Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perjanjian Nuklir Iran 2.0 Mendekati Kesepakatan, 3 Ketidaksepakatan Ini Harus Diselesaikan

30 Agustus 2022   05:57 Diperbarui: 30 Agustus 2022   17:15 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Organisasi Energi Atom Internasional (IAEA), Direktur Jenderal Rafael Mariano Grossi, berbicara dengan Menlu Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, kiri, ketika bertemu di Teheran, Sabtu, 5 Maret 2022. (Foto: AP Photo via Kompas.com)

Menlu Jerman, Heiko Maas, dan Menlu Iran, Javad Zarif, bertemu di Teheran membahas perjanjian nuklir. DW
Menlu Jerman, Heiko Maas, dan Menlu Iran, Javad Zarif, bertemu di Teheran membahas perjanjian nuklir. DW

Tapi jika pembicaraan berlarut-larut sampai enam belas bulan jelas ada ketidaksepakatan yang sangat serius. Berikut 3 ketidaksepakatan dalam Perjanjian Nuklir Iran.

Satu, masalah Pengawal Revolusi Iran atau yang biasa disebut IGRC (Islamic Revolutionary Guard Corps). IGRC merupakan cabang angkatan bersenjata Iran. Mereka melakukan sebagian besar pekerjaan kotor Iran di Asia Barat.

AS telah mendaftarkan IGRC sebagai kelompok teroris yang berarti ada sanksi, larangan bepergian bahkan pembekuan asset. Iran ingin AS menghapus IGRC dari daftar teroris tapi AS menolak untuk melakukannya. Menurut laporan terbaru, Iran telah mengalah pada titik membatalkan permintaan untuk menghapus IGRC dari daftar hitam AS.

Dua adalah penundaan penyelidikan oleh badan atom PBB. Pada bulan Juni, pengawas atom mengeluarkan resolusi terhadap Iran. Mereka menemukan jejak uranium di tiga situs yang tidak Iran umumkan. Jelas mereka ingin menyelidikinya tapi Iran menolak. Iran mengatakan hanya penyelidikan yang diamanatkan oleh Perjanjian 2015 yang akan diizinkan sedangkan yang baru ini harus dibatalkan.

Ketidakkespakatan yang ketiga, jaminan politik. Sebagian besar republikan di AS menentang kesepakatan nuklir Iran. Jika seorang republikan menjadi presiden lagi, sudah pasti AS tidak akan menandatangani kesepakatan nuklir baru dengan Iran.

Jadi Iran ingin jaminan. Baik jaminan politik maupun keuangan. Masalahnya, Joe Biden tidak bisa memberikan apa-apa. Kalau mau dilihat, kesepakatan nuklir Iran bukanlah suatu undang-undang namun hanyalah sebuah kesepakatan politik. Semacam kesepahaman sehingga kongres AS tidak dapat meratifikasinya. Masa depan perjanjian tergantung pada  siapa yang menempati Gedung Putih.

Jika seorang repubikan, kesepakatannya batal. Jadi itulah tiga ketidaksepakatan dalam perjanjian nuklir Iran. Jika kedua belah pihak membuat beberapa konsesi, maka mereka bisa mengatasinya. Meski begitu, masih ada lagi satu kendala dan kendala itu adalah Israel.

Israel mencoba setiap trik untuk mencegah terjadinya perjanjian ini. Menteri pertahanan Benny Ganz terbang ke AS untuk bertemu dengan pejabat tinggi Pentagon. Misinya cukup sederhana, permintaan di menit-menit akhir untuk mengubur perjanjian nuklir Iran. Perdana Menteri Israel Yair Lapid juga melakukan tugasnya. Lapid mengatakan kalau perjanjian ini akan memungkinkan Iran untuk mengacaukan kawasan Timur Tengah. Berbicara kepada pers asing di Yerusalem, Lapid menyebut perjanjian tersebut sebagai "perjanjian yang buruk".

"Di atas meja sekarang, adalah perjanjian yang buruk. Itu akan memberi Iran seratus miliar dolar setahun. Uang ini tidak akan membangun sekolah atau rumah sakit. Seratus miliar dolar per tahun ini akan digunakan untuk merusak stabilitas di Asia Barat dan menyebarkan teror ke seluruh dunia."

Tidak hanya kata-kata, kita bisa melihat ketegangan yang meningkat di Asia Barat dalam dua bulan terakhir. Jet Israel berulang kali menembus wilayah udara Iran. Setiap kali mereka tidak terdeteksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun