Okelah, "desperate diseases need desperate remedies". Kita tahu Eropa sedang mengalami krisis, listrik perlu tetap menyala. Tapi argumen ini sama dengan yang diberikan oleh negara-negara berkembang.Â
Kita juga butuh energi untuk menjalankan pabrik tapi kita kekurangan sumber energi alternatif. Ekonomi kita lebih rentan untuk mengatasi perubahan drastis.Â
Tapi Eropa tidak peduli, mereka tetap "suci" memberikan kuliah tentang perubahan iklim kepada belahan bumi timur. Menyuruh kita untuk menutup pabrik bahkan menjatah batu bara yang boleh kita gunakan.
Sekarang Eropa dalam keadaan krisis. Mereka tidak berpikir dua kali sebelum beralih ke batu bara. Mereka kaya, jadi bisa beli batu bara.Â
Mereka boleh mengubah aturan tanpa perlu minta permisi kepada negara lain. Mereka boleh mengubah tiang gawang net zero emission karena penghangat ruangan di sana tidak boleh dimatikan.
Inilah kemunafikan klasik barat. Mereka boleh menggelontorkan uang untuk mendapatkan lebih banyak minyak dan batu bara sambil menyuruh seluruh orang di belahan dunia yang lain untuk tetap bergantung pada tenaga surya dan angin.Â
Pada saat yang sama, mereka menolak untuk bertanggung jawab atas jejak emisi, dan menolak memberikan kompensasi perubahan iklim ke negara berkembang.
Bulan Juni lalu, PBB mengadakan Bonn Climate Change Conference (BCCC) untuk membicarakan krisis iklim dunia. Pada kesempatan tersebut negara berkembang meminta pendanaan khusus untuk krisis iklim.Â
Mereka ingin  bantuan keuangan untuk beralih ke energi terbarukan dan mengatasi  dampak perubahan iklim yang dipicu oleh Uni Eropa dan Amerika.Â
Tapi permintaan mereka secara konsisten ditolak selama konferensi tersebut. Sudah bisa ditebak, Barat menolak untuk memberikan dana khusus iklim.
Bagaimana seharusnya sikap dunia menghadapi sikap sewenang-wenang dan kemunafikan ini?