Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia. Hari Bumi dirayakan secara setiap tahunnya untuk menunjukkan dukungan terhadap upaya perlindungan lingkungan sedunia. Hari Bumi, pertama kali diperingati pada tanggal 22 April 1970 di Amerika Serikat. Perayaan Hari Bumi Sedunia terdiri dari berbagai acara yang dikoordinasi oleh earthday.org, sebelumnya earthday network. Misi earthday.org adalah untuk mendiversifikasi, mengedukasi, dan mengaktifkan gerakan lingkungan di seluruh dunia. earthday.org adalah perekrut terbesar di dunia untuk gerakan lingkungan, bekerja sama dengan lebih dari 150.000 mitra di lebih dari 192 negara untuk mendorong tindakan positif bagi planet kita-Bumi kita tercinta. Tahun ini, 2024, Hari Bumi Sedunia ke-54 bertema "Planet vs. Plastic".
Saat ini dunia membutuhkan perubahan. Perubahan yang transformasional dan revolusioner untuk kepentingan Bumi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada Bumi dan penciptanya. Krisis lingkungan yang dihadapi Bumi juga akan berdampak ke keberlangsungan hidup manusia, karena Bumi adalah rumahnya manusia. Adalah kewajiban bagi manusia untuk mencari solusi dari masalah yang mereka buat sendiri. Sebuah tindakan machiavellianism yang penuh integritas. Masalah Bumi berasal dari manusia, dan manusia lah yang akan menyelesaikannya. Solusi dari masalah-masalah itu dibutuhkan solusi yang berani, kreatid, dan inovatif serta menguntugkan manusia. Jangan lupakan Buminya.
Disinilah kita berperan. Sebagai individu, anda memiliki kekuatan dan pengaruh yang nyata sebagai bagian masyarakat dunia; Sebagai kelompok, kita adalah masyarakat dunia itu sendiri yang berperan dalam memutuskan tindakan konsumsi, opsi, dan jalannya kehidupan di Bumi "Kita" ini yang sangat kita sayangi.
SEJARAH SINGKAT
Dalam beberapa dekade sebelum tahun 1970-an, orang Amerika mengonsumsi gas bertimbal dalam jumlah besar melalui mobil-mobil yang sangat besar dan tidak efisien. Industri menyemburkan asap dan lumpur tanpa rasa takut akan konsekuensi dari hukum atau pemberitaan yang buruk. Polusi udara secara umum diterima sebagai bau kemakmuran. Hingga saat itu, masyarakat umum di Amerika masih belum menyadari masalah lingkungan dan bagaimana lingkungan yang tercemar mengancam kesehatan manusia.Â
Namun, keadaan mulai berubah dengan terbitnya buku terlaris di New York Times, Silent Spring, karya Rachel Carson pada tahun 1962. Buku ini merupakan momen penting, terjual lebih dari 500.000 eksemplar di 24 negara karena buku ini meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap organisme hidup, lingkungan, dan hubungan yang tak terpisahkan antara polusi dan kesehatan masyarakat.
Senator Gaylord Nelson, senator junior dari Wisconsin, telah lama prihatin dengan kondisi lingkungan yang memburuk di Amerika Serikat. Kemudian pada bulan Januari 1969, ia dan banyak orang lainnya menyaksikan kerusakan akibat tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Terinspirasi oleh gerakan anti-perang mahasiswa, Senator Nelson ingin menyatukan energi protes anti-perang mahasiswa dengan kesadaran publik yang muncul tentang polusi udara dan air. Senator Nelson mengumumkan ide untuk mengadakan pengajaran di kampus-kampus kepada media nasional, dan membujuk Pete McCloskey, anggota Kongres dari Partai Republik yang berpikiran konservasi, untuk menjadi wakil ketuanya.
Senator Gaylord Nelson merekrut Denis Hayes, seorang aktivis muda, untuk mengorganisir kegiatan di kampus dan menyebarkan ide tersebut ke publik yang lebih luas, dan mereka memilih tanggal 22 April, hari kerja yang berada di antara Liburan Musim Semi dan Ujian Akhir Semester, untuk memaksimalkan partisipasi mahasiswa.
Menyadari potensinya untuk menginspirasi semua orang Amerika, Hayes membangun staf nasional yang terdiri dari 85 orang untuk mempromosikan acara-acara di seluruh negeri dan upaya ini segera diperluas dengan melibatkan berbagai organisasi, kelompok agama, dan lainnya. Â Mereka mengubah namanya menjadi Hari Bumi, yang segera menarik perhatian media nasional, dan menyebar ke seluruh negeri. Â Hari Bumi menginspirasi 20 juta orang Amerika - pada saat itu, 10% dari total populasi Amerika Serikat - untuk turun ke jalan, taman, dan auditorium untuk berdemonstrasi menentang dampak pembangunan industri selama 150 tahun yang telah meninggalkan warisan yang terus meningkat dan berdampak serius pada kesehatan manusia.
Peran Manusia
Jangan meremehkan manusia. Sekelompok makhluk yang dapat merusak sebuah planet dengan radius rata-rata 6.371 km, tentu dapat melakukan kebalikannya. Ketik suara dan tindakan kita telah bersatu bersama ribuan bahkan jutaan orang dari berbagai belahan dunia, sebuah gerakan reformis demi keberlangsungan hidup Bumi adalah suatu hal yang mudah. Sebuah gerakan yang inklusif, berdampak, dan tidak mungkin untuk diabaikan.
Hal ini mengingatkan penulis pada satu perkataan, yaitu
Kita memang tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita dapat memperbaikinya di masa sekarang agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan-Asep Kambali
Manusia memang banyak melakukan kesalahan, karena itu adalah suatu hal yang paling ahli kita lakukan. Segala kemampuan kita baik otak dan otot yang telah kita kerahkan sejak berabad-abad lamanya untuk mengubah Bumi menjadi rumah yang senyaman mungkin, meninggalkan barang bekas konstruksi yang berbahaya. Rumah yang telah lama kita tinggali kini terancam. Manusia terlah berbuat salah. karena manusia telah mengubah Bumi untuk dan demi kepentingan manusia saja. Kini pun, manusia harus memperbaiki segala kesalahannya dari masa lalu demi masa depan MANUSIA-dan menyelamatkan Bumi adalah salah satu jalan. Andai perjalanan lintas planet dan kehidupan ekso-bumi memungkinkan, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia akan mempertimbangkan opsi tersebut.
Mari lupakan sejenak kesalahan kita di masa lalu. Jika perlu, kita lupakan dan hapus bagai tak pernah terjadi seperti yang biasa kita lakukan untuk kesalahan-kesalahan mandiri kita. Kini, masa depan sedang menunggu. Masa depan sedang melihat, apakah kita akan menyelamatkan Bumi?; ataukah masih berupaya mewujudkan mimpi hidup di langit?
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Bumi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H