Proyeksi angka pertumbuhan IMF di atas sudah disesuaikan dengan inflasi. Angka pertumbuhan satu persen di AS untuk 2023 merupakan angka setelah dikurangi 3,5% inflasi. Jadi apakah artinya kita akan bisa mengatasi tingginya harga komoditas? Apakah kita akan baik-baik saja? Tidak juga.
Semua orang di seluruh negara tidak akan tiba-tiba tambah kaya secara proporsional. Itu karena pertumbuhan ekonomi tidak merata. Contoh, para CEO pada umumnya mendapatkan kenaikan gaji yang lebih besar dari karyawan lain. Jadi ada beberapa orang yang pertumbuhan ekonominya lebih lambat daripada yang lain di dalam sebuah perusahaan.
Tapi tidak seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi tidak melakukan diskriminasi. Jadi sepotong roti akan tambah mahal untuk semua orang terlepas dari jabatan atau pertumbuhan gajinya. Itulah mengapa tingkat pertumbuhan yang tinggi penting selama masa inflasi tinggi. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan semakin banyak orang yang diuntungkan meskipun ada ketimpangan pendapatan.
Masalahnya, IMF mengatakan bahwa  tingkat pertumbuhan akan tetap rendah. Jadi mungkin karena perhitungan ini IMF mengatakan bahwa tahun 2023 akan terasa seperti resesi bagi banyak orang.
Invasi Rusia ke Ukraina menjadi kambing hitam dari proyeksi ekonomi yang suram. Peperangan  menyebabkan kelangkaan biji-bijian global. Kedua negara tersebut termasuk produsen ekspor gandum terbesar di dunia.
Meski ekspor dilanjutkan setelah PBB dan Turki menengahi kesepakatan untuk mengirim gandum tetapi berton-ton biji gandum sudah terlanjur menghilang. Kekurangan itu yang mendorong kenaikan harga di seluruh dunia.
Lalu ada minyak. Sanksi AS dan Barat terhadap Rusia telah menyebabkan kenaikan tajam harga bahan bakar. Eropa sedang berjuang untuk menjauhkan diri dari gas murah Rusia. Dalam upayanya untuk menghukum Rusia, kini Eropa menatap musim dingin di depan mata tanpa kecukupan sumber energi untuk menghangatkan diri.
Dan tentu saja keputusan OPEC baru-baru ini untuk mengurangi produksi minyak juga akan mempengaruhi harga bahan bakar. Amerika "lega" dengan proyeksi IMF. Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mengumumkan bahwa mungkin ada sedikit resesi.
Lalu Inggris. Sekarang krisis biaya hidup di Inggris tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi yang sangat kecil dan inflasi yang tinggi.
Sementara China pada tahun 2022 diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan terendah dalam beberapa dekade terakhir. Pada 2023, proyeksinya tidak terlalu baik bagi Beijing, namun angka inflasinya terkendali. Presiden Xi Jinping bisa merasa tenang.
Dalam dua tahun ke depan hanya beberapa negara yang ekonominya diprediksi berhasil berjalan tanpa cedera serius. Kita salah satunya. Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi kita berkurang 0,4%, ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh hampir dari dua kali lebih cepat dari rata-rata global.