Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Taliban Pancung Manekin dan Masih Suka Suicide Squad?

7 Januari 2022   10:57 Diperbarui: 10 Januari 2022   15:22 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agen Korea Utara Kim Hyun-Hee (tengah) dilatih selama delapan tahun untuk melakukan misi bunuh diri (Getty via mirror.uk)

Segera setelah mereka menguasai Kabul pada pertengahan Agustus, Taliban memamerkan Istish-haadi ("mencari kesyahidan") atau skuadron pembom bunuh diri di televisi nasional.

Pasukan mereka berbaris dalam formasi, dan memamerkan persenjataan Amerika yang mengkilap tetapi senjata paling menonjol adalah rompi bunuh diri.

Tangkapan layar video parade kemenangan Taliban, September 2021 (BilalSarwary/Twitter)
Tangkapan layar video parade kemenangan Taliban, September 2021 (BilalSarwary/Twitter)

Rompi tersebut merupakan senjata mereka yang paling ampuh selama pemberontakan. Sebenarnya banyak negara pernah mengerahkan regu bunuh diri tapi pada waktu yang berbeda dan niat yang berbeda. 

Jepang misalnya, selama perang dunia kedua mereka punya pilot khusus Kamikaze. Alih-alih lewat di wilayah musuh lalu menjatuhkan bom, pilot Kamikaze adalah bomnya. Mereka akan melakukan bunuh diri dengan menabrakkan pesawat sendiri ke kapal musuh dan target. Sekitar 3.800 pilot Kamikaze tewas selama Perang Dunia II. 

PasukanKamikazeJepang (The Telegraph via Kompas)
PasukanKamikazeJepang (The Telegraph via Kompas)

Pada tahun 2006, laporan muncul dari pasukan bunuh diri Iran, 40.000 penyerang terlatih siap mengorbankan diri. Ini adalah cara Iran untuk melindungi program nuklirnya. Ancaman mereka sederhana: jika ada yang menyerang situs nuklir, pembom bunuh diri akan menyerang. 

Korea Utara melakukan hal yang sama, mereka merekrut wanita muda untuk merayu dan membunuh target. Tak masalah hidup atau mati, menyelesaikan misi yang utama. 

Agen Korea Utara Kim Hyun-Hee (tengah) dilatih selama delapan tahun untuk melakukan misi bunuh diri (Getty via mirror.uk)
Agen Korea Utara Kim Hyun-Hee (tengah) dilatih selama delapan tahun untuk melakukan misi bunuh diri (Getty via mirror.uk)
Jadi ini adalah tiga contoh regu bunuh diri, satu dari 75 tahun yang lalu yang dilakukan karena imperialisme, yang satu untuk melindungi arogansi, dan yang ketiga adalah oleh negara nakal. 

Terus terang sekarang masuk akal jika mengatakan bahwa Taliban adalah campuran dari ketiga contoh ini. Pola pikir usang, sombong, dan salah; dan sikap ini punya konsekuensi terhadap dunia.

Nyatanya sebagian besar pembom bunuh diri ini adalah anak muda. laporan mengatakan mereka berusia 20-an dan berasal dari keluarga miskin, kebanyakan tanpa pendidikan. Taliban merekrut, mencuci otak dan mendorong mereka untuk mengenakan rompi bom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun