Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apple Gandeng Open AI Rilis Fitur Canggih Apple Intelegence

12 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   16:15 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber Guardian via Kompas)

Kita semua punya teman yang selalu terlambat ke setiap acara. Di dunia teknologi bisa jadi yang seperti itu adalah Apple. Kemarin dulu (10/6), perusahaan besutan Steve Jobs bergabung dalam perlombaan AI saat mengungkap "Apple Intelegence" atau kecerdasan Apple. Artinya, Apple akan punya aplikasi baru, fitur AI dan Siri yang didukung AI.

Tapi pembaruan pentingnya adalah revolusi AI Apple akan didukung oleh Open AI, perusahaan sama yang membuat Chat GPT. Kedengarannya seperti partnership yang hebat. tetapi tidak semua orang senang dengan hal ini termasuk Elon Musk. Bos Tesla mengatakan kalau partnership tersebut merupakan ancaman besar terhadap keamanan data. Apa iya?

Dunia kecerdasan buatan serba cepat dan kejam. Jika tidak bisa terus update, perusahaan akan tersingkir. Selama berbulan-bulan Apple berada dalam posisi yang tidak seperti biasanya. Perusahaan yang kerap dianggap sebagai penentu tren dalam bidang teknologi tersebut tertinggal.

Ketika para raksasa teknologi seperti Microsoft, Google, dan Amazon melaju lebih cepat, Apple merayap sendirian. Alih-alih terjun bebas ke perairan keruh machine learning, Apple sibuk memoles iPhone lama menjadi model-model baru.

Tapi tidak lagi, Apple akhirnya benar-benar menyelam ke dalam perlombaan AI. CEO Apple, Tim Cook, mengaku bahwa Apple Intelengence merupakan sistem kecerdasan personal yang menempatkan model generatif yang super canggih pada prosesor iPhone, iPad, dan Mac. Katanya, sistem ini memanfaatkan konteks personal sehingga sisi utilitasnya lebih terasa relevan dan unik bagi masing-masing pengguna.

Sederhananya, sistem AI Apple akan mempelajari masing-masing pengguna dan menggunakan pengetahuannya tentang pengguna untuk memberikan pelayanan yang relevan kepada pengguna sesuai dengan kebiasaan masing-masing pengguna.

Teknologi penting dalam rencana Apple ini adalah Siri, assisten virtual Apple. Ketika pertama kali diperkenalkan, Siri itu revolusioner. Tapi sekarang lebih terasa seperti sebuah relik dari masa lalu.

Selama bertahun-tahun, Siri yang terasa hanya bisa mengatur pengatur waktu dan alarm telah dikalahkan oleh Alexa dan Google Assitant. Namun kini Siri kembali lagi. asisten virtual itu akan punya kemampuan untuk menjawab pertanyaan menggunakan apa yang ada di layar pengguna dan pengetahuan dari berbagai aplikasi. 

Misalnya, saya bilang "Siri, tunjukan foto saya liburan di Borobudur  yang pakai baju merah muda" maka Siri akan memunculkannya di layar. Lalu saya bilang "Siri, buat foto ini menonjol" maka dengan seketika Siri akan menyempurnakannya sesuai perintah edit.

Satu kata "Canggih". Tapi yang disoroti dalam come back-nya AI Apple adalah kemitraan baru dengan open AI. Open AI yang bikin chat GPT sekarang akan mendukung revolusi AI Apple. Meski begitu langkah ini bukannya tanpa reaksi balik.

Terutama dari Elon Musk yang menurutnya merupakan ancaman terhadap keamanan data. Bos X mengancam akan melarang iPhone di perusahaannya. Ada kekhawatiran bahwa Apple mengorbankan privasi datanya untuk menjadi yang terdepan dalam perlombaan AI. Pertanyaannya, apa iya Apple akan melakukan seperti yang dituduhkan Musk?

Apple mengatakan bahwa privasi masih menjadi prioritas utama bagi perusahaan. Jadi bagaimana cara kerjanya dengan Open AI? Penjelasannya cukup sederhana. Ketika chat GPT diberikan Apple query, informasi akan diteruskan ke Apen AI dengan terlebih dahulu meminta izin pengguna. Apple juga mengatakan bahwa Open AI tidak dapat menyimpan data atau melatih sistemnya menggunakan data pengguna. 

Update terbaru dengan Siri yang didukung Open AI dan semuanya tanpa membahayakan privasi pengguna kedengarannya sempurna. Tapi apakah sama sekali tidak ada masalah tersembunyi?

Dalam mode Apple klasik, fitur AI yang baru akan memiliki limited backwards compatibility. Dalam istilah awam, artinya bahwa untuk menikmati fitur-fitur baru, pengguna harus membeli iPhone baru. Bagi yang baru tahu jangan kaget karena strategi pemasaran seperti ini sudah ketinggalan zaman atau setidaknya setua iPhone. Dan Sepertinya Apple telah menguasainya.

Mereka menyelam lebih dulu ke dunia AI dengan rencana yang sebagian jenius, dan sebagian pemasaran. Tim Cook dan kawan-kawan mungkin terlambat bergabung dalam perlombaan AI, tapi jangan dulu dikesampingkan karena mereka masih seutuhnya Apple.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun