Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Red Lights, Saat Kekuatan Supranatural Dipertanyakan

10 September 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Red Lights (2012) Date of watching: 4 September 2012 Cinema: Epicentrum XXI Duration: 113 minutes Starring by: Sigourney Weaver, Cillian Murphy, Robert De Niro, Elizabeth Olsen Directed by: Rodrigo Cortés

Intisari: Kekuatan supranatural sudah ada sejak zaman dulu kala. Namun bagi investigator paranormal Margaret Matheson (Sigourney Weaver) dan asistennya, seorang fisikawan bernama Tom Buckley (Cillian Murphy), hal-hal berbau magis dan misterius itu hanya omong kosong belaka. Beberapa kali keduanya membuktikan fenomena supranatural sebagai tipuan buatan manusia. Semuanya berubah ketika seorang cenayang terkenal bernama Simon Silver memutuskan untuk kembali ke panggung dan menunjukkan kekuatannya dan mengganggu kehidupan Matheson dan Buckley. Masihkah keduanya beranggapan bahwa kekuatan supranatural tidak ada?

1347290703504887833
1347290703504887833

###

Gue memutuskan untuk nonton film ini karena penasaran setelah ngeliat trailernya di bioskop beberapa minggu sebelumnya. Trailernya sih keliatan meyakinkan, walaupun gue sedikit ragu antara mau nonton ato nggak. Berhubung ada Sigourney Weaver dan Robert De Niro di daftar pemain, yaudahlah gue memutuskan untuk nonton. Ternyata, filmnya memang bagus. Jalan ceritanya simpel, tapi endingnya malah ga mudah ketebak.

Meskipun dunia semakin maju dan perkembangan teknologi semakin canggih, kepercayaan terhadap hal-hal magis tetap saja ada. Nggak sedikit orang yang percaya dan mengharapkan keajaiban untuk memulihkan hidupnya lewat kekuatan supranatural yang dimiliki oleh orang-orang berbakat, seperti cenayang, dukun, paranormal, you name it. Inilah yang coba diangkat oleh Cortés melalui film ini.

Agak sedikit syok juga gue pas ngeliat De Niro berperan sebagai seorang psychic, soalnya imej aktor ini udah kental dengan peran-peran penjahat ato tokoh antagonis lainnya. Tapi setelah gue pikir-pikir, emang yang paling pas jadi Simon Silver si cenayang yang misterius ya De Niro ini. Ini memang bukan film hantu-hantuan ato bunuh-bunuhan, tapi beberapa kali gue dibikin bergidik saat adegan De Niro muncul. Gue yakin Cillian Murphy juga agak merinding waktu syuting adegan bareng pemeran Don Vito Corleone di film The Godfather II itu.

Akting Weaver pun keliatan sangat meyakinkan. Jarang banget gue terhipnotis oleh adegan dosen/guru ngajar di film-film. Kebanyakan aktor ato aktrisnya hanya berakting ala kadarnya, sekedar menggambarkan identitas si tokoh sebagai seorang pengajar, sebelum penonton digiring ke adegan berikutnya. Di sini, gue dengan serius memperhatikan Dr. Matheson saat sedang mengajar di kelas. Matheson yang diperankan dengan apik oleh Weaver membuat gue merasa seolah-olah gue salah satu dari mahasiswa yang ada di kelasnya dan harus nyimak apa yang dia omongin kalo mau lulus mata kuliah itu.

Begitu juga dengan Cillian Murphy dan Elizabeth Olsen. Akting keduanya oke punya, meskipun belum sekharismatik dua aktor senior yang tadi gue sebut. Murphy, untuk sejenak, berhasil meyakinkan gue bahwa di dunia ini ada ahli fisikawan bertampang cute dan memiliki sepasang mata berwarna biru laut yang menghanyutkan. Sementara akting Elizabeth cukup oke, malah menurut gue lebih baik daripada akting kedua kakak kembarnya, Mary-Kate dan Ashley Olsen.

Kekurangan dari film ini adalah miskinnya identitas masing-masing tokoh. Baik Simon Silver, Dr. Matheson, dan Tom Buckley kurang mendapat penggarapan serius tentang latar belakangnya dan dari mana mereka berasal. Mereka seolah nggak punya keluarga atau teman, dan hanya berotasi di dunianya sendiri, which is impossible di dunia nyata, mau itu orang profesinya cenayang kek, investigator paranormal kek, ato ahli fisika sekalipun.

Hal lain yang kurang dieksplorasi di film ini adalah kekuatan supranatural yang dimiliki oleh Silver. Dengan penggambaran sosoknya yang kharismatik tapi juga menakutkan, Silver harusnya punya kekuatan supranatural yang lebih besar lagi dari yang diharapkan penonton. Satu lagi, istilah “Red Lights” hanya dijelaskan sekali dan tanpa ada kesan berarti yang bikin gue merasa itu cocok buat dijadiin judul. Tapi secara keseluruhan film ini bagus kok, meskipun di IMDB ratingnya ga begitu bagus, hanya 6.4 / 10.

1347290748136329904
1347290748136329904

13472907821303835288
13472907821303835288

Trivia: Di lab tempat Buckley bekerja, ada poster terkenal dari “The X Files”. Versi aslinya berbunyi, “I Want to Believe”, tapi di film ini diganti menjadi “I Want to Understand”.

Quotes: Are you questioning my power? (Simon Silver)

Rating: It’s an “okay” from me

*movie stills courtesy: aceshowbiz.com, IMDB (poster) **emoticon from: cute-factor.com (Miss Bone character)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun