Katanya, menjadi ratu adalah hak istimewa. Gaya hidup, bepergian ke mana-mana, dan semua kemewahan dibayar oleh pembayar pajak. Tugasnya hanyalah tersenyum dan melambai. tetapi untuk ratu Elizabeth II itu tidak selalu terjadi.
Elizabeth mewarisi takhta pada tahun 1952. Saat itu matahari sedang tenggelam di kerajaan Inggris. Inggris sedang berada pada hari-hari kelam. Ekonomi mereka lumpuh oleh Perang Dunia II.
Koloni mereka mendeklarasikan kemerdekaan satu per satu, dan Inggris tidak lagi menjadi matahari dan dunia tidak lagi berputar di sekitar kerajaan tersebut.
Kondisi ini tidak terjadi bagi ratu-ratu lain. Tentang Ratu Inggris, kebanyakan sejarawan berbincang mengenai tiga besar: Ratu Elizabeth I, Ratu Victoria, dan Ratu Elizabeth II. Jika ditotal, mereka memerintah selama sekitar 178 tahun.
Elizabeth I memerintah era keemasan Inggris. Saat itu monarki masih menjadi norma global. Selama pemerintahannya sastra Inggris berkembang. William Shakespeare dan Christopher Marlowe menjadi terkenal. Era itu juga menjadi zaman pelaut Inggris. Legenda maritim seperti Francis Drake memperluas kedigdayaan angkatan laut Inggris sehingga usia Ratu Elizabethan I diisi dengan kisah kesuksesan dan kejayaan yang sama dengan ratu Victoria.
Ratu Victoria memerintah selama hampir 63 tahun. Selama periode ini Inggris mencapai status adidaya. Saat itu merupakan momentum dari Revolusi Industri. Kerajaan Inggris melakukan ekspansi besar-besaran.
Bagaimana Elizabeth bisa dibandingkan dengan kedua pendahulunya? Mengingat beliau menjadi ratu yang paling lama memerintah di Inggris, sejarah mencatat bahwa Elizabeth II duduk di atas takhta selama 70 tahun, jadi usia takhta terpanjang dengan sendirinya menjadi prestasi.
Tapi bukan itu kontribusi terbesarnya. Kontribusi terbesar Ratu Elizabeth II adalah membuat monarki dapat diterima bahkan mungkin relevan. Saya punya dua alasan bilang begitu.
Pertama, di era Ratu Elizabeth II memerintah, pada abad ke-20, beliau melihat dua perang dunia dan beberapa gerakan kebebasan. Koloni mendeklarasikan kemerdekaan, gerakan kebebasan dan hak asasi manusia sedang memanas, dan demokrasi menjadi slogan di mana-mana jadi dalam konteks ini monarki seharusnya seperti dinosaurus. Sudah jadi barang antik di museum atau musnah oleh waktu.Â