~Kini kita beridul fitri berbahagia~
~Mari kita berlebaran bersuka gembira~
~Berjabatan tangan sambil bermaaf-maafan~
~Hilang dendam habis marah di hari lebaran~
Begitulah potongan lirik dari lagu Selamat Hari Lebaran karya Ismail Marzuki. Tak terasa sudah satu bulan lamanya, kini kita memasuki hari kemenangan, bulan Syawal.Â
Setelah satu bulan kita berpuasa demi menahan nafsu dan menguatkan iman, maka akan tercapailah kemenangan raya yang sempurna. Amat disayangkan bagi mereka yang berpuasa, namun tetap memanjakan nafsu.Â
Amat beruntung pula bagi mereka melaksanakan puasa dengan penuh takwa. Segala perjuangan satu bulan penuh terbayarkan dengan hari kemenangan yang ditunggu-tunggu.Â
Ketika akan lebaran, masa dimana bapak-bapak memperbaiki rumah, ibu-ibu memasak di dapur, anak-anak berburu mercon dan senapan plastik. Harga sandang, papan, dan pangan yang meninggi tidak menjadi halangan.Â
Maka Pikiran Semrawut, dompet kecut, pengeluaran meroket setinggi kelud. Kocek dompet dikorbankan sampai jebol demi memenuhi persyaratan-persyaratan lebaran tersebut.Â
Segala persiapan lebaran yang sedari awal hanya untuk tontonan. Rasa tidak ingin kalah dari yang lain memanaskan persaingan di kala lebaran.Â