Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Candai Ahok, Lelucon Nara Jadi Bumerang

16 September 2012   14:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22 32261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13478073441043791299

[caption id="attachment_212769" align="aligncenter" width="560" caption="sumber foto: submitlist.info"][/caption]

Saya sedikit terlambat saat menonton acara Debat Cagub DKI Jakarta di Metro TV malam ini yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB. Namun, saat menonton acara tersebut, betapa kagetnya saya ketika menyaksikan lelucon tak lucu yang dilontarkan Nara kepada Ahok, rivalnya dalam merebut posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

"Haiyah, Ahok, haiyaaahhhh..." ujar Nara, sebelum membuka opininya, kalau saya tidak salah tentang manajemen transportasi (MRT dan Transjakarta).

Wajah Ahok terlihat terkejut, namun dia berhasil tetap tenang menghadapi candaan Nara. Purnawirawan yang juga Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta itu pun melanjutkan dengan nada bercanda, "kita kan sodala ya, sodala..".

Betapa herannya saya dengan lelucon yang dilontarkan oleh Nara itu. Entah apa tujuannya. Apakah memang sekadar bercanda? Atau memang sengaja dituturkan untuk menyudutkan ke-China-an Ahok di mata publik? Lupakah Nara bahwa warga Jakarta terdiri dari beragam etnis? Atau bila memang pemilih prioritas mereka adalah warga Betawi, apakah Nara terlalu naif dan tidak menyadari bahwa warga Betawi pun memiliki sejarah dan garis keturunan yang sangat dekat dengan etnis China?

Masih segar dalam ingatan saya tentang berita hari ini yang mengabarkan kunjungan Foke ke Klenteng Dharma Bhakti. Foke menjanjikan untuk mendirikan China Town yang diberi nama sesuai sastrawan China, Kwee Tek Hoay. Ini jelas merupakan salah satu langkah dalam menghapus opini publik tentang bau SARA yang kental dalam beberapa kampanye cagub petahana tersebut. Sebuah langkah yang saya akui positif dan berpotensi untuk merebut suara warga Tionghoa.

Sayangnya semua usaha Foke sepertinya luntur hanya dalam waktu 3 detik saat Nara, wakil yang digandengnya dalam pilkada kali ini, mencandai Ahok demikian. Bila saya yang bukan etnis China saja tidak suka dan eneg melihat gaya bercanda Nara, apalagi warga Jakarta keturunan yang disindirnya? Sungguh sebuah blunder yang sangat disayangkan terjadi dan malah semakin mempertajam opini banyak orang bahwa cagub-cawagub tersebut memang rasis dan tidak menghargai perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun