Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Taliban-Al Qaeda: Ikatan Lama yang Belum Putus, Akankah Al-Qaeda Ikutan Bangkit Kembali?

9 September 2021   13:40 Diperbarui: 11 September 2021   19:44 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (BBC via tempo.co)

11 September merupakan hari bersejarah AS dan dunia. Hari ini Amerika mengenang peristiwa pengeboman 9/11 20 tahun yang lalu. Bagi setiap presiden AS yang menjabat sejak tahun 2001, perang melawan terorisme telah menjadi seruan utama. Bagi dunia, kita mengenang betapa ganasnya ideologi yang terkekang.

Peristiwa berdarah 9/11 adalah pertama kalinya dunia mendengar banyak tentang Al-Qaeda. Nama Al-Qaeda menjadi identik dengan terorisme di seluruh dunia, dan pemimpinnya Osama Bin Laden menjadi orang yang paling dicari di planet bumi sebelum Amerika berhasil menghukumnya. 

Minggu ini merupakan peringatan 20 tahun serangan teror 9/11, Bin Laden sudah lama mati tapi kelompok itu masih sangat hidup. 

Tidak peduli apa yang dikatakan presiden AS Joe Biden kalau alasan mereka mundur dari Afghanistan adalah karena Amerika telah mencapai tujuannya di Afghanistan untuk memberantas orang-orang dibalik serangan 9/11 -- menghukum Bin Laden, dan mengurangi kekuatan Al-Qaeda.

Dua puluh tahun kemudian Taliban mengontrol Afghanistan lagi, Al-Qaeda memberi selamat kepada mereka dan sekarang mereka punya rumah yang aman untuk membangun kembali organisasinya. 

Al-Qaeda bahkan sudah merilis pernyataan selamat kepada Taliban,

"Kami mengucapkan selamat kepada Ummah islam atas kemenangan bersejarah ini, yang telah dicapai di tangan bangsa Afghanistan. Suatu simbol perlawanan yang teguh terhadap invasi kekuatan imperialis. Afghanistan tidak diragukan lagi merupakan benteng Islam yang tak tertembus."

Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Biden mengklaim bahwa Al Qaeda telah dihancurkan di Afghanistan, "Kami telah menegakan keadilan kepada Bin Laden pada 2 Mei 2011, lebih dari satu dekade yang lalu. Al-Qaeda hancur," kata Biden dalam sebuah pidato pada hari Selasa, 31/8/2021.

Menurut laporan Long War Journal, pesan ucapan selamat Al-Qaeda dirilis oleh As-Sahab, cabang media Al Qaeda, dalam bahasa Arab dan Inggris hanya beberapa jam setelah tentara Amerika terakhir mundur dari Afghanistan.

Dengan pernyataan ini, Al-Qaeda memberi tahu dunia bahwa perbuatan teror mereka terbukti benar dan dapat dibenarkan. Sebelumnya kelompok itu hanya bisa tiarap dalam bayang-bayang sejak kematian Bin Laden.

Kebangkitan Taliban akan dijadikan momen untuk mengangkat kembali mahkota terorisme ke atas kepala dan berdiri tegak.

Kemenangan Taliban akan dijadikan momen untuk membuktikan bobot ideologi Al-Qaeda, dan menjalankan strategi untuk terus terikat pada Taliban. 

Mereka pernah menawarkan janji setia untuk saling terikat satu sama lain. Janji setia itu pertama kali ditawarkan oleh Bin Laden kepada Mullah Omar (pendiri Taliban) di tahun 90-an. 

Banyak yang mengatakan, janji itu menjadi salah satu alasan kenapa Taliban menyediakan tempat aman bagi Al-Qaeda, bahkan menolak untuk menyerahkan Osama Bin Laden kepada Amerika setelah serangan 9/11. Al-Qaeda bahkan masih memiliki hubungan yang kuat dengan jaringan Haqqani -- sayap dari Taliban. 

Pertarungan melawan teror telah berubah secara drastis sejak tahun 2001. Al-Qaeda hari ini mungkin tidak sama seperti di bawah kepemimpinan Bin Laden, tujuan mereka mungkin telah bergeser sejak  9/11, mereka lebih regional sekarang bertujuan untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya di Asia Selatan.

Tahun lalu Taliban berjanji untuk memutuskan semua hubungan dengan Al-Qaeda tapi sekarang mereka menerima ucapan selamat di media sosial dari salah satu organisasi teroris paling brutal di dunia itu.

Michael Morell, seorang mantan CIA yanh memberi pengarahan kepada Presiden George W Bush pada 11 September 2001, dan kemudian Presiden Barack Obama tentang intelijen yang menyebabkan pembunuhan Osama bin Laden mengatakan pada bahwa dia yakin Taliban akan mengundang al-Qaeda untuk membangun kembali kekuatannya di Afghanistan.

"Taliban akan memberikan tempat yang aman bagi Al-Qaeda dan dan saya percaya itu akan menjadi niat al-Qaida untuk kembali membangun kemampuannya sehingga mereka dapat menyerang kita di sini di rumah (AS)." Kata Morell kepada The Associated Press.

Tanpa kehadiran Amerika di Afghanistan, maka akan lebih sulit untuk mengidentifikasi ancaman di sana, dan kemudian kesulitan identifikasi ini dapat membantu Al-Qaeda membangun kembali operasinya di sana. 

Sementara Taliban mengatakan tidak akan membiarkan tanah Afghanistan digunakan untuk teror, janji-janji ini tidak berarti apa-apa kalau dilihat dari yang tengah dilakukannya. 

Apakah Taliban akan mengulang pemerintahan lama mereka? Bisa saja. Lihat saja pemerintahan sementara yang baru diumumkan, tak ada perempuan sama sekali, mereka bahkan menyingkirkan partai politik yang berseberangan, bisa saja Hukum Syariah ala Taliban kembali ditegakkan. 

Sekarang Taliban sedang mencari legitimasi di forum global tapi apa yang ditampilkannya adalah hubungan mereka dengan Al-Qaeda; ketidakpedulian mereka terhadap warganya sendiri yang berlarian mengungsi ke negara lain; bahkan sekarang ketidakpedulian mereka terhadap kaum perempuan oleh ketiadaan kementerian pemberdayaan perempuan atau semacamnya.

Apa mereka akan mengulang kembali penyiksaan patriarki-kental seperti pemerintahan mereka sebelumnya? Akankah mereka membuka tempat aman bagi Al-Qaeda untuk beroperasi lantaran terikat janji lama? Apa mereka sudah tidak perlu legitimasi internasional karena merasa mantab dengan suntikan investasi Cina? Semua masih samar tapi tentu saja harus diwaspadai oleh dunia internasional. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun