Minggu ini Eropa mengadakan pemilu. Satu hal yang pasti setelah pemilihan Parlemen Eropa pada hari Minggu: Tidak semua orang akan merayakannya.
Sementara kelompok sayap kanan memperoleh kekuatan, kelompok hijau dan liberal mengalami malam kelabu. Presiden Prancis Emmanuel Macron menerima pukulan telak sampai-sampai beliau segera membubarkan parlemen nasional dan mengadakan pemilu baru.
Seperti negara-negara, Uni Eropa juga punya parlemen. Parlemen Uni Eropa punya 720 anggota yang semuanya dipilih untuk menjabat selama 5 tahun. Siapa yang menang kali ini bukan pertanyaan yang akan dibahas artikel ini, melainkan lebih ke tentang siapa yang memperoleh keuntungan dari hasil pemilu UE kali ini. Jawabannya adalah kelompok sayap kanan Eropa.
Secara umum ada dua ideologi di Parlemen Eropa, yang satu mendukung dan yang lainnya anti-Uni Eropa atau yang biasa disebut Euro Skeptics. Sayap kanan termasuk dalam kelompok kedua, yaitu Euro Skeptis.
Kelompok yang skeptis terhadap Uni Eropa ini adalah partai-partai nasionalis di seluruh benua Eropa. Tuntutan kebijakan mereka bersifat umum seperti kurangnya kontrol dari Uni Eropa, kurangnya dukungan terhadap Ukraina, kurangnya investasi dalam perubahan iklim dan kurangnya tindakan keras terhadap migrasi selama ini. Secara luas, inilah rencana kampanye mereka.
Kampanye mereka berhasil. Coba kita lihat proyeksi hasil pemilu Parlemen Uni Eropa.Â
ECR (European Conservative and Reformist) memenangkan 73 kursi. ECR merupakan blok sayap kanan yang dipimpin oleh Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia. Mereka telah memenangkan 69 kursi pada pemilu yang lalu. Kali ini mereka mendapat 73 kursi. Jadi Meloni adalah bintangnya pemilu kali ini. Mungkin beliau tidak memenangkan suara mayoritas tapi jelas telah menjadi King Maker.
Blok konservatif lainnya adalah Identity and Democracy (identitas dan demokrasi) yang dipimpin politikus Perancis, Marine Le Pen. Blok identitas dan demokrasi mendapat 49 kursi di pemilu yang lalu. Kali ini mereka mendapat 58 kursi.
Jadi Kaum Skeptis terhadap Euro kini menjadi kelompok kuat di Parlemen. Di sisi lain, partai-partai yang pro-Eropa seperti partai hijau (green party) telah kehilangan 20 kursi. Blok pembaruan pimpinan Emanuel Macron juga menderita kehilangan 20 kursi. Sementara kaum kiri dan sosialis hampir tidak berubah dari hasil pemilu yang lalu.