. Foke menjanjikan untuk mendirikan China Town yang diberi nama sesuai sastrawan China, Kwee Tek Hoay. Ini jelas merupakan salah satu langkah dalam menghapus opini publik tentang bau SARA yang kental dalam beberapa kampanye cagub petahana tersebut. Sebuah langkah yang saya akui positif dan berpotensi untuk merebut suara warga Tionghoa.
Sayangnya semua usaha Foke sepertinya luntur hanya dalam waktu 3 detik saat Nara, wakil yang digandengnya dalam pilkada kali ini, mencandai Ahok demikian. Bila saya yang bukan etnis China saja tidak suka dan eneg melihat gaya bercanda Nara, apalagi warga Jakarta keturunan yang disindirnya? Sungguh sebuah blunder yang sangat disayangkan terjadi dan malah semakin mempertajam opini banyak orang bahwa cagub-cawagub tersebut memang rasis dan tidak menghargai perbedaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H