Aku cinta teknologi
Aku benci teknologi
Aku bukan ortodoks
Aku juga tidak bodoh
Aku cinta damai
Tapi tetap saja benci
Teknologi memberi kita banyak hal
Aku ingat, ada saatnya aku menyembahnya
Teknologi memproduksi mesin
Mereka menghasilkan robot untuk kita
Mesin mulai membangun
Rumah, jembatan dan jalan layang
Mesin membantu produksi
Produksi makanan dan kain
Produksi susu dan sutra
Dan blah blah blah
Mereka membuat hidup kita lebih mudah
Mereka membuat hidup kita lebih aman
Mereka memberikan keamanan yang lebih baik
Mereka menyediakan alat yang lebih baik
Mereka membuat hidup kita lebih lama
Mereka membuat hidup kita lebih pintar
Mereka memberi kita secercah harapan
Mereka berjanji lebih banyak
Mereka menjanjikan lebih banyak kebebasan
Mereka menjanjikan waktu luang
Mereka menjanjikan lingkungan yang lebih baik
Mereka menjanjikan udara, air, tanah yang bersih
Mereka menjanjikan harmoni dan kedamaian
Mereka menjanjikan kesetaraan untuk semua
Teknologi
Maju secara eksponensial dari hari ke hari
Tapi ada yang salah
Seseorang menangkap teknologi
Membajak dan menyalahgunakannya
Dengan menerapkan pikiran kotor mereka
Kita masih punya mesin dan robot
Kita masih punya logika dan keterampilan
Tapi dimana kebebasan dan perdamaian?
Dimana lingkungan bersih?
Dimana air, udara dan tanah bersih?
Dimana waktu luang yang dijanjikan?
Sekarang kita juga punya bom nuklir
Kita punya senjata penghancur massal
Kita punya alat pintar untuk kepunahan kita
Kita punya senjata pemusnah massal
Robot sedang diubah
Dari robot menjadi manusia
Manusia sedang diubah
Dari manusia menjadi mesin
Ya, perbudakan kembali dalam ruang dan waktu
Mesin telah memperbudak manusia
Robot telah diberikan kewarganegaraan dan hak sipil
Mesin telah disiapkan, siap berperang melawan manusia
Pertanyaannya adalah siapa pelakunya?
Apakah teknologi?
Tidak, tidak sama sekali. Aku tahu ini dengan sangat baik
Tapi aku masih membenci teknologi
Pelaku sebenarnya adalah para rakus yang lapar
yang menangkap, membajak dan menyalahgunakan
Teknologi untuk keserakahan mereka
Padahal sudah punya semua yang mereka butuhkan
Teknologi dengan mudah menyerah
dan membiarkan diri digunakan untuk keserakahan
Inilah mengapa aku benci teknologi
Tapi aku punya pertanyaan besar untuk diri sendiri. Aku masih ragu,
"Dapatkah aku benar-benar hidup tanpa teknologi"
"Mungkinkah aku mencintainya juga?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H