Beberapa jam yang lalu Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan pencaplokan empat wilayah Ukraina. Beliau menutupnya dengan pidato. Dalam pidato tersebut, Putin menantang barat dan memberikan persyaratan untuk berurusan dengan Ukraina.
Komunitas Internasional dengan suara bulat menolak referendum ini. Mereka menyebutnya referendum palsu. PBB bahkan tidak mendukung. Tetapi kecaman itu tidak berdampak apa-apa pada Rusia.
Ukraina bergerak cepat. Beberapa saat yang lalu Ukraina mengajukan permohonan  Keanggotaan NATO, Kiev mengatakan bahwa pihaknya mendaftar untuk bergabung dengan Aliansi militer barat itu melalui prosedur yang dipercepat.
Bagaimana reaksi Vladimir Putin terhadap langkah cepat Zelensky? Setelah Krimea akankah Putin lolos dari referendum "palsu" juga?
Sebelumnya mari kita lihat apa yang terjadi dalam beberapa jam terakhir. Perhatian dunia tertuju pada Moskow kemarin. Kremlin menyelenggarakan upacara akbar di mana Putin kembali mengumumkan pencaplokan empat wilayah Ukraina yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhia (situs nuklir terbesar di Eropa).
Luas wilayah keempat wilayah ini sekitar 15 persen dari wilayah Ukraina. Beliau menandatangani perjanjian dengan keempat pemimpin wilayah tersebut. Keempat pemimpin boneka ini dipasang oleh Rusia.
Berikut saya kutip kata-kata Putin:Â
"Hari ini kami menandatangani perjanjian tentang penerimaan negara Republik Donetsk dan Luhansk di wilayah Zaporizhia dan wilayah Kherson ke Rusia. Orang-orang di wilayah ini menjadi warga negara kita selamanya."
Putin juga melontarkan keluhan terhadap setiap saingan-saingannya. Sudah tentu Ukraina salah satunya. Putin mencoba melukis Kiev sebagai aggressor. Beliau mengklaim bahwa Ukraina memulai perang ini pada tahun 2014.
Krusialnya, kini kedua negara harus kembali ke meja perundingan. Tapi Putin yang yang harus menetapkan syarat-syarat gencatan senjata. Syarat pertamanya adalah tentang wilayah aneksasi. Presiden Rusia mengatakan jika keempat wilayah ini tidak dapat dinegosiasikan.
"Rezim Kiev menyerukan untuk berhenti menembak dan menghentikan semua kegiatan militer segera termasuk perang yang diluncurkan pada tahun 2014 dan  untuk kembali ke meja perundingan. Kami siap untuk melakukannya seperti yang telah dikatakan pada banyak kesempatan. Tetapi pilihan orang-orang di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhia dan Kherason tidak untuk didiskusikan." Dilansir
Selanjutnya dalam daftar musuh Putin berikutnya adalah Barat. Putin melancarkan serangan agresif. Dia menyebut barat sebagai "penjajah Barat". Beliau mengatakan bahwa Kekuatan Barat sedang mencoba untuk memecah Rusia.
Kemudian (tentu saja) dia berbicara tentang Eropa. Presiden Rusia mengangkat krisis energi di kawasan tersebut. Putin mengatakan Rusia tidak  bertanggung jawab atas krisis energi yang melanda Eropa, sebaliknya kebijakan para pemimpin Eropa-lah yang telah menciptakan kekacauan di sana.
Secara keseluruhan, Putin mencoba menyampaikan pesan bahwa dia adalah protagonist dalam sejarah sebaliknya Barat bertanggung jawab atas segala kekacauan yang sedang berlangsung.Â
"Mereka tidak menginginkan kita kebebasan, mereka ingin melihat kita sebagai koloni. Mereka tidak ingin kerja sama yang setara dengan kami tapi merampok. Mereka tidak ingin melihat kita sebagai masyarakat bebas tetapi sebagai kerumunan budak tanpa jiwa."
Jadi itulah rekap singkat pidato Putin. Bagaimana tanggapan Ukraina? Zelensky sedang mempertimbangkan serangan balik. Kemarin, Presiden Zelensky melontarkan sebuah pernyataan bahwa Ukraina berencana untuk menjangkau Komunitas Internasional dan sedang mencari dukungan di berbagai bidang.
Ukraina menginginklan lebih banyak dukkungan militer, lebih banyak sanksi terhadap Rusia. Ukraina ingin jaminan keamanan seperti pencegahan nuklir serta dukungan untuk melawan ancaman perang hibrida Rusia.
Saat meminta keanggotaan NATO Ukraina kemarin, Zelensky menolak berbicara dengan Vladimir Putin. Zelensky  mengatakan bahwa dirinya siap untuk berbicara dengan Rusia tetapi dengan presiden yang berbeda.
"Presiden Putin tidak tahu apa itu martabat dan kejujuran karena itu kami siap untuk berdialog dengan Rusia tetapi dengan presiden lain  Rusia."
Setelah pengumuman 4 "wilayah barunya" Rusia mengadakan rapat umum yang lebih mirip seperti sebuah perayaan di Lapangan Merah moskow. Sama seperti yang sebelumnya terjadi ketika Rusia mengambil alih Krimea pada tahun 2014.
Jika berkaca ke 2014, dalam beberapa hari mendatang Rusia akan membuat lebih banyak langkah untuk "meresmikan" pencaplokan itu. Langkah-langkah tersebut akan melibatkan Mahkamah Konstitusi Rusia yang akan menyetujui pencaplokan.Â
Kemudian akan beralih ke Parlemen Rusia, Duma negara akan meloloskan amandemen khusus tentang meningkatkan sisi Federasi Rusia. Â Setelah semuanya beres dokumen akan dikirimkan ke Vladimir Putin untuk kemudian ditandatanganinya. Dan resmilah pencaplokan.
Saya kembali ke pertanyaan awal, bagaimana dengan perang ini, ke mana arahnya? apa konsekuensi dari pencaplokan ini? apakah akan mengintensifkan perang atau akankah Invasi Vladimir Putin tetap menjadi konflik dingin?
Mari kita coba pahami situasinya melalui peta.
Dari peta tersebut bisa kita pahami apa arti aneksasi bagi Putin. Keempat "wilayah baru" Rusia ini dari Timur ke Selatan itu menciptakan zona penyangga. Krimea sudah berada dalam kendali Rusia dan sekarang Rusia ingin memperkuat zona penyangga di timur Rusia.
Dalam beberapa hari mendatang Rusia diharapkan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut. Putin telah berjanji untuk memberikan jaminan keamanan bahkan beberapa ahli menduga bahwa orang-orang yang tinggal di daerah ini bisa saja didorong untuk bergabung dengan militer Rusia.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana Barat akan menanggapi tindakan Rusia ini? Reaksi sudah mulai mengalir. Amerika Serikat termasuk di antara negara pertama yang menanggapi. Amerika memukul Rusia dengan sanksi baru. Lebih dari seribu orang dan perusahaan yang terkait dengan perang di Ukraina kini dikenai sanksi. Selain itu lebih dari 900 orang Rusia akan dikenakan pembatasan visa.
Langkah Amerika tentu saja tidak terduga. Presiden AS Joe Biden mengungkapkan niatnya.
"Saya ingin memperjelas tentang hal ini. Amerika Serikat tidak akan pernah mengakui klaim Rusia di wilayah kedaulatan Ukraina. Apa yang disebut referendum ini palsu, mutlak palsu."
Biden mendapat dukungan tidak hanya dari sekutunya tetapi juga PBB. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menolak untuk menerima hasil referendum.
"Apa yang disebut referendum di wilayah yang diduduki dilakukan selama konflik, di area aktif  di daerah dan pendudukan Rusia, dan di luar kerangka hukum dan konstitusional Ukraina, tidak bisa  disebut ekspresi asli dari kehendak popular."
Uni Eropa juga menggebu-gebu ingin menghukum Rusia. Sanksi UE kemungkinan mengalir melalui jalur  pipa gas. Kalau semua dieksekusi, warga Rusia sudah tentu akan merasakan cubitan. Sudah ada pembicaraan untuk membuat penilaian ketat bagi visa Rusia.
Saat ini banyak warga Rusia meninggalkan Rusia karena mobilisasi pasukan Rusia. Komisisaris Urusan Dalam Negeri UE mengatatakan:
"Jika seseorang warga negara Rusia bermaksud untuk tinggal lebih lama dari 90 hari di UE, yang bersangkutan tidak boleh diberikan Visa. Kami meminta negara-negara anggota kami untuk menyelidiki secara menyeluruh apakah ada risiko seseorang yang akan diberikan Visa jangka pendek tidak akan kembali ke Rusia dalam waktu 90 hari di mana visanya berlaku."
Jadi reaksi Barat tentu saja akan sengit. Tapi apakah semua sanksi baru ini bisa bikin Putin berubah? Karena kalau mau dilihat, aneksasi Krimea hanya punya dampak kecil pada Rusia. memang benar, Rusia merasa terisolasi secara diplomatik tetapi itu tidak menghalangi Moskow untuk meluncurkan invasi ke Ukraina.
Kini dengan mencaplok empat wilayah lagi, Putin sudah bikin pertaruhan yang cukup berisiko. Pertaruhan besar Putin ini akan menjadi tantangan terakhir Barat menghadapi agresi Putin.
Sumber: CNN, The Guardian, The Telegraph, UN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H