Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Presiden Belarus Tak Sengaja Bocorkan Rencana Putin?

3 Maret 2022   13:49 Diperbarui: 11 Maret 2022   21:45 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada pertemuan dewan keamanan Belarus (Twitter/@TadeuszGiczan)

Cuitan jurnalis Belarus Tadeusz Giczan tentang peta invasi Rusia ke Moldova. (Twitter/@TadeuszGiczan)
Cuitan jurnalis Belarus Tadeusz Giczan tentang peta invasi Rusia ke Moldova. (Twitter/@TadeuszGiczan)

Transnistria menggairahkan Putin karena merupakan wilayah pro-Rusia. Rusia punya 2.000 tentara yang ditempatkan di sana. Jika disatukan dengan sepuluh ribu tentara pemberontak yang tidak setia pada pemerintahan Moldova, mereka dapat mengalahkan negara tersebut. Jadi, akankah Putin melakukannya?

Saya kira, tergantung pada hasil invasi Ukraina. Berapa lama lagi Kiev akan bertahan? pemberontakan macam apa yang akan muncul di Transnistria? Pada dasarnya itu tergantung pada seberapa sibuk tentara Rusia. Fakta lain yang perlu dipertimbangkan adalah respon global yang membenci perang. Menyerang satu negara cukup berisiko, menyerang dua negara akan berkonsekuensi yang tidak terbayangkan pada tahun 2022.

Negara-negara yang mendukung Rusia mungkin harus mempertimbangkan kembali, negara-negara di perbatasan Ukraina mungkin harus memikirkan kembali dukungannya terhadap Rusia. Ditambah akan ada lebih banyak sanksi.

Putin mungkin berakhir dengan dua rezim boneka tetapi tidak ada cukup uang untuk menjalankan rezim tersebut. Apakah itu berarti langkah Putin akan berhenti sampai di Ukraina saja? Minggu lalu sekretaris negara AS Anthony Blinken ditanya pertanyaan yang sama, dan begini jawaban Blinken "Putin telah memperjelas bahwa dia ingin menyusun kembali kekaisaran Soviet, bukan karena dia ingin menegaskan kembali lingkup pengaruh di sekitar negara-negara tetangga yang pernah menjadi bagian dari blok Soviet. Singkatnya, Putin ingin meyakinkan bahwa semua negara ini entah bagaimana netral." Dikutip dari CBS News, sehingga AS tidak bisa mengatur mereka yang menjelaskan mengapa NATO dalam siaga tinggi. NATO sedang memperkuat sayap di timur, terlihat lebih banyak tentara, jet tempur, dan artileri dikerahkan ke sana. Katakanlah tindakan ini sebagai  polis asuransi NATO.

Putin membodohi barat pada tahun 2014, kemudian melakukannya lagi tahun ini, sehingga tidak ada yang bisa memastikan niatnya kecuali mungkin presiden Belarus yang merupakan sekutu nomor satu Putin saat ini. Pertemanan keduanya merupakan quid pro quo klasik.

Lukashenko membutuhkan dukungan rusia untuk  tetap berkuasa. Terjadi protes anti-pemerintah besar-besaran di Belarus tahun lalu di ibu kota Minsk, tanpa dukungan Rusia posisi lukashenko goyah, dan apa yang didapat putin sebagai imbalan? negara satelit baru dan tempat pementasan bagi tentara Rusia. Dan saya tidak hanya berbicara tentang perang ini saja, namun juga tentang perang di masa depan. Belarus telah setuju untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia yang berarti lebih banyak negara NATO sekarang yang akan berada di radar nuklir Rusia.

Tapi itu di masa depan, sekarang Vladimir Putin membutuhkan Belarus untuk dua hal: a) menjadi negara netral palsu. Rusia harus mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina di suatu tempat dan suatu tempat itu adalah Belarus; dan b) untuk menyuplai pasukan Rusia. Ukraina mengatakan tentara Belarus sudah ikut berperang bersama Rusia melawan mereka, AS mengatakan  penyerangan secara resmi akan segera dilancarkan Belarus. Selain itu Lukashenko telah memberikan kontribusi besar kepada Rusia, yaitu dengan membantu membuka pintu masuk ketiga di sebelah utara Ukraina, dan bantuan ini dapat menjaga Lukashenko tetap berkuasa. Tapi bagaimana dengan konsekuensinya? negara-negara barat telah menjatuhkan sanksi pada Belarus, juga atlet mereka telah diskors oleh badan olahraga. Selain itu, Rusia mungkin punya kedalaman finansial untuk tetap bertahan dari sanksi, tetapi Belarus tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun