Mohon tunggu...
dean zeema
dean zeema Mohon Tunggu... -

saya ayah dari putri yg manis sekali.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Jalan Lurus" Itu Bernama Islam

31 Desember 2010   08:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:09 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah jalan yang lurus itu? Apakah itu sama dengan ihkdinashirrottol mustaqim? Apakah jalan lurus ini milik semua agama? Selalu saja pertanyaan itu menghantui pikiran saya yang masih lemah keimanan saya ini.

Kembali saya merenung dan berjalan menyusuri jalan-jalan protokol kota Medan yang dipenuhi penjual terompet. Lalu saya berhenti sejenak untuk sekedar melepas penat di sebuah masjid kecil di jalan Kapten Muslim sembari menunggu datangnya waktu Ashar tiba. Tiba-tiba datang seorang kakek tua yang menawarkan barang dagangannya yaitu buku-buku tentang agama islam.

Awalnya saya menolak dengan mengangkat telapak tangan saya, tapi sekejap saya urungkan karena mata saya menangkap sebuat buku kecil (mirip notes besarnya) dengan warna sampul merah maroon yang terlihat sudah lusuh (mungkin sudah lama sekali karena tidak laku).

Saya perlahan memandangi cover depannya, hhm, tak ada penerbit, tak ada barcud dan tak ada gambar cover layaknya buku-buku yang ada di toko buku umumnya. Di sini hanya tertulis  " Jalan menuju Sang Khalik oleh Imam Kurniawan".

Subhanallah, inilah isinya :

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh manusia-manusia yang tidak mengakui ada Tuhan, Kecuali Allah sementara banyak yang menawarkan diri bahwa dia adalah Tuhan karena biasi ini, bisa itu, bisa semuanya.

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui manusia yang ketika diperdengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qu'ran lalu hatinya bergetar dan kemudian dia mendirikan sholat, sementara yang lainnya tengah menghapal syair lagu band A sampai Z.

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui manusia-manusia yang selalu menangis akan semua dosa-dosa yang telah diperbuatnya lalu dia bersujud memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulanginya disetiap penghujung malam, sementara yang lain sedang terlelap dalam tidur dan mimpi indahnya.

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh Pemuda yang tengah khusyuk membaca Qur'an di dalam sebuah masjid, sementara kawan-kawan sepermainannya tengah asyik ditempat-tempat hiburan malam

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh seorang suami yang hanya membawa rejeki yang halal bagi anak dan istrinya, sementara kawan-kawannya tengah sibuk membahas nomor berapa besok ayang akan keluar

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh Istri seorang tukang becak yang tak pernah lupa untuk tersenyum menyambut suaminya pulang, meski suaminya tak membawa sepeserpun uang hasil menarik becak dayungnya

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui seorang anak yang tak pernah bosan untuk menjawab panggilan dan mendatangi orang tuanya dengan wajah yang ceria padahal dia tengah asyik bermain dengan teman-temannya.

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh seorang gadis yang malu tatkala auratnya tersingkap lalu dia menutupnya dan lalu menundukkan pandangannya, sementara teman-temannya yang lain tengah sibuk memilih baju-baju  mode terbaru di faktori outlet ternama

Jalan Lurus itu adalah jalan yang di lalui oleh ibu-ibu yang lisannya disibukkan dengan menyebut nama-nama Allah sementara yang lain tengah heboh dengan kasus perceraian beberapa artis terkenal.

Jalan Lurus itu bernama ISLAM.

Saya hanya bisa tertegun membaca sebuah buku lusuh yang mungkin tak akan pernah di beli orang, yang dikarang oleh seorang yang juga tak terkenal dan dijual oleh kekek tua yang juga tak saya kenal. Lalu saya merogoh saku saya dan tak lama kemudian terdengar suara adzan ashar dan sayapun bergegas untuk mengambil air sembahyang.

Alhamdulillah ya Allah, selalu saja Kau jawab semua pertanyaanku yang timbul karena bisikan-bisikan Syetan. Ya Allah, semoga perenungan ku ini bisa menjadi keberkahan dalam hidupku, keluargaku dan semua saudara-saudaraku yang MUSLIM. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun