Pikiranku seperti cermin: Ia melihat apa yang dilihatnya, dan mengetahui apa yang diketahuinya.
Di masa muda pikiranku hanyalah spion dalam mobil yang melaju cepat. Hanya menangkap sedikit tapi kehilangan banyak lanskap.
Kemudian pada waktunya, cermin itu retak oleh tabrakan. Hukum alam membiarkan dunia luar masuk, dan membiarkan batinku melihat keluar.
Ini merupakan saat-saat kelahiran jiwa dari dalam kesedihan, kelahiran yang punya untung-ruginya sendiri.
Pikiran melihat dunia sebagai sesuatu yang terpisah, sedangkan jiwa menyatukan dunia dengan caranya sendiri.
Cermin yang retak tak mampu memantulkan bayangan sempurna --- dan akupun terpesona oleh keheningan yang penuh damai sukacita.
Waisai, 7 Agustus 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H