Kampung Sibaklasik kembali mencuri perhatian dengan inovasinya dalam pengelolaan limbah. Tidak hanya sukses menjalankan sistem zero waste, kampung ini juga mengubah sampah organik menjadi bahan baku kerajinan tangan (handcraft) yang bernilai tinggi. Produk kerajinan berbasis kompos ini tidak hanya diminati masyarakat lokal tetapi juga telah merambah pasar luar daerah.
Dengan pendekatan kreatif, warga Kampung Sibaklasik memanfaatkan kompos yang dihasilkan dari limbah organik sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan. Kompos yang telah dipadatkan dan dicampur dengan bahan alami lain seperti serbuk kayu dan kulit jagung diolah menjadi berbagai produk, mulai dari pot tanaman hias, bingkai foto, hingga pernak-pernik dekorasi rumah.
“Awalnya, kami hanya membuat kompos untuk pupuk. Tapi kemudian muncul ide untuk menjadikannya bahan dasar kerajinan. Hasilnya ternyata menarik perhatian banyak orang,” ujar Saifudin Efendi, Ketua RT Kampung Siba Klasik
Proses pembuatan kerajinan ini melibatkan teknik khusus untuk memastikan produk yang dihasilkan kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Kesuksesan Kampung Sibaklasik dalam menciptakan kerajinan berbasis kompos tidak lepas dari peran aktif warganya. Dengan semangat gotong royong, mereka membentuk kelompok kerja yang bertugas mengelola limbah, memproduksi kompos, dan menciptakan produk kerajinan.
“Semua warga terlibat, dari ibu-ibu yang mendesain kerajinan hingga anak-anak muda yang membantu memasarkan melalui media sosial,” kata Saifudin Efendi, Ketua RT Kampung Siba Klasik
Menurutnya, kerajinan ini tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga meningkatkan perekonomian Kampung Siba Klasik.
Keunikan kerajinan Kampung Sibaklasik telah menarik perhatian banyak pihak. Tidak sedikit wisatawan dan komunitas dari luar daerah yang datang untuk belajar proses pembuatannya.
“Saya kagum melihat bagaimana limbah bisa diubah menjadi sesuatu yang indah dan bernilai. Saya berharap bisa menerapkan konsep ini di tempat kami,” ujar salah satu pengunjung.
Produk kerajinan Kampung Sibaklasik juga telah dipasarkan melalui pameran lingkungan dan platform daring, menjangkau pasar yang lebih luas.
Meskipun telah menuai banyak keberhasilan, Kampung Sibaklasik menghadapi tantangan, terutama dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat. Namun, warga tetap optimis dan berencana untuk memperluas pelatihan agar lebih banyak orang dapat terlibat dalam produksi.
“Kami berharap produk ini bisa menjadi ikon Kampung Sibaklasik dan membawa dampak positif bagi lingkungan sekaligus ekonomi,” ujar warga Kampung siba klasik
Kampung Sibaklasik telah membuktikan bahwa sistem zero waste tidak hanya mampu menjaga lingkungan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan inovasi kerajinan berbasis kompos, kampung ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk memadukan kreativitas dan keberlanjutan.
Dari limbah menjadi karya seni, Kampung Sibaklasik adalah bukti nyata bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H