Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

AS Upgrade Senjata Nuklir di Eropa

1 November 2022   04:57 Diperbarui: 2 November 2022   04:20 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bom B61, Museum Dirgantara dan Luar Angkasa Pima AS, 28 Oktober 2016. (ipernity.com)

Banyak intepretasi yang berkembang mengenai senjata ini. Pentagon mengatakan kalau penyebaran B61 ke Eropa hanyalah penyebaran standar. Pendapat lain mengatakan bahwa langkah ini merupakan elemen eskalasi. Ada yang berpendapat kalau langkah ini merupakan respon yang samar-samar terhadap ancaman nuklir Rusia.

Karena punya fitur setel daya ledak, B61 bisa disetel dari senjata nuklir taktis menjadi strategis atau visa versa. Jadi ini yang bikin para ahli kebingungan menginterpretasikan maksud AS menyebarkan B61 ke Eropa. yang pasti, AS sedang bersiap-siap untuk skenario terburuk, makanya menyebarkan B61 yang notabene bisa bertindak (disetel) sebagai senjata nuklir strategis yang punya daya ledak besar.

Semoga semua ini hanya akan kembali ke semacam politik Perang Dingin di mana hampir terjadi baku tembak senjata nuklir Tapi masih ada orang dewasa di meja perundingan yang mampu memikirkan apa konsekuensi dari gerakan yang berpotensi bencana ini.

China adalah Sekutu kunci Rusia baik secara politik, ekonomi, maupun, militer. Dan China punya kebijkan untuk tidak menjadi yang pertama menembakan nuklir. Artinya china hanya akan menggunakan nuklir sebagai senjata pertahanan. Jika Rusia bergerak menjadi yang pertama kali menembakan nuklir maka Rusia akan kehilangan China sebagai teman diplomatik. Hal ini berpotensi menjadi alasan mengapa Rusia mulai menuduh Ukraina menggunakan penggunaan bom kotor.

Rusia sedang mencoba untuk  melemparkan kabut atas masalah ini. Sehingga punya dalih untuk tidak menjadi yang pertama menembak senjata nuklir. Ttapi Cina tidak sebodoh itu. Jadi saya kira Rusia sedang berada dalam situasi yang sangat sangat sulit menghadapi tanggapan normal dari NATO yang mengupgrade senjata nuklirnya.

Tapi mengingat pencapaian di medan perang yang telah dicapai Ukraina dalam beberapa minggu terakhir, jelas Ukraina memenangkan perang ini. Rusia  kalah bukan hanya di medan perang tapi juga di negaranya sendiri. Ada seratus ribu anak muda yang melarikan diri dari Rusia untuk menghindari wajib militer. Dan putin didemo habis-habisan. Ribuan orang pendemo telah ditangkap. Semua ini menunjukan bahwa Putin tidak mendapat dukungan dari negaranya sendiri untuk menginvasi Ukraina.

Kenyataannya perang ini diciptakan oleh satu orang: Putin. Namun konsekuensinya telah menjadi bencana besar bagi kehidupan banyak orang Rusia bahkan dunia!

Sudah menjadi preseden bagi geopolitik untuk memikirkan kehidupan individu  orang lain. Faktanya, China sangat khawatir tentang perang ini, India mengecam perang ini. Dunia sangat khawatir tentang perang ini. Sehingga dalam hal nuklir, saya cenderung berpikir positif saja, kalau perang nuklir tidak akan sampai terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun