Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melodi Rindu yang Tak Terucap

14 Agustus 2024   14:11 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:14 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di antara hening malam yang membisu,
Aku terjebak dalam labirin rindu,
Hati ini bergetar dalam sunyi yang dalam,
Menari di batas antara nyata dan impian.

Kupandangi bintang yang tak pernah berkata,
Berharap ia bisa menyampaikan rasa,
Namun kata-kata seakan tak cukup,
Untuk menyanyikan rindu yang mendalam dan keruh.

Bagaimana caraku melantunkan kerinduan ini?
Saat setiap nada terasa seperti penjara,
Suara tak mampu menyentuh jiwamu,
Hanya gema kosong di ruang tanpa batas.

Setiap melodi terasa seperti pecahan,
Berkeping-keping dalam lirik yang samar,
Aku terjerat dalam kesunyian yang mencekam,
Ingin menyanyikan rindu, namun terdiam dalam ketidakmampuan.

Apakah rindu ini dapat diungkapkan dalam lagu?
Atau hanya terukir dalam bayang-bayang yang samar?
Aku menggenggam secercah harapan yang rapuh,
Menunggu waktu yang tepat untuk mendendangkannya.

Biarkanlah melodi ini menemukan jalannya,
Menembus dinding kesunyian yang membelenggu,
Karena dalam setiap nada yang terdiam,
Ada rindu yang tak bisa diucapkan, hanya bisa dirasakan.

Di dalam ketidakpastian ini,
Aku tetap menunggu, berharap,
Suatu saat rindu ini akan ditemukan,
Dalam melodi yang tak pernah benar-benar terucap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun