Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menilik 5 Skenario Militer Jika Rusia Serang Ukraina

12 Februari 2022   10:05 Diperbarui: 12 Februari 2022   14:28 2531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Sebaran Militer Rusia di Perbatasan Ukraina (Sumber: The U. S. Sun)

Skenario nomor satu adalah  invasi habis-habisan, di mana ketiga sisi akan digerakan bersama-sama untuk menyerang Ukraina. Pasukan akan digerakkan dari Donbass, kapal perang dari Sevastopol, dan yang di Belarus akan terlibat dari selatan. Tetapi pertempuran serius kemungkinan besar akan terjadi di timur Ukraina, dan skenario ini akan menjadi pertumpahan darah besar-besaran. 

Skenario nomor dua adalah pencaplokan Donbass. Strategi ini pasti menggairahkan Putin karena dua alasan. Yang pertama adalah "menyelamatkan wajah" Putin, artinya Putin tidak akan terlalu disalahkan sebagai pembuat onar. Dan yang kedua, menghemat biaya  perang yang akan relatif lebih sedikit. 

Ada dukungan populer untuk pencaplokan Donbass Rusia, anggap saja sebagai Krimea 2.0. Akan ada sanksi? ya, dan tidak ada pengakuan resmi yang menyinggung tentang pencaplokan ini. 

Karena manapun daerah yang akan dicaplok Rusia, Volodimir Zelenskiy telah bertekad untuk membela setiap inci Ukraina. Kiev atau Donbass, Zelenskiy akan tetap melawan skenario nomor dua ini. 

Skenario nomor tiga, serangan taktis hanya demi kemenangan. Dengan ini, Rusia bisa menarik pasukan tanpa terlihat gentar terhadap ancaman barat. "Hancurkan dan tinggalkan" merupakan opsi penyelamatan wajah lain bagi Vladimir Putin. Putin tidak harus terlalu berhati-hati pada skenario ini. Pasukannya hanya harus menimbulkan beberapa kerusakan dan kemudian mundur. Putin pernah melakukannya ke Georgia pada tahun 2008, jadi bisa saja dia mencobanya lagi kali ini. 

Meski begitu, ada dua hal yang akan membuatnya mempertimbangkan skenario ini. Pertama, tentara Ukraina lebih mematikan daripada Georgia. Kedua, Serangan pada tahun 2008 tidak meredam kemiringan pro-barat Georgia, jadi jika Putin menyerang kali ini, serangan tersebut bisa mendorong lebih kuat niat Ukraina untuk menjadi anggota NATO. 

Skenario nomor empat, serangan tidak konvensional. Pertama, bisa berarti perang cyber. Rusia telah menginvestasikan milyaran dana pada peretas yang bisa digunakan untuk mematikan internet atau menargetkan perusahaan keamanan di Ukraina. Akan ada sanksi tetapi tidak ada kerusakan yang terlihat benar-benar parah. Kedua adalah dengan meningkatkan dukungan terhadap pemberontakan di timur Ukraina. Putin bisa mengerahkan lebih banyak pejuang asing, latih lebih banyak pemberontak dan beri lebih banyak senjata ke sana. Dalam skenario ini, Putin bisa memangkas biaya. 

Tentu saja ada skenario nomor lima, diplomasi. Rusia butuh semacam kesepakatan agar pasukan Rusia bisa menarik diri tanpa terlihat gentar dari perbatasan Ukraina. Pilihan ini memang skenario yang sempurna tetapi sangat menantang. Masalahnya, konflik ini merupakan konflik tentang ego. 

NATO tidak akan membiarkan Rusia mendikte persyaratan damai, sama halnya Rusia juga tidak akan membiarkan NATO mendikte. 

Dan bahkan jika keduanya mencapai kompromi, mungkin sesuatu yang berharga terlanjur menjadi korban, yaitu kedaulatan Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun