Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mencermati Janji Biden Bebaskan Iran

6 November 2022   20:01 Diperbarui: 8 November 2022   08:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi kemungkinan "mereka" yang dimaksud Biden adalah para pendemo ini, masyarakat yang menuntut kebebasan dari aturan ketat Iran. Mengingat Biden mengutarakannya saat kampanye, mungkin saja Biden mencoba untuk menggalang dukungan dari pemilih yang tergugah dengan masalah kebebasan di Iran.

Kini Demokrat berada dalam posisi yang sulit. Partai tersebut tampaknya sedang menuju kekalahan telak. Itu sebabnya Biden sedang melakukan upaya terakhir untuk memenangkan beberapa suara lewat masalah Iran. Itu bisa jadi alasan kenapa beliau bikin pernyataan itu.

Pemilu sedang berlangsung. Sejak pemerintahan Biden di Gedung Putih, AS selalu gagal dalam diplomasi. Alih-alih dapat teman, pemerintahan Biden justru bikin AS mendapat banyak musuh. 

Beberapa pakar berpendapat kalau Biden pada dasarnya mencoba untuk "menjual" masalah Iran dalam pasar yang bernama pemilihan paruh waktu itu.

Tapi bisa saja Biden memang tulus ingin membebaskan rakyat Iran, atau ingin mengembalikan martabat ratusan keluarga yang putra dan putrinya terbunuh maupun ribuan pendemo yang ditahan dalam demonstrasi Iran.

Apapun niatnya, Biden belum membuatnya jelas. Yang jelas, langkahnya itu berisiko. Ketegangan sudah tinggi di Asia Barat. Pertama, Arab Saudi percaya kalau serangan Iran sudah dekat. Beberapa laporan baru-baru ini mengklaim bahwa Aset Saudi dan Amerika di kawasan itu menjadi target rezim Iran. Bahkan AS percaya bahwa ancaman itu kredibel.

Sejauh ini tidak ada yang terjadi, tetapi Iran telah mengeluarkan ancaman langsung ke Amerika Serikat. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa dirinya ingin membalas dendam atas kematian Qasem Soleimani. 

Mayor Jenderal Qasem Soleimani atau Ghasem Soleimani, merupakan perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam dan sejak tahun 1998. Soleimani terbunuh dalam serangan drone AS pada tahun 2020. Khamenei juga menyalahkan AS dan negara Barat lainnya atas demonstrasi yang sedang berlangsung di Iran.

Kini giliran Presiden Iran Ebrahim Raeisi. Beliau menghadiri rapat umum pro-pemerintah dan mengeluarkan tanggapan keras terhadap komentar Biden. Berikut saya kutip komentarnya, "Saya diberitahu beberapa jam yang lalu bahwa presiden Amerika Serikat telah menyatakan sesuatu. Mungkin karena linglung sebab hal-hal ini akan dinyatakan, tetapi ini mungkin pertama kalinya saya diberitahu bahwa dia mengatakan dia punya rencana untuk membebaskan Iran. Tuan Presiden (Biden), Iran telah dibebaskan 43 tahun yang lalu dan bersikeras untuk tidak menjadi sandera Anda. Dan kami tidak pernah menjadi sapi perah Anda."

Timing kata-kata Biden tampaknya sangat tepat bagi masalah Iran. Seperti yang saya bagikan sebelumnya, Jumat kemarin tepat sehari setelah Biden memberikan komentar, menjadi hari 43 tahun kedutaan AS diserbu pada tanggal 4 November 1979. Penyerbuan itu terjadi segera setelah jatuhnya Shah. Mahasiswa radikal menyerbu kedutaan Amerika. 52 orang Amerika disandera selama 444 hari.

Sejak itu Amerika dan Iran tetap menjadi saingan berat, dan salah satu janji pemilihan Biden adalah untuk menstabilkan hubungan ini. Biden pula yang memutuskan untuk memulihkan kesepakatan nuklir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun