Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Akankah AS Menghapus Houthi dari Daftar Teroris?

6 April 2024   00:41 Diperbarui: 6 April 2024   10:57 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi AS tampaknya mengambil langkah terbalik. Pada bulan Oktober tahun lalu, Hamas menyerang Israel. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan perang. Pasukan Pertahanan Israel masuk ke Gaza.

Dari Yaman, Houthi memulai perang paralel di Laut merah. Mereka mulai meluncurkan rudal yang menargetkan kapal-kapal. Houthi bikin dunia gosok mata, ketika mereka menggunakan helikopter untuk membajak sebuah kapal komersial dan memfilmkan seluruh operasi tersebut lalu menayangkannya secara online. Kejadian ini terjadi pada bulan November 2023.

Amerika menanggapi eskalasi Houthi dengan menyerukan kepada sekutunya untuk membentuk operasi angkatan laut. Lahirlah Operation Alliance Guardian pada Desember 2023. Aliansi tersebut merupakan sebuah kekuatan yang dibentuk dengan tujuan untuk memastikan transit yang aman melalui wilayah Laut Merah.

Apa aliansi ini berhasil? Sayangnya, aliansi tersebut juga tidak bisa  mencegah serangan Houthi atau membatasi dampaknya. Houthi terus melancarkan serangan ke kapal-kapal di Laut Merah bahkan menyerang Angkatan Laut AS.

Lalu bagaimana langkah AS selanjutnya? Bersama dengan Inggris keduanya melancarkan serangan ke wilayah Houthi di Yaman. AS dan Inggris mengklaim bahwa mereka menghancurkan Roket peluncur, radar, dan gudang senjata Houthi. Serangan tersebut mungkin mengurangi jangkauan serangan Houthi sampai batas tertentu tetapi jelas tidak menghalangi para pejuang Houthi. Houthi terus meluncurkan rudal balistik, drone bunuh diri, bahkan kapal bunuh diri yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menargetkan pasukan Barat.

AS kemudian mengklaim bahwa mereka mencegat kapal perbatasan Yaman yang membawa senjata buatan Iran. Tapi, apa tujuannya? serangan Houthi tidak berhenti tetapi dua Komandan AS yang terlibat dalam operasi itu hilang secara misterius.

Houthi mengklaim bahwa sejauh ini mereka telah kehilangan lebih dari 30 pejuang. Tapi, pertanyaannya adalah apakah mereka kalah perang di Laut Merah? Para pemimpin mereka mengatakan akan menyerang lebih banyak kapal.

Jadi kenapa seorang diplomat Amerika di sini mengisyaratkan kemungkinan menghapus Houthi dari daftar teroris. Masih sama, pertanyaan besarnya  apakah ini strategi militer yang membingungkan ataukah kegagalan?

Amerika mencoba menggunakan kekuatan senjatanya untuk menguasai Houthi. Washington mengeluarkan ancaman untuk meluncurkan serangan udara. Semuanya telah dicoba tetapi tidak ada yang membuahkan hasil.

Sehingga sepertinya AS kembali ke pendekatan mainstream. Tampaknya Washington bisa mencoba pendekatan yang berbeda yakni diplomasi. Timothy Lenderking mengatakan (saya kutip)  "Harapan saya adalah kita dapat menemukan jalur diplomasi."

Pertanyaannya, apakah AS masih punya kemewahan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun