Mohon tunggu...
Deddy Arifin
Deddy Arifin Mohon Tunggu... -

Mencoba terus belajar .....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Simalakama Obama: Mencoba Melunak Atau Terus Menekan?

15 Desember 2011   08:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:14 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasar minyak bereaksi setelah diisukan bahwa Iran akan melakukan latihan perang di Selat Hormuz, menyusul berhasil di bajaknya pesawat siluman AS oleh satuan perang elektronik Iran. Keberhasilan ini mengkhawatirkan akan terjadi perang spionase yang lebih besar yang telah dilakukan AS dan sekutunya. Diberitakan harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik menjadi 111,10 dolar AS per barel dan akhirnya mundur di 109,32 dolar AS. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk Januari, melompat setinggi 101,25 dolar AS. Kemudian berdiri di 99,70 dolar AS, naik 1,93 dolar AS pada posisi sebelumnya. Walaupun akhirnya dibantah oleh pihak otoritas Iran, tapi pasar sudah terlanjur bereaksi. Ini sekaligus membuktikan bahwa Iran mempunyai kekuatan yang  ditakuti  seluruh dunia. Posisi strategis Iran inilah yang mengkhawatirkan banyak pihak termasuk AS. Di beberapa media disebutkan AS sedikit bertekuk lutut dengan kondisi ini. Bahkan Presiden Barack Obama baru-baru ini mencoba menekan Kongres untuk meringankan sanksi ekonomi terhadap Iran. Seperti kita ketahui, belum genap satu sebulan yang lalu, sanksi ini diterapkan oleh AS, Inggris dan Israel. Sanksi ini merupakan sanksi yang berhubungan dengan transaksi finansial dan investasi asing di Iran yang di klaim sebagai tempat pencucian uang. AS, barat dan sekutunya mengeluarkan sanksi ini khawatir dengan perkembangan nuklir Iran yang menurut AS Cs mengarah ke level militer Seperti dikutip Reuters,  Presiden Obama meminta Kongres untuk meringankan sanksi bagi Bank Sentral Iran. Mengapa itu dilakukan ? Menurut pemerintahan Obama, pembatasan transaksi Bank Sentral Iran bisa memicu lonjakan harga minyak. "Kalau harga minyak melonjak itu keuntungan bagi Iran. Mereka bisa memanfaatkannya untuk riset nuklir lagi yang kemungkinan mengarah ke persenjataan nuklir," demikian alasan Pemerintah ke Kongres. Menurut perusahaan riset energi internasional, IHS Cambridge Energy Research Associate (IHS CERA), harga minyak mentah global yang tinggi menyebabkan pendapatan minyak Iran naik hampir sepertiga dibandingkan 2010. "Setiap sanksi Barat [terhadap Iran] akan memicu kekhawatiran konflik yang berdampak meroketnya harga minyak dunia, " kata Bhushan Bahree, Direktur IHS CERA kepada wartawan Reuters Selasa (13/12). Namun usulan Presiden Obama ini ditolak mentah- mentah oleh Senat AS. Mereka mengambil voting dengan hasil 100-0  yang artinya menyatakan menolak permintaan Pemerintahan Obama untuk meringankan sanksi AS terhadap Iran. Senator dari Partai Republik Mark Kirk dsn Senator dari Demokrat Bob Menendez menegaskan sanksi AS atas Iran sudah, "Keras, bertanggungjawab, dan adil," klaim mereka. "Kalau rezim Iran yang brutal itu bisa mencapai tujuan  mereka, yaitu memiliki bom nuklir, maka itu kesalahan kami di Kongres dan Senat," kata Kirk. Kini Iran mulai lagi melakukan perang urat syaraf dengan melakukan propaganda.  Ini perlu dilakukan untuk  mengimbangi propaganda AS, Barat dan sekutunya. Propaganda yang dilakukan adalah mengundang secara terbatas para awak media dan beberapa perwakilan kedutaan besar untuk menyaksikan pameran 7 pesawat musuh yang berhasil ditangkap. Pesawat tsb terdiri dari 3 pesawat intai AS dan 4 pesawat Israel.  Pesawat Israel yang berhasil ditangkap masuk di wilayah udara Timur Iran, dan pesawat intai AS melanggar batas wilayah Barat dan Selatan Iran. Presiden Obama mengalami kebimbangan : apakah akan terus menekan Iran dengan sanksi sepihak yang mengakibatkan harga minyak terus melonjak dan akan meningkatkan pendapatan Iran atau meringankan sanksi  dengan tidak adanya tekanan yang lebih keras kepada Iran dalam mengembangkan nuklirnya ? Dalam kebimbangannya juga Presiden Barack Obama harus menghadapi para demonstran yang menentang kapitalisme di negerinya yang dikenal sebagai gerakan Occupy Wall Street (OWS). Gerakan ini diberitakan sudah sampai memasuki Pelabuhan sebagai targetnya dan sudah berjalan hampir 3 bulan. (dear : diambil dari berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun