Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Perang Mawar" yang Menginspirasi Game of Thrones

27 Oktober 2020   00:31 Diperbarui: 27 Oktober 2020   18:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Serial TV Game of Thrones (newscase.com)

Sejauh yang kita tahu, Inggris di abad pertengahan tidak pernah diserbu oleh zombie es, atau diteror oleh naga. Tapi Negara Ratu Elizabeth pernah terguncang oleh perebutan kekuasaan di antara dua keluarga bangsawan, yang membentangi beberapa generasi dan melibatkan kumpulan pelaku yang besar dengan alasan yang rumit dan kesetiaan yang berubah-ubah. 

Kalau ini terdengar familiar, itu karena konflik bersejarah yang disebut Perang Mawar tersebut menjadi dasar dari drama dalam Game of Thrones, yang menjadi salah satu serial drama televisi paling sukses sepanjang sejarah dunia hiburan.

Cerita Perang Mawar bermula di tahun 1377, ketika benih-benih perang muncul saat wafatnya Raja Edward III. Putra sulung Edward meninggal sebelum ayahnya, tetapi putranya yang berusia 10 tahun, Richard II, mewarisi takhta melangkahi dua kakaknya yang masih hidup. 

Karena kedua kakaknya dilangkahi, menyebabkan klaim takhta berkelanjutan di keturunan kerajaan, terutama keluarga Lancaster, keturunan dari putra ketiga Edward; dan keluarga York, keturunan dari putra ke-empatnya. Nama untuk rangkaian perang yang terjadi berasal dari lambang yang terkait dengan kedua keluarga, yaitu mawar putih dari York dan mawar merah dari Lancaster.

Ilustrasi (pngdownload.id)
Ilustrasi (pngdownload.id)
Keluarga Lancaster pertama mewarisi takhta ketika Richard II digulingkan oleh sepupunya Henry IV pada 1399. Meskipun ada kerusuhan dari masa ke masa, kekuasaan mereka tetap aman sampai 1422, ketika kematian Henry V dalam suatu kampanye militer meninggalkan bayi Henry VI sebagai raja.

Berkemauan lemah dan dikuasai oleh penasehat, Henry VI dibujuk menikahi Margaret dari Anjou untuk mendapatkan dukungan Prancis. 

Margaret cantik, berambisi, dan kejam mengatasi segala yang mengancam kekuatannya, dan, di atas segalanya, dia mencurigai Richard dari York. Richard adalah penasehat dekat dan jenderal yang setia kepada Raja, tetapi dia semakin disingkirkan oleh Ratu yang mempromosikan pendukung favoritnya, seperti para Earl dari Suffolk dan Somerset. 

Karena Richard mengkritik penanganan mereka yang tidak kompeten dalam perang melawan Prancis, dia disingkirkan dari istana dan dipindahkan ke Irlandia.

Sementara itu, meningkatnya kegagalan militer dan pemerintahan yang korup oleh Margaret dan sekutunya menyebabkan meluasnya ketidakpuasan, dan di tengah kekacauan ini, Richard dari York kembali dengan tentara untuk menangkap Somerset dan memperbarui pemerintah. 

Walaupun awalnya tidak berhasil, dia berhasil untuk diangkat sebagai Protector of the Realm (Pelindung Kerajaan) setelah Henry menderita gangguan mental.

Namun, kurang dari satu tahun kemudian, Henry tiba-tiba pulih dan Sang Ratu membujuknya untuk membalikkan reformasi Richard. Richard melarikan diri dan mengangkat tentara sekali lagi. 

Walaupun dia tidak dapat merebut takhta secara langsung, dia berhasil diaktifkan kembali sebagai Protector dan memastikan bahwa dirinya dan ahli warisnya akan menggantikan Henry. 

Tetapi, alih-alih sebuah mahkota, Richard tewas setelah tertikam tombak di kepalanya dalam pertempuran melawan para pendukung Ratu. Putra muda York mengambil klaim ayahnya dan dimahkotai sebagai Edward IV. Ia menikmati keberhasilan militer besar atas Wangsa Lancaster.

Henry ditangkap, sementara Margaret melarikan diri ke pengasingan dengan putra mereka yang dilaporkan kejam, Edward dari Westminster. 

Namun Raja yang baru dimahkotai membuat kesalahan politik yang tragis ketika menolak mundur dari perjodohannya dengan seorang putri Prancis untuk menikah secara rahasia dengan seorang janda berkebangsawanan minor. Hal ini menjauhkannya dari pendukungnya yang paling berkuasa, Earl dari Warwick. 

Earl bersekutu dengan Wangsa Lancaster, membujuk George, saudara Edward yang cemburu padanya, untuk melawan Edward, dan bahkan, dalam waktu singkat, dapat mengembalikan Henry sebagai Raja. 

Tapi tidak bertahan lama, Edward merebut kembali takhta, Pangeran Lancaster tewas dalam pertempuran, dan Henry sendiri meninggal dalam tawanan tidak lama setelah itu. Sisanya, pemerintahan Edward IV tetap damai.

Tetapi setelah Edward meninggal pada 1483, pertumpahan darah berlanjut. Walaupun putranya yang berusia 12 tahun ditentukan untuk menggantikannya, Richard III, saudara Edward, menyatakan bahwa keponakannya tidak sah akibat pernikahan rahasia ayah mereka. 

Dia mengambil kendali perwalian dan melempar keponakannya ke dalam penjara. Walaupun tidak ada orang yang tahu apa terjadi pada mereka pada akhirnya, beberapa waktu kemudian, mereka menghilang dan kekuasaan Richard tampaknya aman.

Namun kejatuhannya datang hanya dua tahun kemudian dari seberang laut sempit Selat Inggris. Henry Tudor adalah keturunan langsung dari Duke Pertama Lancaster, dibesarkan dalam pengasingan setelah ayahnya wafat dalam sebuah pemberontakan. 

Karena perebutan kekuasaan Richard III menyebabkan keretakan dalam fraksi York, Henry menang dukungan untuk klaim kerajaannya. Setelah menggalang tentara di Prancis, dia menyeberangi Selat Inggris pada 1485 dan segera mengalahkan pasukan Richard. 

Dan dengan menikahi Elizabeth dari York, kakak kedua pangeran yang hilang, Henry VII yang baru dinobatkan menggabungkan kedua mawar itu, akhirnya menghentikan rangkaian perang yang berlangsung hampir satu abad.

Ilustrasi (hipwee.com)
Ilustrasi (hipwee.com)
Kita sering berpikir tentang perang bersejarah sebagai konflik tertentu dengan pemenang dan pecundang yang jelas. 

Tetapi Perang Mawar, seperti fiksi yang diinspirasi olehnya, Game of Throne, menunjukkan bahwa kemenangan itu tidak menentu, aliansi mungkin berubah-ubah, dan bahkan kekuasaan para Raja, seperti layaknya musim, hanya sekejap saja. Tidak berbeda jauh dengan politik masa kini, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun