Saat melihat peta arus apa pun dari dan ke AS misalnya aliran uang, barang, jasa, orang, dan data, terlihat bahwa garis paling tebalnya selalu mengarah ke Eropa. Lebih jauh, pada peta aliansi militer, atau konsulat, atau kota kembar, dan tingkat hubungan Amerika Serikat dengan Eropa akan kembali menonjol.Â
Namun hal itu bukan tanpa sebab. Dalam buku berjudul "Factfulness" yang sempat saya singgung sebelumnya (lihat di sini), Rosling mengungkapkan pengamatannya terhadap demografi AS. Antara tahun 1870 dan 1900, Amerika menerima gelombang imigran. Hampir 11 juta imigran Eropa datang ke Amerika, bersamaan dengan sekitar 250.000 dari Asia (sebagian besar dari China) dan hampir 100.000 dari Amerika Tengah dan Selatan.Â
Populasi Amerika pada dasarnya berlipat ganda selama periode ini, dari 38 juta jiwa menjadi 76 juta. Pada tahun 1900, jumlah itu juga mencakup sekitar 9 juta orang Amerika keturunan Afrika, hampir semuanya merupakan keturunan dari para budak yang dibawa secara paksa ke AS, sehingga sebagian besar asal-usul budak ini tidak dapat dilacak, apalagi mengembangkan hubungan ekonomi atau budaya dan membawanya kembali ke tanah air asal mereka.
Selama abad ke-20, gelombang baru imigran menetap dan terintegrasi ke dalam ekonomi dan masyarakat, menciptakan banyak prasangka (pengambilalihan tanah air) dan hambatan.
Antara tahun 1965 - 1990 gelombang besar imigran lainnya memasuki negara itu, tetapi kali ini mereka datang secara besar-besaran dari Amerika Tengah dan Selatan, Asia, dan Afrika.Â
Undang-undang imigrasi bisa saja diubah-ubah, tetapi sesampainya di AS, para imigran melakukan apa yang selalu mereka lakukan yaitu mendapatkan pekerjaan, pergi ke sekolah, memiliki keluarga, mencalonkan diri untuk jabatan, dan mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan.
Sepanjang waktu itu, mereka menjangkau kerabat, teman, dan kontak dari manapun negara asal mereka, mempertebal untaian jaringan komersial, budaya, dan sipil.Â
Sebuah studi dari tahun 2017 (lihat di sini)menyimpulkan bahwa peningkatan 10% pada imigran baru-baru ini ke negara bagian Amerika meningkatkan impor dari negara asal mereka sebesar 1,2% dan ekspor ke negara tersebut sebesar 0,8%.Â
Sebuah studi National Bureau of Economic Research pada tahun 2015 (lihat di sini) lebih lanjut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan satu poin persentase imigran dari negara tertentu ke pasar tenaga kerja lokal membuat perusahaan di daerah itu mengekspor 6% hingga 10% lebih banyak layanan ke negara tersebut.
Kembali lagi ke pengamatan Rosling, suatu saat di tahun 2040-an Amerika secara keseluruhan akan menjadi negara tanpa mayoritas ras atau etnis.Â
Sebagai sebuah bangsa, Amerika akan memiliki distribusi keluarga dan budaya yang jauh lebih merata ke setiap benua dan akan menjadi jalur potensial pertumbuhan ekonomi dan pengaruh diplomatik dan budaya.Â