Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Afghanistan: Dua Nama Penting dalam Resistansi Anti-Taliban 2.0

27 Agustus 2021   19:31 Diperbarui: 29 Agustus 2021   18:35 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Apa yang mereka perjuangkan sekarang adalah untuk seluruh warga negara Afghanistan, untuk kedaulatan negeri tercinta mereka, untuk perdamaian, toleransi, penerimaan, atau moderasi,atau apapun istilah yang anda gunakan mengenai inklusivitas. 

"Bersama-sama kita akan menulis halaman baru dalam kisah Afghanistan. Ini akan menjadi babak baru dalam perlawanan abadi kaum tertindas melawan tirani." Kata Ahmad seperti yang diwartakan Hindustan Times.

Jumlah Taliban melebihi jumlah kekuatan perlawanan, mereka juga memiliki lebih banyak persenjataan tetapi apa yang dimiliki Ahmad dan anak buahnya adalah keinginan tulus untuk membela tanah air mereka dan mungkin saja mereka menjadi faktor pengubah yang afghanistan butuh. 

Nama pemimpin kedua perlawanan anti-Aaliban adalah Amrullah Saleh yang menjabat sebagai Wakil Presiden Afghanistan. Saleh, yang juga mantan mata-mata dan mantan komandan gerilya ini mengatakan bahwa dirinya sekarang merupakan presiden sementara Afghanistan.

Pada 15 Agustus saat mantan Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan, Amrullah saleh termasuk di antara sedikit yang tetap tinggal di Afghanistan. Dia dilaporkan mundur ke pertahanan terakhir Afghanistan yang tersisa di lembah Panjshir. 

Sehari kemudian pada 16 Agustus beberapa gambar muncul mereka menunjukkan saleh dengan Ahmad Masoud. Pada hari yang sama Saleh mengeluarkan tweet yang mengklaim bahwa dia masih berada di Afghanistan untuk membentuk aliansi anti-taliban. 

Taliban tidak bisa menaklukkan Panjshir dalam rezim terakhirnya antara tahun 1996-2001, sebagian besar karena kesukaran geografisnya juga karena aliansi utara merupakan kekuatan perlawanan yang paling kuat terhadap Taliban. Atau mungkin sejarah dari masa lalu di mana lembah Panjshir menjadi tempat yang belum pernah takluk oleh rezim manapun. 

Amrullah Saleh merupakan pria berusia 48 tahun dari etnis Tajik Afghanistan yang menjadi yatim piatu pada usia yang sangat muda. Saleh juga memiliki saudara perempuan yang disiksa sampai mati oleh Taliban pada tahun 1996.

Dalam tulisannya di majalah Time, Saleh mengatakan, 

"Pandangan saya tentang Taliban berubah selamanya karena apa yang terjadi pada tahun 1996 sampai 2001."

Sebagai bagian dari perlawanan anti-Taliban ia menjadi aset kunci bagi hubungan CIA dan Afghanistan saat itu, dan sekaligus membuka jalan baginya untuk memimpin badan intelijen Afghanistan yang baru dibentuk pada tahun 2004, Direktorat Keamanan Nasional atau NDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun