Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Logika Ditipu The Cabin in the Woods

7 September 2012   04:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 4978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Cabin in the Woods (2012)

Date of watching: 28 August 2012 Cinema: Setiabudi One XXI Duration: 95 minutes Starring by: Kristen Connolly, Chris Hemsworth, Anna Hutchison, Fran Kranz, Jesse Williams, Sigourney Weaver Directed by: Drew Goddard

Intisari: Lima anak muda mengemas pakaian mereka dan bersiap untuk menghabiskan akhir pekan yang (mereka pikir akan) menyenangkan di sebuah kabin di dalam hutan. Semuanya kelihatan begitu sempurna bagi Dana (Kristen Connolly), Jules (Anna Hutchison), Curt (Chris Hemsworth), Holden (Jesse Williams), dan Marty (Fran Kranz). Perlahan hal-hal aneh dan misterius mulai bermunculan dan mengancam keceriaan liburan mereka. Ada yang mengintai dan mengincar nyawa mereka. Korban pun mulai berjatuhan satu per satu. Siapa yang meneror mereka dan adakah yang berhasil selamat?

13469982361501681423
13469982361501681423

###

~ Oke, review ini telat banget munculnya! Tapi berhubung filmnya bagus, saya harus nulis ini. Selamat membaca ~

You think you know the story. Tagline yang ada di poster film besutan sutradara Drew Goddard ini bener-bener pas banget menohok penonton, termasuk saya. Di setengah jam pertama film ini, saya udah bisa nebak siapa aja yang bakalan mati duluan dan beberapa tebakan gue emang bener. Sempat khawatir juga sih, soalnya kalo di awal cerita udah gampang ketebak gini, jangan-jangan saya keburu tidur saking bosennya sampe film berakhir.

Ternyata Goddard dan Josh Whedon, sang penulis skenario, nggak rela membiarkan siapapun untuk menang dengan aksi tebak-tebakan mereka. You think you know the story? Hell no! Mungkin begitulah cara duo ini meledek logika para penonton sok tau kayak saya yang sering bangga karena merasa berhasil nebak beberapa elemen cerita di awal.

Beberapa elemen dalam film ini memang klise, khas film horror / thriller populer di mana cewek bitchy atau yang udah nggak perawan lagi pasti mati. Jumlah orang yang ganjil juga melengkapi mitos yang mengatakan bahwa salah satu di antara kelompok pertemanan itu pasti mati dan memulai tragedi yang juga menimpa teman-temannya. Tapi yang asik dari film ini adalah para korban dibiarkan memilih cara mereka mati tanpa disadarinya. Syitmen! Ini bener-bener di luar dugaan, karena gue selama ini udah sangat terbiasa nonton film horror / thriller di mana pelakulah (psikopat / hantu / whatever, you name it) yang memilih cara korbannya mati sambil menikmati kematian mereka perlahan-lahan.

Yang makin bikin saya nggak abis pikir adalah plot bangunan Goddard-Whedon yang ngegabungin urban legend dan unsur paganisme dengan apik ke dalam cerita. Kehidupan para tokoh yang modern dan casual, sosok-sosok menyeramkan yang selama ini hanya muncul di cerita rakyat, sampai ke penyembahan berhala yang sudah ada sejak dulu kala, semuanya dicampur aduk tapi justru berhasil memompa adrenalin lebih kencang daripada yang diharapkan saat masuk ke dalam bioskop. Kalo diibaratkan bubur ayam, The Cabin in the Woods ini bubur ayam spesial plus sate telur dan jeroan yang disiram saus sambal segar dan disajikan hangat di pagi hari. Maknyus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun