Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Himne Natal

26 Desember 2023   11:43 Diperbarui: 27 Desember 2023   00:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jubah malam membungkus kotaku. Menelan langit sebelum fajar. Keheningan mencekik telinga seperti paru-paru di dasar samudra.

Irama fals jantung menjaga darah tetap beredar di balik kulit. Air mata mengalir ke bawah daguku. Aku berdiri di depan rahang penyesalan yang menganga. Bisakah waktu menyelamatkanku sekarang?

Ingin ku berlari menabrak dunia di hadapanku, yang sedang melatih nyanyian pujian yang sudah lama kulupakan; seakan ingin melukis rona merah di pipiku.

Kemarin aku berlutut di depan rahang itu saat senja. Udara senja menggugah lolongan kesakitan jiwaku. Akankah malam ini indah? Terdengar serpihan doa kepada Cahaya bulan 'malam kudus', Akankah kau datang menjalin keheningan dan air mata menjadi haru?

Jiwaku bangkit menuju hawa dingin yang perlahan menghangat, membelai awan dengan tangan menangkup air mataku sendiri. Jantungku terbakar seperti tumpukan kayu yang membara. Biarkan aku bangkit melihat bintang pagi yang mewah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun