Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerita Kota Suci (Konflik) Jerusalem

8 September 2021   11:10 Diperbarui: 8 September 2021   15:00 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1967. (BBC)

Simbol yang kuat dapat menyatukan orang-orang dari keyakinan yang sama sekaligus dapat mengubah mereka menjadi gerombolan impulsif.

Kadang-kadang simbol melekat pada tempat-tempat hingga ke kota-kota yang dianggap suci. Beberapa kota dipercaya mampu menghapus dosa, beberapa merupakan tempat kelahiran dewa dan beberapa berfungsi sebagai markas besar sebuah agama. Tetapi tak ada kota di dunia yang pernah memainkan peran lebih besar dalam sejarah agama seperti yang dimiliki Jerusalem, bagi Yahudi, Kristen, dan Islam.

Mereka menyebutnya kota damai namun sepanjang sejarah Jerusalem sampai hari ini, terkenal sebagai kota konflik.

Jerusalem telah dihancurkan dua kali, berjuang lebih dari 16 kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali dan berpindah tangan beberapa kali.

Jerusalem telah memisahkan orang-orang beragama, juga menyatukan mereka sebagai sebuah penghormatan kepada tanah suci.

Apa yang membuat kota yang begitu istimewa ini menjadi begitu kompleks?
Sejarah Jerusalem sudah tua sangat tua 440 tahun SM atau mungkin lebih dari berabad-abad yang lalu keberadaannya.

Tiga agama besar telah berjuang untuk menguasainya: Yudaisme, Kekristenan dan Islam. Agama-agama Abrahamik atau Samawi, yaitu agama-agama yang memandang Abraham sebagai seorang nabi yang disebutkan dalam ketiga kitab suci mereka Taurat, Injil, dan Quran.

Yahudi dan Kristen menelusuri akar kepercayaan mereka ke putra kedua Abraham, Isak. Sedangkan Muslim menelusuri akar kepercayaannya ke putra sulung Abraham, Ismail.

Penelusuran kepercayaan pada leluhur memisahkan mereka, tetapi Jerusalem telah menjadi satu kekuatan pemersatu yang kalau dalam bahasa Ibrani disebut 'Yerushalayim' yang artinya 'tanah air spiritual orang-orang Yahudi.'

Jerusalem menjadi tempat dua kuil Alkitabiah Yahudi yang berdiri ribuan tahun yang lalu.

Di wilayah Yahudi terdapat Kotel, atau Dinding Ratapan, atau Tembok Barat, sisa dari dinding tempat berdirinya Bait Suci zaman dulu. Dinding Ratapan dianggap sebagai situs tersuci dalam Yudaisme.

Ketika orang-orang Yahudi berdoa mereka menghadap tembok barat di Jerusalem, seperti halnya muslim menghadap ke Ka'bah di Mekah.

Jerusalem juga suci bagi Muslim, dalam bahasa Arab dikenal sebagai Al-Quds yang menjadi tempat suci dan rumah bagi masjid Al-Aqsa. Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga umat Islam setelah Mekah dan Madina. Menurut kepercayaan Muslim, bagian atas masjid yang berbentuk kubah batu itu menjadi tempat Nabi Muhammad naik ke surga.

Dalam Kekristenan, Jerusalem disebut Salim, yang merupakan sebuah nama Ibrani kuno kemudian dilestarikan dalam namanya saat ini, Jerusalem.

Bagi orang kristen, kota ini adalah rumah bagi Gereja Makam Suci yang merupakan tempat Yesus disalibkan, dikuburkan, dan dibangkitkan.

Jadi, bagi ketiga agama ini, Kristen, Muslim, dan Yahudi menganggap Jerusalem sebagai tempat yang suci dan penting, tetapi siapa yang memilikinya? di sinilah segala sesuatunya menjadi rumit.

Kalau mau dilihat Jerusalem milik semua orang, yang menjadikannya bukan milik siapapun pun. Setiap agama telah menandai kota ini dan hampir setiap kerajaan besar telah mengendalikannya, tetapi dalam kata-kata Winston Churchill, "orang-orang Yahudi yang membuat Jerusalem terkenal."
Bagaimana mereka melakukannya?

Pada tahun 135 M, tepatnya ketika Romawi mengusir Yahudi keluar dari Jerusalem dan mengganti nama kerajaan mereka 'Judea' menjadi 'Palestina'. Palestina merupakan nama Yunani yang dimaksudkan untuk memutuskan hubungan Yahudi ke tanah Jerusalem.

Romawi melarang semua orang Yahudi menginjakkan kaki di Jerusalem. Jadi bagaimana nasib orang Yahudi? Kemana mereka pergi?

Setelah peristiwa eksodus Yahudi dari Judea, mereka tersebar ke kekaisaran Romawi yang tersebar di Eropa, tetapi mereka dianiaya kemanapun mereka pergi.

Pada abad ke-11 orang-orang Yahudi dibantai oleh tentara salib yang menganggap mereka sebagai pembunuh Yesus Kristus.

Pada abad ke-14 mereka dikambinghitamkan sebagai penyebab  wabah Black Death, mereka dituduh meracuni sumur orang Kristen dan dibantai di wilayah Rhine dan Rhone.

Penganiayaan mereka berlangsung sampai abad ke-19 dan ini adalah ketika beberapa orang yahudi bergabung untuk melindungi identitas mereka. Mereka membentuk suatu gerakan yang disebut Zionisme.

Zionisme merupakan gerakan politik dan ideologis agama yang memiliki dua tujuan, satu adalah untuk mengakhiri penganiayaan selama berabad-abad, dan dua -- untuk membawa orang-orang Yahudi kembali ke tanah air kuno mereka.

Zionis percaya bahwa Yudaisme adalah agama dan juga kebangsaan, sehingga Yahudi layak mendapatkan negara mereka sendiri, dengan cara yang sama seperti perancis yang pantas mendapatkan perancis, atau Cina yang pantas mendapatkan Cina.

Gerakan ini yang membawa Yahudi kembali ke Israel hari ini. Zionisme menjadi ideologi nasional Israel mulai awal abad ke-19. Zionisme juga yang menyebabkan migrasi besar-besaran Yahudi kembali ke Palestina.

Pada tahun 1903 setidaknya 30.000 Yahudi telah membangun kembali diri mereka di Palestina.

Pada tahun 1914 -- 40.000, lebih banyak orang Yahudi telah kembali bermukim di sana. Kemudian datang perang dunia pertama. Kekaisaran ottoman runtuh, kerajaan Inggris dan Prancis menguasai Asia Barat. Inggris kemudian mengambil alih wilayah Palestina.

Bagi Palestina, pada awalnya mereka mengizinkan imigrasi Yahudi, tetapi karena lebih banyak orang Yahudi tiba, ketegangan antara orang Yahudi dan orang Arab tumbuh, kedua belah pihak melakukan tindakan kekerasan, keduanya sama-sama mengklaim diri sebagai korban, sehingga pada tahun 1930-an Inggris mulai membatasi imigran Yahudi.

Situasi berubah lagi setelah munculnya Nazi Jerman, 6 juta orang Yahudi terbunuh dalam Holocaust, sisanya melarikan diri ke AS dan Palestina dalam jumlah besar pada tahun 1944.

Populasi Yahudi di Palestina telah meningkat menjadi 33 persen dari total awal. Hal ini mempengaruhi sebagian besar dunia barat untuk mendukung negara Yahudi sedangkan sebagian besar dunia Arab menentangnya.

Pada tahun 1947, kekerasan sektarian antara orang Arab dan orang-orang Yahudi berkembang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui rencana untuk membagi Palestina-Inggris menjadi dua negara bagian yang terpisah, satu untuk orang Yahudi yang disebut Israel dan satu untuk orang Arab yang disebut Palestina.

Kota Jerusalem akan menjadi zona khusus internasional karena menampung tempat-tempat suci kedua agama.

Rencana ini merupakan kegagalan kolosal Inggris. Pertama, mereka gagal mencegah kekerasan dan kemudian mencuci tangan dari semua tanggung jawab. Mereka meninggalkan tanah Jerusalem dalam kekacauan seperti mereka meninggalkan India dan Pakistan.

Setelah partisi, Yahudi menerima rencana PBB pada 14 Mei 1948 untuk memproklamirkan kemerdekaan dan membentuk negara baru.

Orang Palestina melihat ini sebagai perampasan wilayah, mereka menuduh orang-orang Yahudi mencuri tanah mereka.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah dekade demi dekade permusuhan tak berujung antara orang-orang Yahudi dan Arab.

Dalam 70 tahun terakhir telah terjadi delapan perang besar, dan serangkaian konflik bersenjata.

Israel memperoleh lebih banyak kendali atas Palestina. Peta berikut ini akan membantu untuk melihat per-lebaran wilayah Israel.

Ini adalah peta israel pada tahun 1947,

Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1947. (BBC)
Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1947. (BBC)
berubah menjadi ini, setelah perang Arab-Israel tahun 1948,

Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1948. (BBC)
Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1948. (BBC)
menjadi ini setelah perang enam hari tahun 1967,

Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1967. (BBC)
Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 1967. (BBC)
dan pada tahun 2020 terlihat seperti di bawah ini di mana Jerusalem timur di bawah kendali Israel dan wilayah Palestina berkurang hingga terlihat seperti perkampungan kecil.

Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 2000. (BBC)
Peta wilayah Israel dan Palestina tahun 2000. (BBC)
Kita berada di tahun 2021 sekarang dan konflik israel-palestina muncul kembali. Jerusalem sekali lagi, sejak Mei kemarin, hingga Senin malam (6/8/2021) menjadi kota yang dikepung di Gaza, gedung-gedung berguncang, jalan-jalan dipenuhi pasukan yang merangkak dan ledakan kilat terbang di atas. 

Perang Palestina-Israel disebut sebagai permusuhan paling intens selama bertahun-tahun, dan pertikaian masih akan terus berlanjut ke depannya.

Apa yang diperlukan untuk mengakhiri pertikaian ini? Apa yang diperlukan agar perdamaian dipulihkan di Jerusalem? Lima kesepakatan damai tidak dapat menyelesaikan perselisihan ini, delapan perang tidak dapat mengubur perbedaan.

Orang Palestina mengatakan, jika mereka meletakan senjata, mereka akan kehilangan lebih banyak tanah mereka. Israel mengatakan, jika mereka meletakan senjata, tidak akan ada israel. Jadi, Hamas menembakkan roket dan Israel membom Gaza.

Jerusalem kota perdamaian berjuang untuk menghayati namanya sebagai tanah suci, namun simbolismenya hilang dalam kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun