Mohon tunggu...
Dea Putri Yuliana
Dea Putri Yuliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Jadilah manusia yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gengsi dan Harga Diri

31 Maret 2022   09:40 Diperbarui: 31 Maret 2022   12:03 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gua kan orang punya...

gua kan pinter....

masa gua si.........

Realita yang sering terjadi zaman sekarang banyak alasan yang membuat pemuda milenial lebih mengutamakan gengsi dibanding dengan jati diri....

Banyak sekali kasus mengenai gengsi dalam kehidupan, sebagai contoh ketika seseorang dalam bergaul selalu mementingkan outfit yang sedang tren saat ini. Hal ini membuat mindset orang berubah. 

"Gue mau ke mall ga punya baju branded pinjem si A aja deh". Hal itu yang menjadikan gaya lebih diutamakan dibanding dengan harga diri. Itu hanya hal kecil yang terjadi di masyarakat, masih banyak hal yang lain diluar sana. 

Contoh lain, rela meminjam uang dibank atau pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bergaya hidup yang mewah. 

Semua cara dapat dilakukan untuk kepuasan diri. Ya namanya manusia pasti ga akan ada puasnya. Demi ingin tersorot oleh orang, mereka rela memanipulasi apapun yang dipunya. Ingin dianggap mampu namun hidup pun masih bertumpu. 

Kira-kira seperti itulah ungkapan yang cocok untuk anak zaman sekarang yang terlihat trendy cara berpakaiannya namun berbanding terbalik dengan realita hidup yang sesungguhnya.

Secara tidak sadar, gengsi berlebihan ini banyak memiliki pengaruh buruk dalam kehidupannya. Salah satunya ia akan melewatkan kesempatan berharga dalam hidupnya. 

Menolak berbagai pekerjaan karena gaji yang didapat kurang besar untuk memenuhi kehidupannya. padahal diluar sana banyak yang membutuhkan pekerjaan tetapi ia malah melewatkan kesempatan tersebut. 

Ditambah relasi yang kurang, karena kebanyakan orang yang berpenampilan seperti ini enggan berteman dengan orang-orang biasa, ya seperti orang yang ada dibawah sudut pandang mereka. 

Padahal dengan kita perbanyak relasi, tidak memilih-milih kita ingin berteman dengan siapa, bisa jadi dengan kesempatan itu kita dapat mengambil banyak ilmu yang tidak kita dapatkan pada sekolah formal.

Jangan merasa tinggi karena diatas langit masih ada langit, dan jangan merasa rendah karena dibawah tanah masih ada tanah. Tetaplah bangga menjadi diri sendiri dan jangan dengarkan ocehan yang tidak penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun