Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pena Dilan "Genghis Khan"

3 November 2020   20:21 Diperbarui: 4 November 2020   11:01 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan sosok Genghis Khan (tirto.id)

Dia adalah salah satu panglima perang paling menakutkan yang pernah hidup. Dengan melancarkan serangan yang tak terbendung, penaklukan di seluruh benua Eurasia. Tetapi apakah Genghis Khan hanyalah seorang barbar yang kejam ataukah pemersatu yang membuka jalan menuju dunia modern? Akan kita lihat dalam pengadilan berikut. Sidang dimulai!

"Siapa yang menjadi tergugat hari ini?" Tanya hakim Lukas membuka persidangan.

"Khan!?" Jawaban penuntut yang terlihat sangat bersemangat mengubah raut muka di wajah hakim yang sekarang tampak gemetaran, terlihat butiran keringat bercucuran turun di dahinya.  

Penuntut melanjutkan, "Saya melihat yang mulia hakim akrab dengan Genghis Khan, panglima perang Mongol abad ke-13, yang kampanye militernya menewaskan jutaan orang dan tidak meninggalkan apa pun selain kehancuran di belakangnya."

"Keberatan! pertama-tama, namanya dieja Chinghiz Khan." Pembela mengajukan keberatan.

"Benarkah?" Tanya hakim menyela.

"Di Mongolia, ya." Jawab Pembela melanjutkan, "Bagaimanapun, dia adalah salah satu pemimpin terbesar dalam sejarah manusia. Lahir dengan nama Temjin, dia tidak memiliki ayah dan melarat sebagai seorang anak, tetapi terus berlanjut mengatasi perselisihan terus menerus untuk menyatukan klan Mongol yang sedang berperang dan pada akhirnya menjadi kerajaan terbesar di dunia yang membentang dari Pasifik sampai ke jantung Eropa."

 "Dan apa yang begitu hebat tentang invasi dan pembantaian?" Tanya penuntut sinis, "Cina utara kehilangan dua pertiga populasinya. Dinasti Jin telah yang sudah lama melecehkan suku utara membayar mereka untuk bertarung satu sama lain dan secara berkala menyerang mereka. Genghis Khan tidak mengalami nasib yang sama seperti Khan terakhir yang mencoba untuk menyatukan bangsa Mongol, dan perubahan demografis mungkin menyebabkan pendataan penduduk yang buruk, belum lagi banyak petani yang dibawa menjadi tentara Khan. Anda dapat memilih alasan manapun yang diinginkan tetapi apapun pilihan anda, mereka menyapurata seluruh kota bersama dengan penduduknya. Khan lebih memilih musuh untuk menyerah dan membayar upeti tetapi dia sangat percaya pada kesetiaan dan hukum diplomatic. Kota yang dibantai adalah orang-orang yang memberontak setelah menyerah atau dibunuh sebagai seorang duta besar. Dia adalah contoh pemahaman tentang keadilan yang ketat. Banyak catatan yang menunjukkan kebrutalan militernya melampaui keadilan: merobek anak-anak yang belum lahir dari rahim ibu, menggunakan narapidana sebagai pelindung manusia, atau pengisi parit untuk menopang mesin pengepungan, membawa semua wanita dari kota-kota yang ditaklukkan untuk ..."

"Cukup!" Potong hakim yang tidak sanggup mendengar penjelasan lebih lanjut dari penuntut. "Betapa barbarnya."lanjutnya geram.

"Apa itu lebih buruk daripada tentara abad pertengahan lainnya?" Tanya Pembela melanjutkan pembelaannya.

"Hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk kekejamannya..." Jawab penuntut sebelum ditimpali lagi..

"..tapi itu membuat Chinghiz Khan tidak terkecuali di masanya dan bukan sekedar orang biadab yang haus darah." Lanjut pembela menimpali. "Kenyataannya, setelah penyatuan suku ia mengakhiri penculikan wanita. Wanita mongol mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada kebanyakan lainnya di dunia saat itu. Mereka mengendalikan urusan dalam negeri, boleh menceraikan suami, dan merupakan penasihat tepercaya. Temjin tetap bersama isteri pertamanya sepanjang hidup bahkan membesarkan putra mererka yang mungkin tidak sah sebagai anaknya sendiri."

"Terlepas dari itu, warisan Genghis Khan adalah bencana: hingga 40 juta orang tewas sepanjang Eurasia. selama penaklukan keturunannya. 10 persen populasi dunia. Itu bahkan belum termasuk korban dari Wabah Hitam yang dibawa ke Eropa lewat pengepungan kota Kaffa oleh Orde Emas."

"Pastinya itu tidak disengaja." Kata hakim coba meluruskan narasi penuntut barusan.

"Sebenarnya ketika mereka melihat pasukan mereka sendiri sekarat karena wabah, mereka lontarkan tubuh yang terinfeksi melewati tembok kota." Sambung penuntut.

Pembela melengkungkan senyum, "Baiklah. Catatan yang anda referensikan ditulis lebih dari seratus tahun setelah kejadian. Seberapa bagus catatan tersebut bisa diandalkan menurut anda? Jangan lupa orang-orang yang selamat dan menuai manfaat dari Kekaisaran Chinghiz Khan."

"Manfaat?" Tanya hakim.

"Kekaisaran Mongol mempraktikkan toleransi beragama di antara rakyatnya, mereka memperlakukan tentara mereka dengan baik, mempromosikan mereka berdasarkan prestasi daripada jalur keturunan, mendirikan sistem pos yang luas dan menegakkan supremasi hukum universal, tidak lupa menyebutkan kontribusi mereka terhadap budaya"

"Yang anda maksud seperti penghancuran Hulagu Khan terhadap Baghdad, ibu kota budaya kala itu? Perpustakaan, rumah sakit dan saluran irigasi yang dibakar?"Tanya penuntut menimpali dengan geram.

"Baghdad sangat tidak beruntung, tetapi karena Khalifnya menolak menyerah, dan Hulagu kemudian dihukum oleh Berke Khan karena kehancuran yang kejam itu. Menghancurkan budaya bukanlah kebijakan Mongol. Biasanya mereka menyelamatkan cendekiawan, dokter dan pengrajin dari tempat penaklukan dan mentransfernya sesuai bidangnya ke seluruh dunia. Mereka menyebarkan pengetahuan ke seluruh dunia."

"Okelah. Lalu bagaimana dengan kehancuran Kievan Rus? meninggalkan orang-orangnya dalam abad kegelapan bahkan ketika Renaisans menyebar ke seluruh Eropa Barat?" Tanya penuntut sinis.

Pembela menanggapinya, "Eropa Barat hampir tidak damai pada saat itu. Stabilitas kekuasaan Mongol membuat Jalur Sutra berkembang sekali lagi memungkinkan perdagangan dan pertukaran budaya antara Timur dan Barat dan warisannya ditiru Rusia dan China dari pangeran yang berperang menjadi negara bersatu. Nyatanya, lama setelah kekaisarannya, keturunan Chinghiz Khan dapat ditemukan di antara bangsawan yang berkuasa di seluruh Eurasia"

"Tidak mengejutkan bahwa seorang tiran akan menginspirasi tiran setelahnya" Timpal penuntut.

 hati-hati dengan panggilan anda kepadanya, anda mungkin masih keturunannya."

"Apa?" Penuntut tersentak, tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

"16 juta pria hari ini adalah keturunan dari Chinghiz Khan, yang berarti itu 1 dari setiap 200."

Ruang sidang seketika tenang.

Hakim menghela napas panjang... "huuf...Baiklah. Sidang ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Sekian. Terima kasih"

Dug.Dug.Dug. Hakim menutup sidang hari itu dengan ketukan palu.

Untuk setiap Penakluk hebat ada jutaan yang ditaklukkan. Cerita siapa yang akan bertahan? Bisakah menganggap signifikansi sejarah dan budaya seorang pemimpin lebih penting daripada jumlah kematian yang mereka sebabkan selama ini?

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika kita mengadili sejarah.

Dilan meletakan penanya. Huh...laporan selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun