Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kiat Memelihara Keingintahuan Anak

12 Desember 2020   01:52 Diperbarui: 12 Desember 2020   12:36 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | iStock.com/VisualCommunications

Anak-anak adalah makhluk paling sibuk di dunia. 

Punya anak kecil itu menyenangkan. Beberapa kali saya menemukan diri terpaku dan tersenyum betapa indahnya pemandangan tingkah Memito, putriku satu-satunya yang genap dua tahun Oktober kemarin. Tingkahnya mirip pemandangan pulau Um kalo dilihat dari pinggiran pantai Malaumkarta (setidaknya itu pemandangan indah saya, sobat sekalian tentu punya pemandangan indahnya masing-masing). 

Di waktu tertentu, alien kecil ini bikin lucu dan deg-degan hanya dengan melihat perjuangannya belajar jalan atau panjat tempat tidur. Di satu sisi, saya ingin melihat seberapa besar jiwa pantang menyerahnya atau mungkin hanya karena kikuknya yang nge-gemesin ketika melakukannya. Di satu sisi, saya khawatir ia terjatuh dan menderita kesakitan.

Tapi Memito juga kadang juga bikin jengkel dengan kelakuannya yang sudah ditegur untuk tidak buka tutup pintu karena takut tangannya kejepit kayak kemarin...eh masih juga dilakukan. Jadi beberapa minggu lalu, Memito suka main buka-tutup pintu. Pintu mana saja - belakang, depan, dan kamar-kamar - semua suka dibuka-tutup. Satu hari saya dikejutkan oleh tangisannya. Saya yang sedang berada di halaman belakang rumah pun berlari dengan jantung berdebar ke dalam untuk memeriksa. Saya kaget bukan main, Memito sedang berdiri di atas kursi sambil menangis tersedu. Dia melihat ke arah saya yang baru masuk dari pintu belakang lalu mengangkat telunjuknya ke arah pintu yang terbuka ke arah dalam kamar dengan pemandangan sedih dan marah yang luar biasa, seakan "pa, pintu ini jahat sekali sama saya". Pasti tangannya kejepit pintu lagi. 

Lalu saya menggendongnya dan memeriksa jari dan tangannya. Tidak ada bekas memar baru di manapun. Jadi saya putuskan untuk tanya saja langsung pada si korban, tangan mana yang kejepit. Dia menggeleng dan menjawab "incu...incu..." sambil menunjuk ke arah pintu. Aneh, ia tidak berusaha menunjukan jari yang sakit karena kejepit. Saya tanya lagi berulang kali, siapa tahu dia salah mengerti ucapan saya. Tapi Mito terus menggeleng, mengulang "incu...incu.." dan menunjuk pintu. wajahnya terlihat frustasi, sudah dijelaskan berulangkali bapak masih saja ga ngerti. Saya lalu diam sejenak, mencoba memahami kejadian. Dalam sekejap, ada bunyi lonceng di kepala. Ternyata ia frustasi karena sudah berulang kali mencoba tapi pintu masih saja belum bisa berhasil dikuncinya. Perasaan saya berubah seketika dari deg-degan dan khawatir berubah menjadi lucu setengah mati. Bagaimana bisa seseorang tersiksa setengah mati selama berhari-hari hanya karena tidak tahu cara mengunci pintu? Tangannya bahkan sudah terjepit berulang kali, masih saja dicoba. Duh, nak. tunggu kamu besar dikit dulu kan bisa.

Tapi yah, begitulah anak-anak, susah ditebak mirip sepakbola. Kalian mungkin berpikir mereka mudah ditebak, tidak sobat! mereka selalu susah ditebak. Maksudku, kalian pikir semua anak menyukai mainan di pasar atau toko? hah... belilah mereka mainan yang banyak. Besok kalian harus melerai pertengkaran si kecil dan sepupu sebayanya memperebutkan botol kemasan air mineral kosong, dan semua mainan itu dibiarkan begitu saja oleh mereka. Botol air mineral kosong coba! bisa gila saya. Segila kenyataan brazil kalah di hadapan pendukungnya sendiri 1-7 vs Jerman  di Piala Dunia 2014. Maksud saya, tidak ada di kamus manapun untuk bisa memprediksi hal-hal seperti itu.

Untuk hal keasyikan bermain, botol air mineral pada suatu waktu bisa mengalahkan semua mainan terbaik yang pernah ada. Pada suatu waktu bisa saja botol air mineral itu adalah sebuah batu dari depan rumah, atau mungkin topi yang sering kalian pakai. Dan itu hanya satu dari beberapa kejutan yang mereka hadirkan. Masih banyak lagi hal-hal "konyol" mereka, yang bikin kita makin jatuh hati. Kalian yang sudah lebih dulu punya anak, pasti memahaminya lebih baik dari saya.

Saya penasaran dan ingin cari tahu biar bisa menghadapi tingkah Memito jadi saya cari di internet dan buku tentang apa yang mendorong anak-anak untuk melakukan sesuatu. Dan yang saya temukan adalah Curiosity atau penasaran, atau kepo. Penasaran merupakan biang kerok untuk hampir semua kegiatan yang dilakukan anak-anak. 

Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di sini, penasaran adalah hal yang sangat menyiksa. Seperti gatal yang harus digaruk. Sebenarnya orang dewasa juga punya rasa penasaran yang tinggi tapi seiring waktu rasa penasaran kita terkikis, karena apa yang mau dikepoin kalo kita sudah tahu tentang apa yang harus dilakukan untuk bertahan hidup. Toh kita sudah mempelajarinya bertahun-tahun. Tapi bagi anak kecil banyak yang harus dikepoin untuk lebih mengenal dunia ini agar nantinya mereka bisa bertahan hidup di sana. Penasaran ini sangat baik. Semakin besar rasa penasaran, semakin baik bagi perkembangan anak. 

Semakin penasaran seorang anak, semakin banyak ia belajar. Memupuk rasa ingin tahu anak adalah salah satu cara terpenting untuk membantunya menjadi pembelajar seumur hidup.

Bayi terlahir sebagai pembelajar, dengan keingintahuan alami untuk mencari tahu bagaimana dunia bekerja. Keingintahuan adalah keinginan untuk belajar. Ini adalah keinginan untuk mengeksplorasi, menemukan dan mencari tahu.

Orang tua dan pengasuh tidak harus "membuat" anak mereka penasaran atau "mendorong" anaknya untuk belajar. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa keinginan internal anak untuk belajar (keingintahuan mereka) yang memotivasi dia untuk mencari pengalaman baru dan mengarah pada kesuksesan yang lebih besar di sekolah dalam jangka panjang, bukan tekanan eksternal.

Rasa ingin tahu adalah sesuatu yang dimiliki semua bayi sejak lahir. Mereka datang ke dunia dengan dorongan untuk memahami cara kerja dunia:

  • Bayi baru lahir mengikuti suara, wajah, dan objek menarik dengan matanya.
  • Seorang anak berusia 8 bulan mengocok mainan dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya untuk melihat apa yang bisa dilakukan benda ini.
  • Seorang balita mengambil kursi untuk mencapai meja tempat telepon berada --- sebuah "mainan" yang dia suka keliatannya suka dimainkan kakak atau orang tuanya.
  • Seorang anak berusia 2 tahun berpura-pura menjadi tukang pintu seperti orang tua dan kakak, lalu berusaha membuka-mengunci pintu untuk mencari tahu bagaimana rasanya berada di posisi mereka.

Tip untuk Memelihara Keingintahuan Anak

Contohkan minat pada dunia di sekitar kita.

Berjalan-jalan di luar dan bertanya-tanya tentang pepohonan, langit, bintang. Juga biarkan anak melihat kita mengejar minat kita sendiri.

Ikuti jejak anak.

Dorong minat alami. Anak-anak belajar lebih banyak melalui aktivitas yang menarik perhatian dan imajinasi mereka. Jika dia suka musik, sering mainkan untuknya, buat dan mainkan alat musik bersama, menari bersama. Jika serangga adalah hal yang disukainya, berikan dia sekop dan jaring. Temukan buku tentang serangga dan bacakan untuknya.

Jawab pertanyaan dengan sederhana dan jelas dan sesuai dengan perkembangannya.

Kita akan menjawab pertanyaan tentang dari mana bayi berasal jauh berbeda jika sang anak berusia tiga atau tiga belas tahun. Dan, berapa pun usia anak, selalu tanyakan dulu apa pendapatnya sebelum menjawab. Seorang anak berusia lima tahun bertanya kepada ibunya, "Dari mana saya berasal?" Ibu melanjutkan untuk berbicara secara mendalam (dengan cemas tersandung pada setiap kata) tentang proses reproduksi. Anaknya memandanginya dengan bingung, dan pada akhirnya menjawab, "Maksud saya, apakah ibu berasal dari Jakarta seperti Ayah atau dari tempat lain?"

