Mohon tunggu...
Dea Rahmatulnisa
Dea Rahmatulnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori psikososial Erik Erikson

17 Januari 2025   18:32 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori **Psikososial Erik Erikson** adalah teori perkembangan kepribadian yang menjelaskan bagaimana individu menghadapi tantangan psikososial pada setiap tahap kehidupan mereka. Teori ini mencakup **delapan tahap perkembangan** yang berlangsung dari bayi hingga usia tua. Setiap tahap melibatkan konflik atau krisis tertentu yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan psikososial yang sehat.

---

### **Tahapan Psikososial Erik Erikson**

Berikut adalah penjelasan tiap tahap dalam teori Erikson:

#### **1. Tahap Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0--1 Tahun)**  

- **Krisis**: Apakah dunia tempat yang aman dan dapat dipercaya?  

- **Deskripsi**: Bayi belajar mempercayai pengasuh mereka jika kebutuhan dasar (makan, kenyamanan) terpenuhi secara konsisten. Jika pengasuhan tidak memadai, bayi mungkin mengembangkan rasa ketidakpercayaan.  

- **Hasil Positif**: Rasa aman dan kepercayaan terhadap dunia.  

- **Hasil Negatif**: Ketidakpercayaan dan rasa curiga.  

#### **2. Tahap Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu (1--3 Tahun)**  

- **Krisis**: Apakah saya bisa mandiri?  

- **Deskripsi**: Anak mulai mengembangkan otonomi dengan belajar melakukan hal-hal sendiri, seperti makan atau berjalan. Jika terlalu banyak dikontrol, mereka bisa merasa malu dan ragu terhadap kemampuan diri.  

- **Hasil Positif**: Percaya diri dan kemampuan untuk mandiri.  

- **Hasil Negatif**: Rasa malu dan keraguan pada diri sendiri.  

#### **3. Tahap Inisiatif vs Rasa Bersalah (3--6 Tahun)**  

- **Krisis**: Apakah saya bisa mengambil inisiatif tanpa merasa bersalah?  

- **Deskripsi**: Anak mulai menunjukkan inisiatif dengan merencanakan dan melaksanakan aktivitas. Jika dihukum atau dikritik, mereka mungkin merasa bersalah.  

- **Hasil Positif**: Kemampuan untuk memulai aktivitas dan mengeksplorasi.  

- **Hasil Negatif**: Perasaan bersalah dan takut untuk mengambil tindakan.  

#### **4. Tahap Kerajinan vs Rasa Rendah Diri (6--12 Tahun)**  

- **Krisis**: Apakah saya kompeten dibandingkan dengan orang lain?  

- **Deskripsi**: Anak mulai fokus pada tugas sekolah dan keterampilan praktis. Jika merasa gagal dibandingkan dengan teman sebaya, mereka bisa mengembangkan rasa rendah diri.  

- **Hasil Positif**: Rasa kompetensi dan kebanggaan atas prestasi.  

- **Hasil Negatif**: Rasa rendah diri dan ketidakmampuan.  

#### **5. Tahap Identitas vs Kebingungan Identitas (12--18 Tahun)**  

- **Krisis**: Siapa saya, dan apa peran saya dalam masyarakat?  

- **Deskripsi**: Remaja berusaha membentuk identitas diri mereka, termasuk nilai, minat, dan tujuan. Krisis identitas bisa terjadi jika mereka gagal menemukan arah hidup.  

- **Hasil Positif**: Identitas diri yang kuat.  

- **Hasil Negatif**: Kebingungan identitas dan ketidakjelasan peran.  

#### **6. Tahap Keintiman vs Isolasi (20-an--30-an Tahun)**  

- **Krisis**: Bisakah saya menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain?  

- **Deskripsi**: Orang dewasa muda berusaha menjalin hubungan yang intim dengan pasangan atau teman. Kegagalan dapat menyebabkan isolasi emosional.  

- **Hasil Positif**: Hubungan yang erat dan komitmen emosional.  

- **Hasil Negatif**: Kesepian dan isolasi.  

#### **7. Tahap Generativitas vs Stagnasi (40-an--50-an Tahun)**  

- **Krisis**: Apakah saya memberikan kontribusi kepada dunia?  

- **Deskripsi**: Individu fokus pada memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui pekerjaan, keluarga, atau komunitas. Jika tidak, mereka mungkin merasa stagnan atau tidak produktif.  

- **Hasil Positif**: Perasaan bahwa hidup memiliki makna dan tujuan.  

- **Hasil Negatif**: Rasa stagnasi dan ketidakpuasan.  

#### **8. Tahap Integritas vs Keputusasaan (60 Tahun ke Atas)**  

- **Krisis**: Apakah saya puas dengan kehidupan saya?  

- **Deskripsi**: Lansia merefleksikan hidup mereka. Jika merasa puas, mereka akan menerima hidup dengan damai. Jika merasa gagal, mereka mungkin mengalami keputusasaan.  

- **Hasil Positif**: Rasa kebijaksanaan dan penerimaan diri.  

- **Hasil Negatif**: Penyesalan dan rasa putus asa.  

---

### **Konsep Penting Teori Erikson**

1. **Krisis Psikososial**: Setiap tahap melibatkan konflik psikologis yang harus diselesaikan.  

2. **Keberlanjutan Tahap**: Kesuksesan atau kegagalan dalam satu tahap akan memengaruhi tahap berikutnya.  

3. **Lifelong Development**: Perkembangan berlangsung sepanjang kehidupan, tidak hanya terbatas pada masa kanak-kanak.  

---

### **Implikasi Teori Erikson**

- Dalam pendidikan: Pentingnya mendukung perkembangan anak pada setiap tahap.  

- Dalam terapi: Membantu individu mengatasi konflik yang belum terselesaikan.  

- Dalam kehidupan sosial: Memberikan wawasan tentang bagaimana hubungan interpersonal berkembang sepanjang usia.  

Teori Erikson menekankan bahwa keberhasilan dalam menghadapi krisis psikososial adalah kunci untuk membangun kepribadian yang sehat dan hubungan sosial yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun