Kini kita hidup di bumi yang berisi 8 miliar penduduk. Lebih dari seratus ribu orang meninggal setiap hari, tetapi berita kematian yang akan saya bahas di artikel ini sedikit berbeda. Bukan tentang seseorang, melainkan berita kematian dari lembaran kata-kata tertulis a.k.a BUKU.
Mungkin terdengar absurd tapi percayalah kalau itu masuk akal. Jawab saja pertanyaan ini, kapan terakhir kali pembaca sekalian mengambil sebuah buku dan menghabiskan waktu berjam-jam hanya membaca, tanpa terhenti oleh panggilan telepon, TV, atau notifikasi di HP, intinya tanpa gangguan, hanya murni berjam-jam bersama sebuah bacaan yang bikin nagih?
Bagi sebagian pembaca jawabannya bisa jadi "kemarin" atau bahkan "hari ini". Tapi bagi kebanyakan orang jawabannya adalah berhari-hari, berbulan-bulan yang lalu, atau bahkan lupa tahun berapa terakhir kali menyelesaikan satu buku. Masa-masa menghabiskan waktu membalik halaman buku sepertinya sudah lama berlalu.Â
Membaca telah menjadi kebiasaan yang terlalu dini menjadi antik lalu masuk ke museum peradaban. Buku-buku berdebu di rak-rak. Toko-toko buku juga sudah sama seperti barang antik yang sangat susah dicari. Di perpustakaan terlihat lebih banyak orang yang menatap ke layar komputer atau laptop alih-alih buku.
Pernahkah kalian tanya kenapa? Di artikel ini saya akan mencoba mencari jawaban tersirat dari pertanyaan tersebut.
Pertama-tama, apakah kalian ingat buku pertama yang kalian baca? Kebanyakan dari kita akan menjawab buku tentang belajar angka atau alfabet. Tapi tahukah kalian buku apa yang pertama kali dicetak? Tidak ada yang tahu pasti. Yang diketahui pasti adalah, pada tanggal 11 Mei tahun 868 M, seorang laki-laki bernama Wong ji menugaskan seorang pengrajin cetak kayu (block printer) untuk membuat gulungan teks suci Budha sepanjang 53 meter. Cetakan tulisan di atas kayu ini menjadi cetakan tulisan tertua yang diketahui sejauh ini dan diberi judul "Sutra Intan" (Diamond Sutra).
Kemudian munculah mesin cetak. Penemuan ini mengubah sejarah manusia. Mesin cetak ini memberi kita buku pertama yang diproduksi secara masal, yakni Alkitab Gutenberg.
Lalu ada buku bersampul tipis yang sangat populer di kalangan siswa di kelas pekerja, diikuti oleh pilihan buku bersampul keras yang lebih tahan lama dan versi ini telah ada selama berabad-abad.
Untuk buku terlaris, Alkitab menjadi buku terlaris sepanjang sejarah. Sampai hari ini sebanyak tujuh miliar eksemplar Alkitab yang terjual di seluruh dunia.
Lalu ada buku termahal. Buku berjudul "Codex Leicester" yang pada dasarnya merupakan buku harian sains Leonardo da Vinci itu menjadi buku termahal di dunia. Bill Gates membeli buku tersebut pada tahun 1994 seharga 30,8 juta dolar Amerika. Hari ini mungkin bernilai  lebih dari 50 juta dolar.