Limbah organik yang biasanya dibuang kini dapat diolah menjadi pupuk, mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA). Â
2. Efisiensi dalam BerkebunÂ
  Dengan nutrisi langsung dari komposter, tanaman tumbuh lebih subur tanpa memerlukan pupuk tambahan. Â
3. Hemat Biaya
  Warga tidak perlu membeli pupuk kimia, sehingga dapat menghemat pengeluaran sekaligus menjaga kualitas tanah. Â
4. Ketahanan Pangan
  Warga dapat memanfaatkan pot camonik untuk menanam sayuran seperti cabai, bayam, atau kangkung, sehingga mengurangi ketergantungan pada pasar. Â
"Sejak menggunakan pot camonik, saya tidak lagi membuang sisa makanan. Semua dimanfaatkan untuk membuat pupuk, dan hasilnya tanaman saya lebih subur," ujar salah satu warga Kampung Sibaklasik. Â
Keberhasilan pot camonik tidak lepas dari kerja sama komunitas di Kampung Sibaklasik. Proses produksi pot melibatkan warga setempat, yang menggunakan bahan bekas seperti ember plastik, kaleng, atau pipa PVC sebagai material utama. Selain itu, komunitas lingkungan seperti Ecoton juga berperan dalam memberikan pelatihan dan pendampingan. Â
Pot camonik adalah contoh nyata bagaimana solusi sederhana bisa membawa perubahan besar," kata Saifudin Efendi, Ketua RT Kampung Sibaklasik. Â
Keberhasilan pot camonik mulai menarik perhatian dari luar Kampung Sibaklasik. Beberapa komunitas dari Gresik dan kota lain datang untuk belajar tentang cara membuat dan menggunakan pot ini. Bahkan, pemerintah daerah mulai mempertimbangkan untuk memperluas implementasi pot camonik sebagai bagian dari program pengelolaan sampah organik. Â