Dan, jika kita tidak memiliki jawabannya, katakan saja. Ini akan memberi tahu mereka bahwa tidak apa-apa jika kita tidak punya semua jawaban. Ini juga memberikan kesempatan untuk mencontoh bagaimana cara menemukan jawaban. Pergilah bersamanya ke perpustakaan atau telepon orang lain yang mungkin tahu. Usahakan sebisa mungkin agar anak tidak melihat ketika kita sedang mencari jawaban untuknya di internet. Ini berguna agar anak selalu mengandalkan orang tua yang mempunyai filter bagi pengetahuannya. 

Gunakan perpustakaan!

Lakukan karyawisata ini sesering mungkin. Buku adalah jendela ke semua jenis dunia yang menyenangkan bagi rasa penasaran anak. Anak-anak kecil yang terpapar buku menjadi pembaca yang lebih baik. Biarkan anak memilih bukunya sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa tidak masalah apakah anak-anak membaca buku tentang roket atau komik, tujuan kuncinya adalah agar mereka suka membaca dan minat mereka bisa diketahui.

Rangsang anak dengan pertanyaan terbuka.

Maksudnya, pertanyaan yang tidak punya jawaban benar atau salah, dan tidak bisa dijawab hanya dengan satu kata seperti "ya" atau "tidak". "Bagaimana perasaanmu tentang... ..", "Seperti apa (pengalaman ini dan itu) bagimu....", "Ceritakan tentang apa yang terjadi di sekolah hari ini." Jenis pertanyaan ini mendorong anak untuk mengembangkan pikiran dan idenya, menunjukkan cinta dan minat orang tua padanya, dan akan membuka sebuah jendela bagi orang tua untuk masuk ke dalam kehidupan batinnya.

Alihkan mereka, jangan putus asa.

Cobalah untuk mencari tahu apa yang menarik minatnya, atau keterampilan apa yang sedang coba dikuasainya dan ciptakan cara yang aman dan dapat diterima untuk dijelajahi. Misalnya, jika anak sedang menjelajahi tanaman hias, jauhkan dari jangkauannya tetapi tawarkan alternatif yang dekat. Taruh beberapa tanah dalam wadah plastik untuk dimainkan dan diperiksa oleh sang anak. Jika dia suka menuangkan air dari cangkirnya ke kursi tinggi atau lantai, pindahkan dia ke lantai dapur, bak mandi, atau halaman belakang setelah makan sehingga dia dapat menjelajahi dan bereksperimen dengan air tanpa bikin kita "gila". Ini juga akan mengajarkan anak-anak keterampilan mengenai pemecahan masalah, cara-cara kreatif dan dapat diterima untuk melakukan dan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Berikan waktu untuk aktivitas terbuka.

Tidak seperti beberapa mainan yang dirancang untuk digunakan dengan cara tertentu, bahan seperti kotak, balok, air, pasir, panci dan wajan, dan bahan seni lainnya, dapat digunakan secara imajinatif. Jangan beri tahu anak apa yang harus dilakukan dengan benda itu, bagaimana melakukannya atau seperti apa bentuknya pada akhirnya. Biarkan rasa ingin tahu anak menjadi pembimbingnya.

Didorong oleh rasa ingin tahu, orang-orang berusaha menjelajahi dunia. Namun, tidak ada masa dalam hidup ini saat rasa ingin tahu lebih kuat daripada masa kanak-kanak.

Dunia seorang anak kecil penuh dengan makanan baru untuk dicicipi, orang baru untuk ditemui, permainan baru untuk dimainkan, kata-kata untuk dipahami, tempat untuk dikunjungi, dan konsep untuk dikuasai. Bayi dan balita akan menyentuh, merasakan, mencium, memanjat, menyodok, membongkar, menonton, mendengarkan, dan belajar lebih banyak daripada waktu lainnya dalam hidup. Sederhananya, itu adalah cara bagaimana mereka belajar. Jangan hentikan mereka tapi peliharalah penasarannya, hingga penasaran menjadi bagian dari gaya hidup mereka untuk terus belajar dan belajar menjadi generasi yang lebih baik dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun