Mohon tunggu...
Dean Tanzilla
Dean Tanzilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bachelor of Political Science

Democracy, Military-Politics, Human Rights, and Citizenship Enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kritis Max Horkheimer dalam Mengupas Fenomena Terorisme

20 April 2021   23:23 Diperbarui: 23 April 2021   08:52 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori kritis Horkheimer hadir untuk memberi respons terhadap teori-teori tradisional, ia menganggap terdapat kekeliruan dan kegagalan yang dihasilkan oleh teori ini.   Horkheimer menilai bahwa teori tradisional dalam memahami dan melihat realitas dilakukan dengan cara menerima apa adanya, tanpa ada sikap kritis mengenai indikator-indikator pertanyaan yang mengarah kepada hal-hal rasional. Dan teori tradisional ini seringkali digunakan sebagai alasan pembenar untuk melanggengkan pemahaman mereka. 

Horkheimer menaruh harapan besar terhadap teori kritis yang pada dasarnya ingin berusaha untuk menemukan dan mengembalikan hak dasar manusia, yakni kebebasan dan otonomi subjek. Pada awal kemunculannya teori yang digagas di dalam Sekolah Frankfurt ini, diorientasikan untuk membebaskan sisi kemanusiaan masyarakat dari irasionalitas dan ideologi yang dapat membelenggu pola pikir dan tindakan masyarakat (Umar Solahudin, 2020: 80).

Selanjutnya untuk memahami terorisme, kita seringkali diketemukan oleh hal yang berkaitan dengan aktivisme revolusioner, yaitu adanya upaya-upaya untuk mencapai tujuan, baik dalam bentuk mengekspansi pemahaman dan doktrinasi, cara kekerasan, teror maupun yang lainnya. Horkheimer dalam teori kritisnya dengan tegas menolak segala upaya yang berkaitan dengan aktivisme revolusioner, karena dianggap akan merugikan masyarakat lebih luas lagi. Ia menilai bahwa jika manusia menggunakan cara-cara kekerasan hanya akan menghasilkan kesengsaraan yang lebih mengerikan. Teori kritis Horkheimer memang identik dengan anti kekerasan, ia lebih menyarankan cara-cara yang bersifat terbuka dan moderat.

Salah satu solusi untuk mengupayakan "pemusnahan" terorisme ini adalah mencabut akarnya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila faktor pendorong dari munculnya terorisme juga hilang seiring dengan perubahan sosial-kultural. Karena biar bagaimanapun ideologi bukanlah sebuah rumusan yang saklek dan mutlak, ideologi dapat berubah. Sebagaimana yang terdapat pada asumsi dasar teori kritis bahwa realitas sosial adalah produk atau kontruksi yang berasal dari individu-individu di masyarakat ataupun faktor lain yang saling terkait. Teori kritis menganggap bahwa perkembangan kehidupan masyarakat merupakan sebuah pembaharuan dalam tata cara kehidupan yang seharusnya mampu membebaskan manusia dari segala bentuk cengkraman atau dominasi yang ada. Jadi, mampukah teori kritis Max Horkheimer menumpas fenomena terorisme?

DAFTAR PUSTAKA

Sindhunata, (1993). Dilema Usaha Manusia Rasional: Kritik Sosial oleh Max Horkheimer. Kanisius: Yogyakarta

Shindunata. (2020). Dilema Usaha Manusia Rasional: Teori Kritis Sekolah Frankfurt Max Horkheimer & Theodor W. Adorno. Gramedia Pustaka Utama: Palmerah

Sholahudin, Umar. (2020). Membedah Teori Kritis Mazhab Frankfurt: Sejarah, Asumsi, dan Kontribusinya Terhadap Perkembangan Teori Ilmu Sosial. Journal of Urban Sociology. Vol.3 No.2

Mubarak, Zulfi. Fenomena Terorisme di Indonesia: Kajian Aspek Teologi, Ideologi dan Gerakan. Jurnal Universitas Islam Negeri Malang. Volume 15 Nomor 2 Desember 2012

Umar, Ahmad. (2010). Melacak Akar Radikalisme Islam di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 14, Nomor 2, November 2010 (169-186) ISSN 1410-4946

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun