Siapa yang tak kenal boneka Barbie? Rasanya hampir semua orang di dunia ini mengenal boneka berambut pirang bertubuh langsing yang sangat modis itu. Ya, Barbie identik dengan kecantikan ideal seorang perempuan yang diabadikan dalam wujud boneka. Tak heran bila banyak anak perempuan yang merengek minta dibelikan boneka ini kepada orangtua mereka.
Namun apa jadinya bila Barbie yang terkenal cantik, berambut pirang panjang itu hadir dalam wujud berbeda? Barbie berkepala plontos tanpa helaian rambut pirang halus yang biasa dibelai maupun disisiri oleh para gadis cilik yang memainkannya. Adakah Barbie seperti itu?
Jangan heran, sebab Mattel, produsen Barbie rencananya akan membuat dan mendistribusikan si cantik berkepala botak itu ke seluruh rumah sakit di Amerika Serikat dan Kanada. Daily Mail melansir bahwa Barbie ini akan dibagikan kepada anak-anak penderita kanker atau anak-anak dengan anggota keluarga yang menderita kanker.
Umumnya, anak-anak menjadi pihak yang paling tertekan dan sulit menerima kenyataan saat mengalami atau melihat orang yang disayanginya terserang penyakit ganas tersebut. Kehilangan rambut adalah salah satu fase yang harus dialami oleh penderita kanker yang menjalani kemoterapi. Tentunya, tak semua anak perempuan bisa menerima kenyataan bahwa dirinya harus kehilangan rambut indah mereka di usia muda. Nah, boneka Barbie botak diharapkan bisa menjadi teman bermain yang bisa meringankan beban mental mereka.
Inisiatif membuat Barbie botak ini menjadi bukti kepedulian Mattel terhadap anak-anak penderita kanker maupun anak-anak dengan anggota keluarga yang mengidap penyakit tersebut. Yang membuat saya terkejut adalah kenyataan bahwa Barbie botak ini lahir dari sebuah gerakan di Facebook bertajuk “Beautiful and Bald Barbie! Let’s see if we can get it made” (Barbie botak yang cantik! Mari lihat apakah kita bisa mewujudkannya”).
Group Facebook ini diilhami dari pengalaman seorang anak penderita kanker berusia 4 tahun bernama Genesis Reyes dari Mineola, Long Island. Reyes berkata bahwa dia tidak merasa seperti seorang puteri karena tak lagi memiliki rambut. Jane Bingham dan Beckie Sypin yang mendengar kisah itu pun terenyuh dan membuat gerakan di media sosial Facebook melalui grup itu. Tiga bulan sejak dibuat, kini Barbie (pada saat tulisan ini dibuat) mencapai lebih dari 158.000 likes dan berhasil mencuri perhatian Mattel, produsen Barbie.
Gerakan yang digagas kedua orangtua muda ini bukan sekada bentuk keprihatinan pada penderita kanker, tapi mereka sendiri mengalaminya. Jane Bingham sendiri kehilangan rambutnya setelah menjalani terapi kanker. Sedangkan Beckie Sypin’s memiliki anak perempuan, Kin Inich, yang berusia 12 tahun dan menjadi botak akibat kanker. Sebuah gerakan yang inspiratif.
Saya berharap Mattel mau menjual boneka ini ke seluruh dunia agar lebih banyak lagi anak penderita kanker atau anak dengan anggota keluarga pengidap kanker yang bisa terhibur karena si botak yang cantik itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H