Di antara hening malam yang membisu,
Aku terjebak dalam labirin rindu,
Hati ini bergetar dalam sunyi yang dalam,
Menari di batas antara nyata dan impian.
Kupandangi bintang yang tak pernah berkata,
Berharap ia bisa menyampaikan rasa,
Namun kata-kata seakan tak cukup,
Untuk menyanyikan rindu yang mendalam dan keruh.
Bagaimana caraku melantunkan kerinduan ini?
Saat setiap nada terasa seperti penjara,
Suara tak mampu menyentuh jiwamu,
Hanya gema kosong di ruang tanpa batas.
Setiap melodi terasa seperti pecahan,
Berkeping-keping dalam lirik yang samar,
Aku terjerat dalam kesunyian yang mencekam,
Ingin menyanyikan rindu, namun terdiam dalam ketidakmampuan.
Apakah rindu ini dapat diungkapkan dalam lagu?
Atau hanya terukir dalam bayang-bayang yang samar?
Aku menggenggam secercah harapan yang rapuh,
Menunggu waktu yang tepat untuk mendendangkannya.
Biarkanlah melodi ini menemukan jalannya,
Menembus dinding kesunyian yang membelenggu,
Karena dalam setiap nada yang terdiam,
Ada rindu yang tak bisa diucapkan, hanya bisa dirasakan.
Di dalam ketidakpastian ini,
Aku tetap menunggu, berharap,
Suatu saat rindu ini akan ditemukan,
Dalam melodi yang tak pernah benar-benar terucap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H