Mohon tunggu...
Marintan Irecky
Marintan Irecky Mohon Tunggu... Lainnya - ENG - IND Subtitler and Interpreter

Indonesian diaspora who has been living in Saudi Arabia since 2013. Currently interested in topics about women, family and homemaking, and female intra-sexual competition.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Orangutan Menanti Pertolonganmu

21 Desember 2011   17:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selasa, 20 Desember 2011, bertempat di @america Pacific Place level 3, nasib Orangutan dibahas tuntas dalam sebuah presentasi dan diskusi bertajuk Let's #SaveOrangutans. Hewan kera besar yang hidup di Indonesia ini tengah terancam keberlangsungan hidupnya dan mereka sedang membutuhkan pertolongan kita secepatnya!

Mengapa kita harus menolong Orangutan? Ada beberapa jawaban yang dikemukakan oleh para narasumber yang hadir di acara tersebut. Arian, aktivis #SaveOrangutans, mengungkapkan bahwa Orangutan adalah hewan yang menjadi ciri khas Indonesia dan populasinya kini tengah terancam. Meskipun 97 persen DNA-nya mirip dengan manusia, binatang ini tidak bisa bicara. Kita sebagai manusia yang beradab dan mampu berbicaralah yang harus menyuarakan hak-hak hidup mereka dan segera menolong.

Rini dari The Borneo Orangutan Survival (BOS) dengan tegas menyerukan bahwa Orangutan adalah hewan yang dilindungi. Mengganggu, menyiksa apalagi sampai membunuhnya merupakan tindakan kriminal yang harus diperkarakan karena itu merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sementara itu Chairul Saleh dari WWF Indonesia menjelaskan bahwa kepunahan Orangutan dapat berdampak buruk pada ekosistem yang pada akhirnya merugikan kehidupan manusia juga.

Semua peserta yang hadir diajak untuk berpikir tentang Orangutan dan bagaimana cara menolong mereka agar terhindar dari kepunahan. Ajakan ini bersifat mendesak karena dua spesies Orangutan yang hidup di Indonesia saat ini benar-benar dalam bahaya. Orangutan Kalimantan (pongo pygmeus pygmeus) populasinya saat ini diperkirakan hanya 57.700 individu. Sedangkan Orangutan Sumatera (pongo abelii) cuma tinggal 7.500 individu saja! Itu artinya Orangutan itu sudah berada pada satu level di atas "kepunahan".

Fakta ini membuat miris semua peserta presentasi dan diskusi yang hadir. Sebab Orangutan sudah jelas dilindungi UU, habitatnya disediakan, tapi mengapa malah terancam punah? Tentu tidak ada asap kalau tidak ada api. Demikian juga ancaman kepunahan Orangutan. Reporter Trans7 Yolinda yang turut hadir mempresentasikan pengalamannya saat liputan investigatif tentang Orangutan di Kalimantan angkat bicara soal yang satu ini.

Dalam dokumentasi video yang diputar Yolinda, terlihat bahwa seluruh elemen terkait, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah sampai Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) seakan lepas tangan dari persoalan dilematis yang satu ini. Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang tampil pasrah dan secara tersirat menyalahkan pemerintah pusat karena kerap memberikan izin pembukaan lahan dan HPH kepada perusahaan-perusahaan pengelola kelapa sawit besar tanpa sepengetahuannya.

Ketua GPPI Teguh Patriawan pun terlihat tidak bermain aman dengan 'mengimbau' agar pemerintah dan pengusaha perkebunan tidak main mata di lahan konservasi Orangutan. Ia juga seakan tidak mau tahu tentang lahan konservasi Orangutan di Das Bengkuang yang dibabat dan dijadikan perkebunan kelapa sawit.

Semuanya seolah saling melempar tanggung jawab saat ditanyai tentang nasib Orangutan yang kian terancam. Terus terang ini menyedihkan karena Orangutan tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Apalagi dari serangan predatornya yang paling buas saat ini: manusia. Persoalan ini, kata Chairul, menjadi dilematis karena di satu sisi daerah seperti Kalimantan terdesak kebutuhan untuk memajukan perekonomian. Namun, di sisi lain nasib Orangutan tergusur atas nama investasi yang kian gencar serangannya.

"Padahal seharusnya investasi tidak menjadi hambatan bagi konservasi. Daripada membabati hutan-hutan konservasi, kenapa tidak memberdayakan saja lahan terlantar yang luasnya pun tidak kalah banyak?" kata Chairul.

[caption id="attachment_157953" align="aligncenter" width="480" caption="Salah satu slide presentasi yang menunjukkan penyiksaan terhadap Orangutan :("][/caption]

Namun untuk pertanyaan ini, rupanya ada alasan terselubung di baliknya. Yolinda sang reporter menjelaskan hasil investigasinya di lapangan. Dengan menebang hutan, pengusaha mendapat untung berlipat dibandingkan menanami lahan terlantar dengan kelapa sawit. Apa saja keuntungannya?

- Pengusaha bisa memperoleh kayu-kayu pohon di hutan Kalimantan yang berkualitas. Kayu-kayu ini nantinya bisa diolah atau dijual untuk mendapatkan uang. Lumayan, hasil dari pemberdayaan kayu hutan tersebut bisa menjadi modal biaya operasional perusahaan tersebut.

- Hanya dalam waktu 3 tahun, kelapa sawit sudah bisa dipanen dan mendatangkan keuntungan berlipat-lipat. Nasib Orangutan? Nanti dulu, yang penting uang mengalir deras!

- Dengan membakar hutan (atau membuatnya seolah tidak sengaja terbakar), pengusaha bisa menghemat biaya pembayaran tenaga kerja/kuli penebangan pohon. Lebih hemat dan efisien. Lahan pun bisa segera ditanami kelapa sawit.

Paparan fakta ini membuat para narasumber yang hadir berjuang untuk menyelamatkan Orangutan. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan semua orang, siapapun yang peduli pada nasib kera besar yang imut itu, untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan. Cara-cara ini dirangkum oleh Rini dari BOS:

- Tidak memakai atau setidaknya mengurangi pemakaian produk-produk berbahan dasar minyak kelapa sawit. Berkurangnya pemakaian akan menyebabkan keuntungan bisnis kelapa sawit menurun. Meningkatnya penebangan hutan dan penanaman kelapa sawit pada dasarnya dimulai dari meningkatnya permintaan konsumen akan produk ini.

- Menjadi konsumen yang bijak dan ramah lingkungan. Gaya hidup kita menentukan kelangsungan hidup Orangutan secara tidak langsung. Karena itu, mulai saat ini berpikir dan teliti sebelum berbelanja. Kurangi pemakaian kantong plastik dan usahakan untuk bergaya hidup hijau (green living).

- Ikut aksi volunteering bersama LSM. BSO menawarkan program ini, tapi syaratnya tidak mudah. Sebab setiap kandidat yang melamar, setidaknya harus memiliki waktu luang selama 3 bulan untuk ikut program volunteering ini, sehat secara lahir batin dan mampu melewati sejumlah tahap seleksi lainnya.

- Memberikan donasi. Ada banyak LSM yang memiliki program penyelamatan dan pelestarian Orangutan. Kita bisa memilih LSM mana yang mau dijadikan media untuk menolong satwa khas Indonesia ini.

- Mengadopsi Orangutan. Bukan berarti seperti mengadopsi anak, alias dibawa pulang ya. Adopsi artinya kita jadi orangtua asuh untuk si Orangutan yang dirawat dalam konservasi. Mereka butuh makan, pemeliharaan dan perawatan kesehatan. Semuanya itu butuh biaya, sebagai orangtua asuh, kitalah yang menanggung biaya tersebut. Biaya adopsi bervariasi, mulai dari 300ribuan (untuk periode 3 bulan), 600ribuan (6 bulan) dan 1 jutaan (1 tahun). Selama masa adopsi, LSM tersebut akan memberikan kita laporan berkala tentang si Orangutan dan juga sertifikat sebagai tanda bahwa kita telah ikut ambil bagian untuk mengadopsinya. Kalau kata Rini dari BOS, "Lebih murah biaya adopsi Orangutan daripada biaya gaul ngopi di Starbucks".

- Tidak berniat memelihara, mengeksploitasi, menyiksa apalagi sampai membunuh Orangutan. Ingat! Membunuh Orangutan adalah kejahatan yang bisa diperkarakan karena mereka dilindungi Undang-undang!

- Mengedukasi diri sendiri dan menginspirasi orang lain tentang apa itu Orangutan dan bagaimana kehidupannya. Ini terdengar sepele, tapi tanpa pengetahuan yang cukup tentang Orangutan, bagaimana mungkin kita bisa membantu menyelamatkan mereka?

Masih ada banyak lagi informasi berguna dan juga inspirasi yang diberikan dalam presentasi sekaligus diskusi tersebut. Namun sayangnya, tidak semua bisa dimuat secara utuh di sini. Untuk informasi lebih lanjut dan bila kamu berniat membantu Orangutan, kunjungi/bukalah link di bawah ini. #SaveOrangutans now!

http://orangutan.or.id/home Twitter Selamatin Twitter Orangutan Embassy WWF Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun