Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

3 Strategi Meloni Ubah Label "Far-Right Leader" Menjadi "Darling to the West"

16 Juni 2024   09:13 Diperbarui: 16 Juni 2024   15:12 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PM Italia Giorgia Meloni berswafoto bersama PM India Narendra Modi di KTT G7 Italia (Sumber: India Today)

Biasanya pembawa acara menjadi pusat perhatian di pesta mana pun. Tidak terkecuali acara yang diselenggarakan G7 di Bari, Italy. Mulai dari karpet merah, foto bersama, hingga sesi grup, Giorgia Meloni jadi bintang di pertemuan ke 50 forum politik dan ekonomi yang beranggotakan 7 negara ini. 

Ada cerita menarik, ketika Meloni terpilih sebagai Perdana Menteri Italy pada tahun 2022, Barat Waspada terhadap ideologi Maloni yang terlalu kanan. Sehingga Barat punya segala macam kekhawatiran seperti, apakah beliau akan bersikap lunak terhadap Vladimir Putin yang juga ekstrim kanan? apakah beliau akan membawa Italia menjauh dari Brussel? 

Tapi sepertinya semua kekhawatiran itu telah sirna. Kini Meloni menjadi favorit para pemimpin Barat, tidak seperti rekan-rekannya yang lain dari kelompok sayap kanan di Eropa. Kok bisa? Apa saja strategi Meloni merubah statusnya dari dikhawatirkan menjadi disukai? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tahun 2022, gempa politik melanda Italia. Gempa itu bernama Giorgia Maloni. 

Saat itu pandemi Covid memporakporandakan ekonomi di pedesaan. Kemudian lockdown melemahkan perekonomian nasional. Keadaan ini menghancurkan kredibilitas partai-partai politik arus utama dan para pemimpin. Ada gula ada semut. Meloni dan partai politiknya (Brothers of Italy) hadir menawarkan kebijakan-kebijakan yang dirasa lebih masuk akal daripada para politikus arus utama . Alhasil Meloni terpilih menjadi Perdana Menteri. 

Segera setelah terpilih menjadi perdana menteri, media-media khususnya Barat pun dipenuhi dengan Headline pedas. BBC dan Washington Post menyebutnya sayap kanan radikal. Mereka melabeli Meloni sebagai politisi kanan radikal, dan dianggap memiliki kesamaan dengan fasisme Benito Mussolini. 

Sudah 2 tahun berlalu sejak berita utama dan prediksi tersebut. Hari ini Meloni lebih kuat dari sebelumnya di Italia dan Eropa. Perempuan berusia 47 tahun tersebut juga telah menjadi kesayangan AS dan Uni Eropa. Banyak yang bertanya, bagaimana caranya politisi sayap kanan bisa seberhasil Meloni di tengah lautan sentris? 

Giorgia Meloni lahir di Roma selatan, wilayah yang terkenal dengan ideologi kiri-tengah. Tetapi ketika remaja, dirinya tertarik pada politik sayap kanan. Kemudian bergabung dengan Pemuda dari gerakan dan organisasi sosial Italia yang berevolusi dari partai fasis Mussolini. Ketika diktator lama Italia, Mussolini, menghancurkan demokrasi dan kebebasan di negaranya. Ia juga menyeret Italia ke dalam perang dan gagal. Jejak dan warisannya dapat dilihat di Bari, kota berlangsungnya KTT G7 kali ini dilangsungkan. Jadi Bari punya ikatan sejarah dengan Fasisme. 

Mussolini membudidayakan wilayah tersebut sebagai lahan pertanian. Setelah perang dunia pertama dia ingin mengubah Italia menjadi Negara mandiri. Mussolini mengintensifkan produksi minyak zaitun dan gandum dan semuanya dipantau dari gedung Palazo Del Governo atau Istana Pemerintah.

Bangunan tersebut dibangun pada tahun 1800-an. Kemudian diubah oleh Mussolini menjadi markas besar pemerintahan. Dari sinilah kaum fasis menguasai Bari dan Italia Selatan. 

Pada tahun 2012, bersama dengan Ignazio La Russa dan Guido Crosetto, Giorgia Meloni mendirikan partai politik Brothers of Italy. Pada pemilihan umum tahun 2018, partai tersebut hanya mendapat 4% jumlah suara. Tetapi tahun-tahun berikutnya mengubah masyarakat dan perekonomian Italia selamanya. Italia merupakan salah satu negara yang paling terkena dampak selama pandemi.

Tercatat, terdapat hampir 200.000 kematian akibat Covid-19. Tiba-tiba kebijakan sayap kanan Meloni tidak terlihat radikal. Sebaliknya tampak seperti solusi terhadap masalah yang diciptakan oleh partai-partai arus utama. Partainya memenangkan 26% suara pada pemilu 2022, sekaligus mentahbiskan Meloni menjadi perdana menteri perempuan pertama di Italia. 

Banyak komentator menulis prediksi hari kiamat. Mereka menuduh Meloni sebagai seorang neo fasis. Namun dalam pidato pertamanya sebagai perdana menteri, Meloni membantah tuduhan tersebut. Dirinya menyampaikan gagasan Eropa Bersatu. 

Berikut pidato pertamanya sebagai perdana menteri: "Saya tidak pernah merasakan simpati atau punya kedekatan dengan rezim yang tidak demokratis, rezim mana pun termasuk fasisme. Sama seperti saya selalu menganggap undang-undang rasial tahun 1938 sebagai titik terendah dalam Sejarah Italia, suatu hal yang memalukan yang akan menandai rakyat kita selamanya." Pidatonya tersebut disambut meriah dengan tepuk tangan dari para anggota parlemen Italy. 

Sayap kanan radikal sudah lama dianggap sebagai kryptonite politik di Eropa. Tetapi dari foto-foto G7, sepertinya mereka sudah lupa Kkryptonite itu. Meloni menjadi favorit dalam KTT tersebut. Kembali lagi ke pertanyaan di atas, apa strategi Meloni menjadi favorit para pemimpin Eropa? 

Strategi politik pertama adalah bertindak hati-hati. 

Meloni telah mendukung kebijakan yang menentang aborsi, hak-hak gay dan imigrasi tetapi belum mengambil langkah radikal untuk mengeluarkan produk hukum terkait hal-hal tersebut. Sebagian besar pemimpin sayap kanan membuat kesalahan dengan bergerak terlalu cepat mengeksekusi agenda mereka. 

Meloni tahu hal itu akan menjadi bumerang. Tentu saja zaman telah berubah. Italia merupakan kasus yang absurd jika menyangkut pemikiran demokrasi dan liberal. Negeri Pizza tidak berpikiran terbuka layaknya beberapa negara di Eropa Barat seperti Perancis dan Jerman. Namun juga tidak berpikiran tertutup seperti beberapa negara di Eropa Timur. 

Perdana Menteri Giorgia Meloni telah menggunakan kesenjangan ini sebagai keunggulan diri. Kebijakan dasarnya adalah anti-aborsi dan anti-LGBTQ tapi tidak terburu-buru untuk mendorongnya di parlemen. Tidak seperti, misalnya, kaum konservatif di AS. Donald Trump hanya menjabat satu kali masa jabatan tapi dia memenuhi Mahkamah Agung dengan hakim untuk membatasi hak aborsi di Amerika. 

Giorgia Meloni tidak melakukan kesalahan seperti itu. Beliau bergerak perlahan untuk meminimalisir reaksi balik. Dalam pidato-pidatonya dia masih menjadi pemimpin sayap kanan, tetapi sama sekali belum menyentuh Piagam HAM Italia. 

Strategi kedua adalah komunikasi. 

Para pemimpin sayap kanan Eropa tidak terlalu difavoritkan oleh massa. Bahasa politik mereka sering kali tajam dan menyinggung. Tapi tidak Giorgia Meloni. Dirinya telah membangun aura penuh kasih dan tanggung jawab di sekelilingnya. Entah dengan selfie saat turnya atau bermain di media sosial, atau berbicara tentang cintanya pada Tolkien.

Yup, benar sekali, Giorgia Meloni adalah penggemar berat Lord of the Rings, bahkan menyebutnya buku suci. Pada tahun 2008, sebagai Menteri Pemuda Italia yang akan difoto untuk sebuah majalah Meloni memutuskan untuk berpose di dekat patung Gandalf. 

Sumber: Know Your Meme
Sumber: Know Your Meme

Strategi ketiganya adalah kebijakan luar negeri. 

Sebagian besar pemimpin di Eropa telah memusuhi lembaga-lembaga arus utama Barat seperti Uni Eropa dan NATO. Pada kenyataannya banyak partai-partai sayap kanan di Eropa disebut Skeptis Euro. Namun tidak Giorgia Meloni yang selalu memposisikan diri dengan sangat hati-hati. Beliau secara tegas mendukung pertahanan Ukraina melawan Rusia. Selain itu, dia juga berpartisipasi dalam berbagai inisiatif Uni Eropa serta mendukung ekspansi NATO di wilayah Nordik. 

Jadi Meloni muncul sebagai sosok yang tegas dan dapat diandalkan sekutu Barat. Itulah sebabnya posisinya dalam isu-isu seperti aborsi dan HAM sering dikesampingkan. 

Meloni telah berhasil di mana para pemimpin sayap kanan lainnya tidak. Misalnya, Victor Orban dari Hungaria yang berhasil merebut kekuasaan di negaranya tetapi terus-menerus mendapat kritik dari UE, sehingga membuatnya sangat terisolasi di Brussel. Contoh lainnya adalah Marine Le Pen dari Perancis, yang selalu berjuang untuk mendapatkan daya tarik, namun sering dikritik oleh pemimpin lainnya di Eropa. 

Giorgia Meloni telah menunjukkan bahwa pada usia 47 tahun, dia memiliki karir politik yang panjang di masa depan. Jika bisa memainkan kartunya dengan benar, Meloni bisa membentuk kembali politik Eropa untuk tahun-tahun mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun