Bank-bank sentral memutuskan untuk memotong suku bunga sehingga pada dasarnya ada lebih banyak uang di dalam sistem ekonomi.
Tapi tahun ini invasi Rusia ke Ukraina memicu krisis biaya hidup. Terjadi kekurangan  kebutuhan pokok dari makanan hingga bahan bakar. Dan di mana pun ada kekurangan, harga juga ikut naik secara alami. Itulah sebabnya tingkat inflasi di seluruh dunia melonjak.
Bank-bank sentral terburu-buru untuk menjinakkan situasi dan menaikkan suku bunga. Langkah ini ditempuh untuk menarik kelebihan uang keluar dari sistem. Inilah yang menjadi kecemasan Bank Dunia sekarang. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi bisa memicu resesi global.
Sebenarnya, bank-bank sentral menggunakan metode "coba-coba" untuk menjinakkan inflasi. Tetapi langkah seperti ini seperti pedang bermata dua. Karena jika tidak melakukan  pemotongan suku bunga yang memadai, inflasi jadi tidak terkendali.Â
Sedangkan kalau melakukan pemotongan besar-besaran, bisa memperlambat perekonomian. Jadi tantangannya adalah menemukan titik keseimbangannya.
Jadi bagaimana nasib bank-bank sentral? apakah mereka melakukan terlalu banyak atau terlalu sedikit pemotongan? Bank dunia mengatakan jika penurunan suku bunga sejauh ini mungkin tidak cukup untuk dapat menurunkan inflasi.Â
Tingkat inflasi global bisa bertahan di atas lima persen pada tahun 2023. Angka tersebut hampir dua kali lipat dari rata-rata lima tahun sebelum pandemi.
Perkiraan ini tidak  termasuk harga energi. Kita semua tahu bagaimana bahkan fluktuasi kecil di sektor energi bisa berdampak pada inflasi jadi suku bunga bisa naik lebih tinggi lagi.Â
Bank dunia menyarankan kenaikan dua poin persentase  yang berarti bahwa tingkat pertumbuhan inflasi akan melambat.
Sebenarnya sudah terlihat perlambatan. Sebelumnya Dana Moneter Internasional atau IMF merevisi perkiraan pertumbuhannya. IMF memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,2 persen tahun ini dan 2,9 persen tahun depan.Â
Tetapi IMF sedikit lebih  optimis dalam proyeksinya yang mengatakan bahwa hanya beberapa negara yang akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan. Jadi, masih terlalu dini untuk menyimpulkan jika seluruh ekonomi global akan terpengaruh.