Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perjanjian Nuklir Iran 2.0 Mendekati Kesepakatan, 3 Ketidaksepakatan Ini Harus Diselesaikan

30 Agustus 2022   05:57 Diperbarui: 30 Agustus 2022   17:15 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu Jerman, Heiko Maas, dan Menlu Iran, Javad Zarif, bertemu di Teheran membahas perjanjian nuklir. DW

Jadi, israel sedang mempersiapkan diri di semua lini, serangan diplomatik dan militer. Saya kira perjanjian nuklir Iran sangat sulit untuk terwujud. Karena AS seolah menjauhkan diri dari Iran. Pada hari rabu AS menyerang sembilan depot amunisi yang digunakan oleh proksi Iran di Suriah. Setidaknya enam penjaga tewas.

Serangan AS tersebut adalah dinamika yang sangat menarik. AS mengatakan serangan itu tidak akan mempengaruhi pembicaraan perjanjian nuklir. Iran mengatakan mereka tidak punya hubungan dengan pasukan proxy. Sehingga situasi di Asia Barat sangat tegang. Jika kesepakatan tercapai, bisa mengubah tatanan kekuatan regional.

Sebagai permulaan, bayangkan saja uang yang bisa dihasilkan Iran. Iran akan mampu menjual satu juta barel minyak setiap hari. Uang miliaran dolar dalam pendapatan minyak, industri, dan aset asing Iran akan dicairkan setelah perjanjian tercapai. Jadi dampak ekonominya sangat besar.

Tapi dampak politik bisa jauh lebih besar. Perjanjian nuklir pertama juga merupakan perjanjian untuk normalisasi Iran. Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan Iran dengan ekonomi global. Namun kali ini segalanya berbeda. Kini Iran diperintah oleh presiden Ebrahim Raeisi yang merupakan politikus konservartif anti-barat garis keras. Beliau tidak tertarik untuk me-reboot hubungan dengan barat.

Raeisi ingin mendekatkan Iran ke arah timur. Maksud saya Rusia, Cina, bahkan India. Dalam  kawasan proxy, Iran bisa mendapatkan lebih banyak dukungan. Draft perjanjian nuklir Iran tidak membahas tentang pengaruh Iran di Lebanon atau Yaman, atau Suriah,  jadi tidak membatasi dukungan Iran kepada proxynya.

Sehingga dalam teori. Tehran bisa memulai kembali perang dingin Asia Barat kontra Arab Saudi. Semuanya tergantung pada pemimpinnya. Iran bisa menggunakan perjanjian ini untuk mengejar kemakmuran atau untuk menyalakan kembali persaingan lama. Bola berada di tangan Iran sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun