Dulu, saya juga termasuk orang yang susah lepas dari junk food. Rasanya, hampir setiap hari mampir ke restoran cepat saji. Tapi suatu hari, saya mulai merasa tubuh cepat lelah, berat badan naik, dan ada keluhan gula darah sedikit di atas normal. Itu jadi alarm buat saya untuk mulai berpikir ulang soal kebiasaan makan.
Saat saya cari tahu, ternyata pola makan seperti ini memang sangat berisiko. Ada hubungan langsung antara konsumsi junk food dan meningkatnya kasus diabetes, termasuk di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa angka penderita diabetes terus meningkat, dan salah satu penyebab utamanya adalah gaya hidup yang kurang sehat, termasuk pola makan tinggi lemak dan gula.
Kenapa Junk Food Bisa Picu Diabetes?Junk food identik dengan kandungan kalori, lemak jenuh, gula, dan garam yang tinggi, tapi rendah nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Nah, berikut ini beberapa alasan kenapa junk food bisa berbahaya:
1. Lonjakan Gula Darah
Makanan seperti kentang goreng atau nasi putih sering menyebabkan lonjakan gula darah karena tingginya kadar karbohidrat olahan. Penelitian dari The American Journal of Clinical Nutrition (2017) menunjukkan, konsumsi karbohidrat olahan secara berlebihan meningkatkan risiko diabetes tipe 2
2. Sensitivitas Insulin
Kandungan gula dan lemak yang tinggi membuat tubuh lebih sulit merespon insulin. Kondisi ini memaksa pankreas bekerja ekstra, yang dalam jangka panjang bisa memicu diabetes.
3. Peradangan Kronis
Konsumsi junk food yang terus-menerus juga memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan ini mengganggu metabolisme dan meningkatkan resistensi insulin.
4. Obesitas: Jalan Menuju DiabetesÂ
Junk food yang tinggi kalori sering kali membuat berat badan naik drastis. Di Indonesia sendiri, menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar), angka obesitas pada orang dewasa meningkat hingga 21,8% dalam sepuluh tahun terakhir, dan ini berkaitan erat dengan risiko diabetes.